Chapter 23: Nekat.

23 14 18
                                    

Suara bising terdengar begitu jelas di luar jendela kamar dalam Kastel itu, Balqis berjalan cepat menuju jendela kaca dengan ukiran ranting panjang berdaun runcing tersebut untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Matanya kini menatap dua buah Helikopter telah mendarat di helipad di atas bangunan seberang kastel tersebut, dan tiga mendarat di atas jalanan beraspal yang lebar dekat dengan kolam air yang besar.

Putaran baling-baling membuat tanaman di sekitar area itu kobat-kabit, sesekali ada tanaman kecil yang terbang melayang-layang tak tentu arah serta membentuk gelombang air di atas permukaan kolam air besar tersebut. Bukan hanya tanaman dan kolam saja yang terkena efek dari angin yang di sebabkan putaran baling-baling, tetapi juga para pekerja yang berada di pinggiran tanah lapang itu. Mereka berdiri di samping kotak-kotak kayu dengan ukuran setengah meteran.

Setelah baling-baling helikopter yang mendarat di permukaan jalan beraspal mulai pelan berputar dan akhirnya berhenti, keluarlah dua orang dari setiap helikopter tersebut. Kotak-kotak kayu yang berada di pinggiran jalan beraspal tersebut kemudian diangkut oleh para pekerja untuk dimasukkan ke dalam helikopter. Sekitar 4 kotak kayu telah dimasukkan di setiap helikopternya, 12 kotak secara keseluruhan.

Matanya kini menuju ke salah seorang yang berdiri mengatur aktifitas tersebut, tubuh kurus tinggi dengan setelan jubah berkerah tinggi warna putih, Kenji begitu sibuk. Sesekali terlihat membentak para pekerja yang Balqis sendiri tidak tau alasannya. Lasmi yang daritadi berada di kamar mandi sekarang telah berdiri di samping Balqis, memperhatikan apa yang dilihat sahabatnya.

"Apa yang kau lihat Balqis?" tanya Lasmi, pandangannya kini menatap Balqis.
"Apa yang ada dalam kotak-kotak kayu itu?" Balqis malah balik bertanya, Lasmi hanya mengangkat bahu.
"Mungkin hanya hasil bumi, seperti kentang, kol, kacang-kacangan atau yang lainnya." jawab Lasmi sekenanya.
"Aku rasa bukan, kau bisa lihat siapa yang menjaga kotak-kotak tersebut dalam helikopter" tanya Balqis, "tidak mungkin kiriman hasil bumi diterbangkan dan dijaga ketat oleh dua orang bersenjata lengkap." lanjutnya.
"Jadi menurutmu, apa yang ada dalam kotak tersebut." tanya Lasmi.
"Aku rasa, itu sesuatu yang sangat penting." jawab Balqis dengan tenang.

Pintu kamar tersebut diketuk pelan membuat Balqis dan Lasmi menoleh ke arahnya, Balqis berjalan menuju pintu itu dan membukanya. Dua orang pelayan membawa beberapa pakaian yang dilipat rapi, meminta ijin masuk untuk menaruh pakaian tersebut, Balqis mempersilahkannya.
"Maaf bu, bolehkah saya bertanya?" Balqis mencoba menghentikan salah satu pelayan itu. Seorang pelayan dengan tubuh kurus dan berkulit sawo matang berhenti dan menatap Balqis tanpa berekspesi.
"Maaf nona, saya tidak di ijinkan untuk berkomunikasi dengan anda, permisi nona." jawab pelayan itu dan menundukkan kepala sebentar kemudian keluar dari kamar.

LOLONGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang