Tetapi ada yang aneh...
Bintang melihat pemandangan menyedihkan sekaligus mengerikan dari korban wanitanya yang penuh darah di bagian bawah tubuhnya. Dengan desakan Balqis, membuat Bintang menancap gas sehingga trailnya meraung cepet menuju TKP kecelakaan tersebut. Isyarat itu mèmbuat Han ikut tancap gas, hingga Lasmi hampir saja terjungkal ke belakang andai tangannya tak meraih bahu Han.
Bintang mengerem hingga berhenti di atas tepat jurang tempat kecelakaan tersebut. "Kita harus berjalan kaki dari sini." Balqis mengangguk dan mengencangkan tali tas punggungnya yang berisi peralatan medis semakin erat, sedangkan Bintang mengambil senapan yang tergantung di samping trailnya. Meski mendukung upaya konservasi, mereka juga sangat mengenal bahaya yang selalu mengintai di daerah tersebut.
Mereka berempat menuruni lereng, di antara ilalang berduri dan pohon akasia yang rimbun. Di atas, dedauan yang lebih tinggi melindungi mereka dari matahari dan membentuk bayangan gelap di bawah. Sambil bergerak ke depan, Bintang merasakan kesunyian mencekam. Tak ada kicau burung, tak ada ocehan kera. Hanya dengung dan desing serangga. Sepi itu membuatnya gelisah.
"Ya, Tuhan." seru Bintang mengagetkan Balqis, Han dan Lasmi yang berjalan di belakangnya, spontan tangan kanannya menutup mulutnya melihat pemandangan mengerikan yang terjadi pada wanita yang tergeletak disamping suaminya. Perut wanita malang tersebut koyak dan menganga, darah segar masih mengalir dan membuat genangan dibawahnya. Ususnya menonjol keluar, organ-organ perut yang lain terburai memenuhi tanah. Percikan darah menunjukkan arah bagian-bagian sesuatu yang diseret ke dalam belukar yang rimbun di sekililing.
Balqis dan Lasmi tanpa merasa jijik langsung mendekati dan memasang sarung tangan untuk memeriksa keadaan wanita itu. Sementara Bintang melewati sebagian hati merah yang telah digerogoti, kedua tungkai kaki wanita itu tampak nyaris disobek, mulai dari selangkangan sampai ke paha bagian bawah. "Apa yang sebenernya terjadi disini?" bulu kuduknya berdiri. Sedangkan Han memeriksa lelaki yang tergeletak disamping tubuh istrinya.
Di manakah para pelaku yang dengan sadis melakukan kekejaman ini?
Sebelum Bintang sempat merenungkan misteri itu, Balqis berbicara. "Bayinya tidak ada." Balqis melepas sepasang sarung tangan, ia menjauh dari mayat tersebut.
"Apa?" Bintang memutar tubuh. "Tadi kamu bilang bahwa dia tidak melahirkan?." dengan tatapan lekat di tanah, menuju tempat isi perut mayat wanita itu diseret, untuk dimakan sambil bersembunyi. Bintang mengikuti jejak darah bekas seretan ke dalam belukar.
Bintang menyingkap dedauan semak yang lebat dan mendapati pemandangan yang mengerikan. Sesuatu yang diseret tersebut ternyata segumpal daging yang terbentuk menjadi seorang bayi mungil yang malang. Pandangannya jadi semakin geram dan mengutuk siapapun pelaku yang dengan sadis melakukan perbuatan keji ini semua. Air mata Lasmi dan Balqis mulai berlinang, kesedihan yang mendalam menyelimuti wajah mereka berdua. Han hanya berdiri mengawasi sekelilingnya, mengawasi sekecil apapun yang mencurigakan di sekitar tempat rindang yg begitu mencekam.
Lasmi tak kuasa mendekati jabang bayi tergeletak yang sudah pasti tak bernyata itu, sedangkan Balqis berlari mendekati memeriksa kemungkinan yang terjadi pada jabang bayi itu. Sambil menahan sesak didada, ia mulai memasang sarung tangan dan memeriksa denyut nadi tetapi dia tak merasakannya. Tubuh mungil itu penuh dengan luka, dari sayatan dan robekan dikulitnya yang mulus sampai tusukan dalam dibeberapa bagian anggota tubuh si bayi. Darah masih segar dan hangat menandakan dia belum lama menghembuskan nafasnya. Sungguh malang nasib anak manusia yang baru saja hadir di dunia dengan perlakuan yang seharusnya tidak ia dapatkan. Pasti menyakitkan saat makhluk ganas menyiksa tubuh mungilnya dan menyeretnya ke dalam semak belukar.
Bintang mengambil langkah mundur, tersadar atas apa yang dia lihat dan mulai berbicara. "Jika ini dilakukan oleh binatang buas seperti harimau, serigala atau beruang. Kenapa mereka tidak memakan korbannya? atau setidaknya memakan sebagian kecil dari mangsanya?". Balqis, Han dan Lasmi mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan misteri Bintang. "Daging sebanyak ini tidak mungkin ditinggalkan begitu saja untuk lalat dan belatung." timpal Han.
"Tidak masuk akal. Kecuali..." jantung Bintang berdegup keras dan melanjutkan opininya "Kecuali predatornya masih berkeliaran di sekitar sini."
Han sontak mengangkat senjata. Jauh di dalam belukar kecil itu, ia kembali merasakan kesunyian yang mencekam. Seakan-akan hutan dibikin takut oleh sesuatu yang telah merenggut nyawa pasangan suami istri dan jabang bayinya. Ia mempelajari keadaan, mendengar, mata terbuka lebar, berdiri tanpa gerakan sedikitpun. Hal yang sama dilakukan Bintang. Balqis mencoba bangkit dan mendekati Lasmi yang masih berdiri kaku di tempatnya berpijak.
Belum sampai ke posisi Lasmi, Balqis terkejut melihat sesuatu yang menerkam Lasmi hingga menerobos semak belukar yang begitu lebat dibelakang Lasmi. Jeritan membuat Balqis terjungkal ke belakang dan tubuhnya ditangkap Bintang sehingga tak sampai jatuh menyentuh tanah.
"SIALAN!!!." makian Han......
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLONGAN
Mystery / ThrillerMisi penyelamatan sepasang suami istri yang sedang mengandung pada sebuah kecelakaan di daerah terpencil di sebuah wilayah yang berdekatan dengan lahan pribadi milik keluarga keturunan Jepang, berujung dengan kecekaman yang membuat para penyelamat m...