❁ Pulang

180 59 6
                                    

"Hey, Nath! Oyyyy!" panggil Aurora.

"..."

"HEH!"

"..."

"Lah anjir, gue dikacangin," gumam Aurora.

"Idiiiih! Lo dipanggil, kok, gak nyaut?" tanya Ethan kepada Nathan.

Nathan tidak menjawab. Dia malah mempercepat langkahnya menuju perpustakaan.

"Ethan!" panggil Aurora.

"Ya?" sahut Ethan.

"Si Nathan kenapa, tuh? Gak nyaut gue. Sakit hati dede."

"Alay," kata Ethan. "Badmood kali liat muka lo."

"Njir gitu amat :("

"Canda :v"

"Au ah. Gue mau ke Nathan aja," kata Aurora, lalu menyusul Nathan menuju perpustakaan.

"Ikut."

"Gue bukan emak lo yang selalu nempel ke mana aja."

"Gitu, ya?"

"Canda, hehe ..."

🌸🌸🌸

"Woy, kulkas dadakan! Napa gak nyaut gue tadi?!" tanya Aurora kesal.

"Dilarang berisik," ucap penjaga perpustakaan.

Ck! Cuma kita bertiga yang ada di sini. Emangnya ganggu siapa, elah?! batin Aurora. Sabar, sabar, sabar.

"Jangan ganggu gue," balas Nathan dingin.

"Kebiasaan kalau ada masalah. Pasti dipendem. Cerita, dong!" kata Ethan.

"Lo ... pergi ...," ucap Nathan kepada Ethan.

"Oooh, masalah ama si Au, ya? Oke, sip dah, gue pergi." Ethan pun pergi dari perpustakaan walaupun sebenarnya gak mau.

Nathan menarik tangan Aurora menuju bagian perpustakaan yang sangat sepi. Ummm, ini bagian buku-buku horor.

"Ke-kenapa harus di sini?" tanya Aurora heran.

"Lo masih inget soal kalimat khas gue?" tanya Nathan.

"Yang terhubung itu?" tebak Aurora.

"Iya."

"Iya, gue ingat dan gue kesel kalau lo ngomong itu lagi."

"Au," panggil Nathan.

"Paan?"

"Coba lo tanya ke Mama lo."

"Tanya apaan?"

"Tanya begini, 'Ma, tahu sama Nathaniel Quinlan gak'?"

"Buat apaan?"

"Tanya aja, siapa tahu jodoh." Nathan tersenyum.

Waiting Your Answer | Chou Tzuyu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang