Waiting Your Answer | Chou Tzuyu✔

❁ Bolos

Aurora benar-benar beku saat ini, begitu pun dengan teman-temannya. Bagaimana tidak? Saat upacara, Nathan tiba-tiba saja berjalan santai ke depan, berdiri tepat di samping Kepala Sekolah—Bu Dara.

Semua murid-murid mulai berbisik-bisik tentang Nathan. Lapangan menjadi ribut.

"Saya harap semua murid diam untuk beberapa menit, bisa?" tanya Bu Dara dingin.

Akhirnya, lapangan menjadi sunyi.

"Terima kasih," ucap Bu Dara. "Silakan Nathan."

Nathan pun berdiri di depan mikrofon. Dia menghela napas berat. Lalu, dia mengucapkan sebuah kata yang memiliki banyak arti, "Maaf."

Semuanya sunyi.

"Gue harus pergi dari sini."

Tertusuk. Hati Aurora tertusuk mendengarnya. Dia membulatkan matanya.

"Terima kasih." Nathan pergi setelah dia bersalaman dengan guru-guru.

Lantas, Aurora langsung berlari lewat belakang. Air matanya jatuh. Terisak. Hatinya sakit.

Nathan terus berjalan menuju gerbang sekolah. Di wajah dinginnya, dia memproduksi bulir bening dari mata indahnya.

Berlari.

Mengejar.

Berhenti.

Aurora mencegah Nathan pergi. Dia memegang telapak tangan Nathan dengan erat.

Semua murid langsung menatap drama Aurora dan Nathan.

"Jangan pergi."

Kata-kata itu berputar di pikiran Nathan. Nathan melepaskan genggaman tangan Aurora.

"Ini yang terbaik buat kita," jawab Nathan.

"YANG TERBAIK APANYA?!" teriak Aurora tiba-tiba.

Beku.

Bungkam.

Nathan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya diam. Air matanya semakin mengalir deras.

Aurora mendekati Nathan, lalu berbisik, "Gue suka sama lo, bahkan cinta."

Nathan menghela napasnya. Lalu, Nathan menjauhkan dirinya dari Aurora.

"Semua ini salah."

"Kalau salah, apa alasannya?" tanya Aurora. "Biar waktu yang menjawab? Gue bosan mendengarnya!"

"DIAM!" bentak Nathan. "JANGAN CARI GUE LAGI!"

Aurora memandang kepergian Nathan. Nathan berlari, menjauhi Aurora.

Jauh.

Semakin jauh.

Dan hilang.

🌸🌸🌸

Oneureun kkok malhaeya hal tende
Soril nael suga eopseo
Soneul ppeodeo neol jabeuryeo haedo
Mamdaero andwae