AKP Tedy Septiansyah melewati barisan lampu depan kios yang terlihat redup bersama bawahannya, Iptu Irul Nugroho. Mereka berjalan dengan langkah cepat bersama-sama, tampak lebih sebagai tak sabar daripada kompak. AKP Tedy Septiansyah SIK merupakan Kasatreskrim di Polres Watu Kencling, sebelumnya mendapat panggilan dari atasannya untuk segera ke kantor pusat, sesuatu telah terjadi pada lokasi penyelamatan terhadap sepasang suami istri yang mengalami kecelakaan di dekat wilayah lahan pribadi milik keluarga klan Akatsuki. Dia mengkhawatirkan keselamatan anak semata wayangnya, Han Septiansyah yang ikut menjadi team penolong bersama sahabat dan dua orang bidan dari puskesmas.
Biasanya dia tak sekhawatir malam ini, Han sudah sering berurusan dengan penyelamatan dan tugas-tugas bahaya lainnya tetapi kali ini berbeda. Ada perasaan yang begitu kuat ikatan antara keduanya, perasaan yang membuat jantungnya begitu kencang.
Sebagai seorang Kasatreskrim di wilayah tersebut, ia terlampau sibuk membangun karier, sehingga selalu jauh dari istri dan anaknya itu. Semua berubah ketika sebuah kecelakaan membuat istrinya cacat hampir dua dekade silam. Dia meminta permohonan kepada atasannya untuk di tugaskan pada wilayahnya saja, agar bisa merawat istrinya untuk menebus kesalahan dia yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ditambah kini istrinya mempunyai penyakit Alzheimer, yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan hingga penurunan daya ingat, terutama pada usia lanjut.
Ia memasuki rumah bergaya kolonial belanda. Benteng, menara dan puncak dari batu pasir merah berkilau dalam gelap, bangunan peninggalan belanda yang kini menjadi kantor pusat Kapolres di wilayah terpencil Watu Kencling. Beberapa polisi muda yang berjaga serentak berdiri dan memberi hormat ketika Komandan Tedy melewatinya, kekhawatirannya terhadap Han membuat dia hanya menanggapi sebentar sapaan dari polisi-polisi muda itu.
Sesampainya dia di depan pintu masuk kantor atasannya, dia mulai mengetuk dan menunggu jawaban dari dalam. Seseorang membukakan pintu dari dalam dan menjabat tangannya kemudian mempersilahkan dirinya bersama Letnan Irul masuk. Atasannya mulai menjelaskan maksud dari panggilan terhadap dirinya, dengan penjelasan singkat menambahkan kekhawatiran baru.
Tedy dan Irul saling melirik, mereka baru saja mendengar penjelasan tentang misi penyelamatan yang dilakukan oleh Han dan Bintang beserta dua bidan dari puskesmas, Balqis dan Lasmi yang kini tak bisa di hubungi dalam waktu lebih dari 24 jam itu. Dari tampang atasannya, AKBP Gatot Sudarto yang sangat lelah, laki-laki itu agaknya telah terjaga semalaman untuk mempelajari masalah itu. Ia mengenakan setelan hijaunya seperti biasa, tetapi sedikit kusut di bagian siku dan lutut, nyaris berantakan. Rambut putihnya di cat hitam dan perawakan cokelat selalu membuatnya tampak muda, tapi malam ini, jejak usia lebih lima puluh tahun terpencar dari mata yang sayu, paras yang pucat dan sepasang kerutan di antara kedua matanya.
Letkol Gatot merapikan sebuah berkas di atas mejanya dan dengan satu tepukan keras menandai seolah-olah bahwa penjelasannya telah selesai. Selalu efisien, ia menggeser map kedua ke depan dan membukanya. Sekarang dia mencoba menjelaskan tentang team penyelamat susulan yang mencoba mencari keberadaan team penyelamat pertama yang kehilangan kontak. Komandan Tedy dan Letnan Irul mendengarkannya dengan seksama tanpa menyela sedikitpun pembicaraan atasannya itu.
"Sementara pencarian di hentikan karena hari yang semakin malam dan berkabut, sebelumnya team penolong sudah menyisiri jalanan dan hutan di mana diduga sebagai tempat kecelakaan yang menjadi tujuan utama Dinas kemanusiaan dan pihak dari Puskesmas untuk menyelamatkan ibu yang tengah mengandung dalam kecelakan tersebut." penjelasan Letkol Gatot Sudarto, selaku atasan Tedy. "Kami tidak menemukan apa-apa di sana bahkan sepeda motor yang mereka pakaipun tak ada. Bagaimana pendapatmu Komandan Tedy?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLONGAN
Mystery / ThrillerMisi penyelamatan sepasang suami istri yang sedang mengandung pada sebuah kecelakaan di daerah terpencil di sebuah wilayah yang berdekatan dengan lahan pribadi milik keluarga keturunan Jepang, berujung dengan kecekaman yang membuat para penyelamat m...