Chapter 21: Mimpi Buruk Balqis.

33 14 13
                                    

"Kyaaaaaaaaaaa"

Balqis berteriak bangkit dari tempat tidurnya secara tiba-tiba dan terduduk memeluk dirinya sendiri, nafasnya tersenggal-senggal dengan mata menatap nanar ke selimut pembungkus tubuh setengah telanjangnya, keringat membasahi sekujur tubuhnya. Lasmi yang kaget dengan teriakan sahabatnya itu terbangun dan mendapati tubuh Balqis yang menggigil hebat memeluk dirinya sendiri, terlihat jelas di raut wajah Balqis yang ketakutan. Lasmi segera memeluk tubuh Balqis yang penuh keringat.

"Ada apa Balqis, kenapa kau berteriak?" Lasmi bertanya kebingungan pada Balqis.
"Aku melihat Bintang terbujur kaku dengan darah di sekujur tubuhnya, Lasmi." tak terasa air matanya membasahi pipinya yang halus membuat Lasmi memeluknya semakin erat.
"Kau hanya bermimpi buruk Balqis, kendalikan dirimu." Lasmi menenangkannya. "Tenanglah, dia pasti akan datang untuk menyelamatkan kita." lanjutnya.
"Aku takut Lasmi, aku takut kalau ini benar-benar terjadi.." isakan tangis Balqis semakin deras, sehingga Lasmi memeluknya semakin erat mencoba menenangkannya.

Beberapa menit kemudian, Lasmi melepaskan pelukannya setelah dia merasa bahwa sahabatnya kini mulai tenang kembali. Lasmi mengusap dan mengelap air mata yang membasahi pipi halus Balqis, senyumnya tak pernah pudar diarahkan ke tatapan Balqis. Pandangannya kini melihat ke jendela kamar tersebut, sinar mentari telah menerobos masuk ke dalam kamar itu. Terdengar kicauan burung-burung di luar sana.

"Pagi kini telah datang, sebaiknya kita bersihkan badanmu yang penuh keringat ini." ujar Lasmi. "Ayo kita basuh tubuh kita agar lebih segar lagi." lanjut Lasmi. Balqis mengangguk pelan dan segera turun dari tempat tidurnya menyusul Lasmi yang sudah turun duluan. Balutan perban di paha kiri Balqis kini dilepasnya, luka goresannya kini mulai sedikit mengering. Langkah mereka mendekati kamar mandi di sebelah pojokan kamar tidur itu, berjalan dengan hanya menggunakan underwear dan bra saja membalut tubuh mereka.

Balqis menggosok barisan gigi putihnya yang rapi dan bersih, mulutnya penuh busa dan terasa dingin mint dari pasta gigi pada sikat gigi dengan bulu-bulu halus. Matanya memandang dirinya sendiri di balik cermin kaca yang besar. Sedangkan Lasmi mencelupkan tangannya mengecek suhu air yang kini mulai panas, dia menyiramkan beberapa cairan berbau wangi dengan tutup botol ke dalam bak mandi itu. Lilin-lilin dengan aroma terapi telah menyala di beberapa sudut dekat bak mandi tersebut, baunya membuat rileks dan menyegarkan.

Lasmi mulai membuka bra dan underwear yang dikenakannya, menaruhnya di dekat kaki-kaki bath tub dan kini kaki kirinya menyentuh air panas di dalam bak mandi itu, disusul kaki kanan dan tubuhnya yang kini direndamkan pada air yang berwarna merah kejinggaan dan berbusa, terasa hangat dan menyegarkan. Balqis yang telah selesai menggosok giginya kini menyusul Lasmi masuk ke dalam bak mandi itu, tubuhnya sudah telanjang bulat membiarkan buah dadanya yang padat bergantung bebas tanpa penopang bra nya yang telah dilepasnya beberapa detik sebelumnya. Kini mereka saling berhadapan di dalam air bak mandi tersebut.

LOLONGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang