"Alhamdulillah, anak Mama udah gak jomblo," ucap Damaris begitu Aurora dan Ethan masuk ke rumah Aurora. Ethan membantu Aurora untuk membawakan belanjaannya.
"Eh, apaan. Dia itu temen Au, Ma."
"Cih. Temen, temen."
"Beneran, ih! Tanya aja ke Ethan!" seru Aurora sambil menunjuk Ethan.
"Oooh, Ethan namanya. Baik banget, ya, dia mau bawa belanjaan kamu," ucap Damaris. "Tapi, ya ... KALAU MAU PERGI JALAN-JALAN ITU BILANG KE MAMA DULU!!!"
Astagfirullah, kuping gue torek lama-lama, batin Aurora. Dia hanya bisa mengangguk pasrah—menuruti Damaris.
Ya, mau bagaimana lagi? Apalah daya Aurora melawan orang tuanya. Yang ada malah mendapatkan dosa.
"Ethan, ambil aja anak Tante. Dia itu kesepian banget. Kerjaannya diem mulu di kamar sambil denger lagu ... apa itu, ya? Oooh, lagu EXO sama NCT yang galau-galau. Kasihan Tante liatnya," jelas Damaris—membujuk Ethan.
Anjir, Mama. Gitu amat ke Au :), batin Aurora sambil tersenyum tidak sudi.
Ethan hanya diam sebagai jawaban. Dia pun menaruh belanjaan Aurora di atas sofa.
"Gue pulang dulu. Makasih waktunya." Ethan pergi keluar rumah Aurora. Dia pun memanaskan mobilnya, lalu pergi begitu saja.
"Jangan pacaran sama Ethan!" seru Damaris tiba-tiba.
"Lah, kata Mama Au buat Ethan aja. Kenapa tiba-tiba ngelarang?" Aurora menyindir Damaris.
"Tuh, anak kagak ada sopan-sopannya ke orang tua! Watados!" Damaris mulai kesal.
"Dia emang gitu orangnya. Mau ke yang seusianya, lebih muda, orang tua, kakek-kakek, nenek-nenek, balita, ayam, bebek, zigot, amoeba, apa pun itu, kalau baru kenal, dia emang dingin sama jutek. Ke Au juga awalnya dingin. Tapi, pas udah 1 bulan kenal, dia mulai cerewet, tapi baik. Buktinya, dia beliin Au kalung, buku, baju, sama sepatu," jelas Aurora panjang lebar.
Damaris menyalakan TV tanpa mempedulikan ucapan Aurora yang panjang lebar.
Njer. Sabar, sabar. Aurora mengelus-elus dadanya. Dia sudah biasa dengan sikap Mamanya yang tidak mau mendengar penjelasannya.
🌸🌸🌸
Dan seperti biasanya, Nathan akan terus menjauhi Aurora jika Aurora mendekatinya. Aurora tidak akan menyerah untuk mendapatkan sikap Nathan yang dulu. Bawel, konyol, malu-maluin.
Aurora ingin mendapatkan semua itu kembali.
"Nathan!" panggil Aurora sambil terus mengejar Nathan di koridor.
Nathan tidak mempedulikan seruan Aurora. Dia tetap berjalan, bahkan berlari. Dia terus menjauhi Aurora.
"Nathan!"
Nathan tidak peduli dengan murid-murid yang menatap dirinya dan Aurora. Tidak peduli, meskipun saat ini semua murid yang ada di koridor sedang membicarakannya.
"Nathan! Tunggu, please," kata Aurora lirih. Stok oksigen di paru-parunya mulai menurun.
Nathan tetap teguh pada pendiriannya. Dia terus berjalan, tanpa mempedulikan Aurora yang kini tengah terjatuh—menahan beban tubuhnya dengan kedua lengannya. Aurora tertunduk lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting Your Answer | Chou Tzuyu✔
Fanfic"Nunggu itu susah, ya. Apalagi nunggu ke yang gak pasti dan bikin gue sakit hati." -Miranda Aurora [FINISHED] [R13+] • Waiting Your Answer | Chou Tzuyu ©January, 2018