40 [Time] -END{1/2}-

2.7K 370 61
                                    

Hai??

Sudah siap dengan ending-nya? Entah itu SAD atau HAPPY ENDING?

Jangan lupa VOTE dulu, baru baca chapter terakhir dgn 3,5k+ words ini.

Makasih banyaaak!! ❤❤

.

.

.

Lima tahun kemudian...

Hari masih terlalu pagi untuk bangun, namun suara gemericik air sudah terdengar di kamar mandi. Tepatnya di lantai dua sebuah rumah minimalis berwarna putih gading.

Cklek!

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan seseorang bertubuh mungil yang sibuk mengusap rambut basahnya. Dia berdecak ketika ponselnya berdering nyaring tanda sebuah panggilan.

"Hal-"

'JIHOON LO DIMANA?! UDAH BANGUN KAN?!'

Orang itu -Jihoon- menjauhkan ponselnya dari telinga sebelum pendengarannya rusak oleh teriakan melengking Hyungseob.

Tenang, Jihoon, tenang. Masih pagi. Belum saatnya ngegaplok orang., batin Jihoon dalam hati.

"Udah, Seob. Ini baru mau pake celana dalem."

'Anjir jorok! Yaudah cepet ke gereja! Walaupun cuma jadi pengiring tetep aja harus siap-siap!'

"Iya iya astaga!"

'Lo berangkat sama siapa? Perlu dijemput?'

"Nggak usah. Daniel hyung maksa buat nganter gue. Kayaknya dia masih dijalan sekarang."

'Yaudah. Cepetan! Sebelum Daehwi cincang daging lo!'

"Iya. Gue tutup!"

Klik!

Jihoon melempar ponselnya diatas ranjang. Secepat kilat ia berganti baju menjadi kaus putih pendek dan celana jeans. Tidak apa-apa. Lagipula nanti dia juga harus ganti baju lagi.

Jihoon mematut dirinya di depan cermin. Melihat tampilan dirinya yang lebih segar daripada bangun tidur tadi. Sayang sekali, Jihoon terlalu fokus pada lingkaran hitam di bawah matanya. Bibirnya cemberut. Padahal Jihoon rela tidur lebih awal agar mata pandanya berkurang, tapi tidak ada perubahan. Jihoon harus meminta pertanggungjawaban pada dosen killer-nya yang membiarkan mahasiswanya tidak boleh tidur dengan setumpuk laporan. 

Jihoon beralih pada rambutnya yang kemarin dicat menjadi coklat terang. Bersenandung kecil sambil merapikan rambutnya dan memakai skincare dengan ringkas. Musim panas akan membuat kulitnya kering dan gatal, dan Jihoon tidak mau penampilannya tidak 'sempurna' nanti.

Suara klakson dari luar membuat Jihoon mempercepat gerakannya. Menyambar dompet, ponsel dan hoodienya dengan cepat. Lalu mematikan lampu kamar dan berlari turun ke bawah.

Jihoon sedikit bingung ketika pintu utama rumah tidak terkunci, namun ia tahu jawabannya ketika Bunda sudah ada diluar dan mengobrol bersama Daniel.

"Bun, adek berangkat dulu!", pamit Jihoon seraya mencium pipi Bunda. 

"Lama banget sih, dek? Hyung kamu sampe ngantuk loh.", tegur Bunda hingga membuat Jihoon menyengir. 

"Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan?", tanya Daniel yang dijawab anggukan oleh Jihoon.

"Kita berangkat ya, Bun." Daniel beralih pada Bunda. Mencium tangan wanita paruh baya itu, diikuti Jihoon yang melakukan hal yang sama.

"Titip salam ke Daehwi ya, dek. Mungkin Bunda datengnya agak telat soalnya harus nunggu Ayah pulang dulu."

His Dark Side [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang