CHAPTER 14

12.5K 475 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aline menghebuskan nafasnya males.

Setelah beberapa lama Aline menunggu di luar. Aline beranjak masuk menuju ruang tamu dan membaringkan tubuhnya di sofa. Rasanya tubuh ini kelihatan lelah berdiam di luar sana, sambil menunggu seorang yang ia harapkan, untuk datang disaat Aline mempunyai suatu permasalahan. Namun sosok itu tak kunjung datang juga.

Aline kembali menatap layar ponsel. Hampir setengah jam Aline menunggu sambil menatap layar ponselnya yang berada di genggaman.

Drrrrrttt ... Drrrrrttt ... Drrrrrttt ...!!!

Getaran ponsel terus bunyi, menganggu keheninganku berada di ruang tamu. Aku segera mengecek layar ponsel yang aku genggam. Dimana aku mendapatkan sebuah pesan masuk dari Mama.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh Shiiiittt...!" Aku terperanjat saat membaca pesan masuk dari mama.

Hari ini tepat ke sebelas harinya papa sudah mendapatkan rawat terbaik di rumah sakit. Jujur saja, aku sudah melupakan semua tugas ku sebagai anak. Bahkan aku sendiri juga lupa untuk mengunjungi rumah sakit, gara-gara ada suatu hal yang harus aku selesaikan saat itu juga.

"Mbak sriiiii." Aku memanggil salah satu pembantu ku, bernama mbak sri.

"Berisik."

"Astaga!" Aku tersentak, saat mendengar orang berteriak dari ambang pintu utama.

Refleks aku langsung menjauhkan tubuh ku dari arah sofa. Setelah mendengar seorang berteriak dan menoleh kearah sumber suara. Betapa terkejutnya aku mendapati David, bersama Mama dan Papa, yang berada diteras depan rumah.

Aku segera mendekatkan langkahanku keambang pintu, dan meminta Pak Adi, untuk membawakan koper milik Papa, yang berada di tangan David. Suasana ruangan tamu sudah kembali sunyi dan sepi. Hanya ada aku dan David, berada diambang pintu utama. Sedang mama dan papa, kembali ke kamar mereka. Didamping oleh sang pembantu.

"Silahkan masuk." Aku mempersilahkan David untuk segera masuk ke dalam rumah. "Silahkan duduk." Sambil mempersilakannya duduk di sofa. Walaupun merasa aneh hanya berduaan di ruang tamu, tanpa ada orang satu pun menemani kami.

The Best Husband ( TAHAP REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang