Chapter 25: Diskusi Singkat.

29 12 0
                                    

Cahaya redup dari lampu bohlam yang dipasang menggantung pada tenda itu menerangi orang-orang bertampang serius. Komandan Tedy menghembuskan asap putih dari mulutnya setelah dia menghisap sebuah rokok yang digenggamnya. Sesekali terbatuk membuat semua mata menatapnya khawatir.

"Sebaiknya anda menghentikan kebiasaan merokok anda, Komandan." salah satu anak buahnya memberanikan diri menegurnya.
"Benar, anda terlalu banyak menghisap asap beracun hari ini." lanjut Letnan Irul.
"Saya sudah mencobanya tetapi tidak berhasil." jawab Komandan Tedy.
"Saya rasa anda bisa. Seperti Han yang kecanduan rokok, dia mampu menghentikannya dengan menyibukkan diri masuk keluar hutan." ujar Bintang.

Komandan Tedy menjatuhkan putung rokok yang masih menyala kemudian dengan sepatu bootnya menggerus hingga bara apinya mati dan hancur di tanah.

"Maafkan saya, pak. Bukan maksud saya menyi..." kata-kata Bintang terhenti ketika tangan pria berbadan tegap itu menepuk pundaknya.
"Tidak apa-apa Bintang, saya sangat berterima kasih karena kau telah menjaga Han selama ini." ujar Komandan Tedy melayangkan senyumannya. Bintang hanya mampu membalas senyum pria tua tersebut.

"Besok pagi saya bersama Letnan Irul dan beberapa anak buahnya akan menuju ke Kastel. Bermodal dengan surat pemeriksaan, kami akan menggeledah rumah besar itu." Komandan Tedy berdiri, "Sementara kau di sini dulu Bintang, bersama dokter dan team penyelamat yang lain."
"Baik pak, saya akan menunggu di sini." jawab Bintang.

Terdengar keributan di luar tenda, membuat semua mata bertatap pandang. Tak begitu lama salah seorang petugas berpakaian polisi memasuki tenda dan memberi hormat kepada Komandan Tedy.

"Lapor pak, di luar tenda ada beberapa orang yang ingin bertemu dengan bapak." ujar polisi muda.
"Baiklah, suruh mereka masuk." jawab Komandan Tedy.
"Laksanakan." ucap polisi muda itu kemudian memberi hormat dan keluar dari tenda.
"Bintang, sebaiknya kau bersembunyi sebentar. Kita tidak tahu siapa mereka, jadi lebih baik kau menyinggir dulu." perintah Komandan Tedy.
"Baik pak." jawab Bintang.

Bintang segera melongokkan kepala ke luar tenda dari pintu kain yang lain, gelap malam melindunginya dari pandangan orang-orang di luar tenda. Bintang segera bersembunyi dan mengintip dari batang pohon yang besar. Terlihat segerombolan orang dengan baju loreng hitam dan biru seperti yang menyerangnya beberapa hari yang lalu, para pengawal dari keluarga Akatsuki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOLONGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang