Yoongi duduk termenung dalam ruang rawat inapnya, terhitung sudah dua hari setelah kejadian menyedihkan dalam hidupnya.
Ia hanya anak haram yang tak diharapkan, ia bukan juga penyandang marga Min. Lalu dirinya siapa? Semua spekulasi negatif itu masih berputar diatas kepalanya.
Meski sang ayah sudah mengatakan Yoogi tetaplah anaknya, tetap saja semua kenyataan itu akan kembali menguar.Jungkook saat ini tengah menjalani tour yang terahir, sisa dari jadwal event nya bersama Bangtan untuk scedule. Saat akan pergi dirinya pun berpesan pada Yoongi untuk beristirahat tanpa memikirkan beban berat apapun.
Ketika mengingatnya membuat Yoongi tersenyum kecil, Jungkook membuat dunianya kembali hidup. Tak salah semua pilihan yang ia putuskan selama ini.
"Hyung aku datang". Seperti biasa Woozi dengan suara cemprengnya datang menenteng beberapa paper bag yang setiap saat selalu seperti itu.
"Kenapa hyung menangis hikkksss hiksss". Ahhh ia akan mudah ikut terbawa perasaan apalagi menyangkut Yoongi.
"Hyung tetaplah hyungku, Min Yoongi kakak dari Min Jihoon jadi jangan pernah bersedih lagi hyung, kami semua ada untuk hyung". Yoongi mengangguk kecil seketika tersenyum haru mendengar penuturan polos adiknya.
"Ini dari Jungkook-hyung, biar hyung tidak kurus lagi dan cepat sembuh hihihihi". Yoongi menggusak sayang poni Woozi.
Bersyukur sekali memiliki mereka didekatnya.
"Hyung jangan sedih lagi yah, aku capek liat hyung nangis, aku ingin liat hyung senyum biar manis hehehehe". Yoongi menatapnya sendu berhambur memeluk Woozi sembari terisak.
"Gomawo.....". Bisiknya.
"Hyung......"
Isakan itu bertambah keras seiring usapan lembut Woozi pada punggung Yoongi.
"Ini sakit sekali. Ini sugguh sakt hikssss. Aku anak haram zi, aku hanya sampah yang tak diharapkan ini sakit hiksss". Jemari kecil itu mencoba menutup kedua matanya yang kembali megeluarkan air mata.
"Hyung tenanglah, hyung....".
Seolah tak peduli Yoongi hanya terdiam meringkuk gemetaran sembari terisak, menenggelamkan kepalanya ke perpotogan lengan. Tangis keduanya kembali pecah. Woozi hanya berusaha menenangkan Yoongi dengan memeluk tubuhnya.
Tanpa sadar keduanya terlelap dalam damai sakig lelahnya menangis. Yoogi menggeliat merasakan haus, setelah menghabiskan segelas air putih ia berencana untuk tidur kembali tapi nihil malah bertemu sosok yang telah melukai perasaannya.
"Apakah kau senang". Ucapan dingin itu kembali terdengar, membuat Yoongi kembali tertunduk.
"Apakah anak bodoh ini sudah mendapat kesenangannya". Ulangnya
"Belum cukup baikkah diriku merawatmu dari kecil, menyekolahkanmu memberi uang jajan dan yang lainnya, apakah diriku masih dicap orang yang jahat disini. Kau sungguh tak tau diri Yoongi".
"APA ORANG-ORANG MASIH AKAN MENGATAIKU JAHAT. JAWAB YOONGI".
"Apa perlu kau tau alasan kami berpisah itu murni adalah kesalahanmu, kau anak haram yang tidak diharapkan dan ayah yang kau banggakan itu meninggalkanmu. KARENAMU ITU SEMUA KARENAMU......"
Yoongi masih memeandang lantai dengan pandangan tak fokus, maniknya buram terkena air mata bahkan bertambah parah seolah ubin itu nampak berputa didepannya.
"Kuharap setelah ini tak ada lagi kesialan darimu hah, atau lebih baik kau mati daripada tak berguna sama sekali".
Brugggg
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
Teen FictionAku jatuh cinta pada setiap lirik yang kau buat, sungguh hatiku ikut merasakan sedih, susah, pahit bahkan senang. Bolehkah aku berharap satu hal. Bisakah aku mengisi tiap kata yang akan kau tulis nantinya?, aku berharap diriku bisa kau sebut dalam t...