CHAPTER 22

11.8K 315 18
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cukup cerah, matahari sudah menunjukan cahaya sinarnya di pagi ini. Suara burung-burung mulai memamerkan kicauan yang terdengar begitu merdu. ditambah suasana luar terasa sejuk.

Para penghuni rumah, mulai menjalankan aktivitas mereka dipagi hari. Memulai kesibukan mereka masing-masing. Suara berisikan, mulai terdengar dilantai dua. Dimana sang pemilik kamar yang masih menutupi pintunya dengan rapat.

Suara alarm ponsel terus bergema, membanguni sang empunya kamar.

Krrriiiiingggg ...

Kedua kelopak mata mengerjapkan kedua matanya yang masih terasa begitu berat, untuk dibuka. Namun suara kebisingan terus menganggu sang perempuan cantik, yang masih terlelap dibawah lantai keramik, dilapisi dengan selimut tebal, menutupi seluruh tubuhnya. Dengan cepat Aline meraba tangan kirinya kearah ranjang tidur. Namun ada berasa berbeda dari tempat tersebut. Aline mencoba kembali untuk menyentuh lainnya.

Mata indahnya seketika terbuka lebar sempurna, Aline menatap kearah sisi kirinya, mendapatkan sosok seorang lelaki yang masih tertidur lelap. Siapa lagi kalau bukan David, yang terlihat terlelap dengan selimut hangat, menutupi seluruh tubuh atletis.

"Aaaaaaaa." Aline berteriak semakin menjadi-jadi. Membuat suasana kamar terasa bising. "David! David ... bangun nggak!" Aline memukul tangan kanan kekar David berkali-kali. Membuat sang empunya tidak merasa kesakitan sama sekali.

Namun suara itu pun tetap diabaikan-nya begitu saja. "Dav! Daviiiiddddd." Aline pun berteriak kearah kuping sang suami. Membuat sang empunya pun terpaksa membuka kedua mata, dan menatap raut wajah sang isteri yang terlihat begitu berbeda, dari biasanya.

"Huaaam!!" David pun menguap. Kini kedua matanya melirik kearah raut wajah paras cantik sang istri. "Ada apa lagi sih, Al? Hobby banget ganggu suami lagi tidur." Tanya David. yang masih setia dengan selimut hangatnya.

"Sekarang jawab jujur! Kamu ya, yang letakin aku disini, semalam?"

"Nope!" jawab David dengan singkat.

"Pasti kamu lagi berbohongkan! Ayo ngaku?"

"Nggak ada, Al! Untuk apa aku berbohong pada isteriku sendiri! Tidak ada manfaatnya!" Jawab David. Segera mungkin David bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. sambil mengumpul nyawanya yang masing melayang-layang di dalam kamar.

Aline menatap sang suami dengan lekat. Ia pun dapat melihat tidak ada bau kebohongan dari wajah sang suami sendiri.

Aline kembali memikirkan kejadian hal semalam. Tentang dirinya, yang tiba-tiba saja sudah berada dibawah lantai. Lebih tepat, berada disamping sang suami.

The Best Husband ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang