15 [Janji?]

3.6K 448 10
                                    

WANNA VOTE(S) AND COMMENT(S)? 고마워... 

.

.

.

Biasanya Lee Daehwi adalah manusia paling cerewet di muka bumi. Biasanya Daehwi menggunakan pita suaranya lebih banyak daripada orang disekitarnya, bahkan Hyungseob sekalipun. Daehwi seolah memiliki energi lebih untuk bicara, bergossip, atau berdebat dengan Hyungseob perihal masalah tidak penting hingga sangat penting. Soal hak asasi seekor semut hingga kebijakan pemerintah.

Tapi Lee Daehwi yang seperti itu seolah menghilang sejak satu minggu belakangan. Tubuhnya masih mungil, wajahnya-pun masih tetap imut. Namun mulutnya lebih banyak diam, menanggapi ucapan Jihoon dan Hyungseob seadanya, atau tidak memulai pembicaraan jika tidak ditanya.

Tentu saja Jihoon dan Hyungseob sangat menyadari perubahan itu. Sebagai teman paling dekat sekaligus partner-in-crime Daehwi, Jihoon dan Hyungseob tentu takut terjadi sesuatu dengan Daehwi. Takut jika Daehwi mengalami masalah berat dan mereka berdua tidak tahu apa-apa.

"Hwi, lo kenapa sih? Cerita dong.", tanya Hyungseob lesu. Ini kali ketiga Hyungseob bertanya hal yang sama pada Daehwi, dan jawaban yang diberikan dari dua pertanyaan sebelumnya sama sekali tidak membuat Hyungseob puas. Hanya gelengan pelan. Bahkan Jihoon yang tidak berani bertanya, juga ikut tidak puas dan berujung gemas. Bagaimana lagi? Jihoon ataupun Hyungseob tidak memiliki otak cerdas untuk menebak permasalahan Daehwi.

"Gue nggak papa, guys.", ucap Daehwi akhirnya -sedikit jengah. Bayangkan saja, sudah enam hari Daehwi menjadi bukan Daehwi, dan tiap kesempatan Hyungseob akan bertanya tentang perubahan anak itu. Tapi Daehwi juga tahu kalau itu salahnya untuk tidak mau bercerita tentang apa yang ada di kepalanya. 

"Ya syukur deh. Pokoknya kalo ada apa-apa ngomong ke kita. Ada masalah keluarga kek, lo digangguin kek, lo diancem kek, bikin lo takut kek, pokoknya harus cerita, harus!"

Alih-alih mengiyakan, Daehwi justru terpaku dengan salah satu kata yang Hyungseob ucapkan. Karena... ya, alasan utama Daehwi tidak banyak omong dari satu minggu yang lalu adalah 'ada yang membuat Daehwi takut'. Siapa lagi kalau bukan Lai Guanlin? Cowok yang terang-terangan meminta Daehwi untuk membatalkan rencananya untuk mendekatkan Jihoon dengan salah satu sunbae-nya di club fotografi.

Memang ucapan Guanlin hari Minggu waktu itu terdengar sederhana. Daehwi-pun memiliki hak penuh untuk menolak. Daehwi bisa saja tinggal mengatakan 'bukan urusan lo.' sebagai balasannya. Tapi, realita tidak seindah ekspektasi.  Realitanya Daehwi justru ketakutan saat berhadapan langsung dengan si manusia kutub. Pada akhirnya Daehwi hanya mengangguk kecil lalu berlari menjauh secepatnya dengan kaki gemetar dan bibir pucat. Sampai-sampai Hyungseob dan Jihoon yang berada di kamar waktu itu, meliriknya aneh.

Terlebih Guanlin mengatakan bahwa Jihoon tidak suka dengan rencana pendekatan itu. Membuat Daehwi ingin bertanya langsung pada Jihoon. Namun selalu urung karena Daehwi tidak tahu harus menjawab apa jika Jihoon bertanya darimana dia tahu. Mau bilang dari Guanlin? Yang benar saja! Daehwi tidak ingin berurusan lebih jauh dengan si manusia kutub.

"Hwi!! Lo belum janji!"

Daehwi tersentak kecil sebelum mengangkat jari kelingkingnya. Hyungseob dan Jihoon lebih dulu mengangkat kelingking mereka, lalu saling mengaitkan bersama milik Daehwi.

Pinky promise. Tampak sangat kekanakan tapi ketiganya masih suka melakukannya.

"Guys, lusa kosongin jadwal ya? Gue mau ngajak kalian keluar."

"Kemana Seob? Ah, males gue kalo jadi obat nyamuk lo sama Woojin.", gerutu Jihoon diamini oleh Daehwi. Setelah berhasil membujuk Daehwi untuk cerita kapan-kapan, akhirnya mereka bisa pulang sekolah dengan lega. Memang kelas sudah kosong sejak dua puluh menit lalu.

His Dark Side [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang