02 [Sekolah Baru]

5.7K 655 13
                                    

VOTE + COMMENT PLEASE?

.

.

.

"Ayah pemandangan disini bagus!"


"Siapa?", gumam Guanlin bingung. Dahinya mengernyit, sementara mata tajamnya menatap objek itu tanpa berkedip. Tapi sepertinya lelaki yang Guanlin maksud belum menyadari keberadaan Guanlin.

"Beneran? Berarti kamu mau pakai kamar disini, kan?" Suara lain yang lebih berat menyahut dari dalam. Guanlin semakin mengernyit. Apa rumah disebelahnya sudah memiliki penghuni baru? Mungkin saja, toh rumah sebelah memang kosong cukup lama.

"Iya, mau banget, yah!"

"Yaudah, sekarang kamu bersihin kamar dulu biar nanti bisa langsung di pakai. Ayah sama bunda ke bawah dulu ya?"

"Yeay! Siap captain! -eh?"

Baru setelah Jihoon menoleh, ia menyadari sosok lain di balkon sebelah rumahnya. Matanya melotot terkejut, namun hanya sepersekian detik sebelum ia tersenyum. Kaku sekali.

"Maaf, suara gue ganggu ya?"

Guanlin tidak memberi respon apapun. Dia diam saja, dengan pandangan yang belum juga teralihkan.

"Maafin ya? Oh ya, ngomong-ngomong, kenalin, gue Jihoon. Park Jihoon. Mulai hari ini gue tinggal di sini. Nama lo siapa? Emm, kamar lo tepat di sebelah kamar gue ya?"

Ekspresi bersahabat Jihoon tampak kontras dengan ekspresi Guanlin. Lelaki itu masih tidak berekspresi bahkan tampak tidak menyukai keberadaan tetangga barunya itu.

"Gak penting.", ucap Guanlin kemudian. Singkat, padat, dan jelas. Setelah itu dia berbalik tanpa mengucapkan kalimat basa basi.

Membuat Jihoon melongo, tak menyangka jika sapaan ramahnya dibalas dengan dingin seperti itu.

"Judes amat, sih. Awas aja nggak ada yang mau.", sungut Jihoon, lekas berbalik untuk masuk kembali ke kamarnya yang masih terisi beberapa perabot berpenutup kain putih.


...


Hari senin atau Mon(ster) Day, bisa dibilang sebagai hari yang paling dihindari oleh sebagian siswa. Hari senin menjadi simbol untuk memulai kembali aktivitas yang melelahkan untuk beberapa hari kedepan. Belajar dari pagi hingga sore, setelah kemarin menikmati Weekend yang singkat.

Berbeda dengan mayoritas siswa yang berangkat ogah-ogahan, ada satu siswa yang nampak gembira menyambut hari pertama sekolah di tempat yang baru.

Park Jihoon, akhirnya dia bisa sekolah di Seoul setelah satu minggu mengurusi kepindahannya dari Masan. Dia tampak 'bersinar' dengan setelan seragam barunya. Dia juga sudah rapi dan wangi. Rambut coklat madunya yang nampak lembut, hanya dirapikan dengan jemarinya.

"Ayah anterin sampe sini aja ya dek. Udah mau terlambat nih. Nanti langsung ke Yoon saem aja biar kamu dianterin ke kelas.", ucap ayah setelah menepikan mobilnya di depan gerbang sekolah baru Jihoon. Ayah memang harus datang lebih awal untuk mempersiapkan rapat perdananya dengan pegawai baru. Tentu saja, bukan hanya Jihoon yang pindah ke lingkungan baru, tetapi juga ayah.

Jihoon mengangguk mengiyakan. Toh dia juga sudah tau lokasi ruang wali kelasnya. Dia melihat penampilannya sekali lagi menggunakan kaca spion, membuat ayah berdecak gemas dengan kelakuan putra kesayangannya itu.

"Mau dirapihin puluhan kali juga Jihoonie udah cantik, kok.", ucap ayah sembari mendekati, berniat mengacak surai kecoklatan putranya. 

"Ayah, ih! Jihoonie tampan, bukan cantik!" Jihoon menghindar sejauh mungkin dari tangan jahil ayah. Bibirnya mengerucut sebal beberapa senti.

His Dark Side [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang