01 - Bad Day

11.3K 870 119
                                    


~Bisakah kau tidak menguntitku? Walau hanya sejenak bisakah? Tak pernahkah kau berfikir jika aku sudah muak?~
——————————














































"Sampaikam salam perpisahanmu Sena?"
















1




















2





















3





















"Dorrr ... "














"Astaga! Kau ingin membunuhku eoh?!" sarkas Sena penuh intimidasi pada sosok tampan di sampingnya

"Mian ... Mian ... Habisnya kau seperti mayat jika melamun, sangat menakutkan!" ejek lawan bicara Sena dengan menyatukan kedua tangannya bertumpu diatas kepala

"Aishh ... Menyebalkan!" gerutu Sena mengumpati namja hitam manis kesayangannya

"Apa yang kau pikirkan sampai melamun begitu?" tak menyerah lelaki berparas Asia itu tak berpaling menatap Sena, menunggu jawaban apa yang akan keluar dari bibir pedas wanita itu

"Opsoyeo ... Hanya teringat mimpiku tadi saat perjalanan kemari" jelas Sena sembari menghela napas panjang

"Memang apa yang kau mimpikan?" masih terus penasaran dengan penjelasan Sena, pria berkulit tan ini kembali melontarkan pertanyaan ketika raut pucat ia dapat dari wajah Sena

"Mimpiku sangat mengerikan untuk di ceritakan tuan Zeon, keluargaku dibunuh dan aku pun akan dibunuh oleh sosok misterius itu jika saja aku tak melawan dan berlari sekencang kencangnya"

Manik mata Sena menerawang jauh kedepan, seolah ia menyaksikan sendiri bagaimana kedua orang tuanya dibunuh dengan sadis. Mendengar itu, sesaat membuat orang disampingnya terpaku dan tak berkutik. Entah ia ikut merasakan ketakutan Sena atau justru ia yang takut.

Tetapi bukan menenangkan sepupu cantiknya, yang Sena dapat hanyalah ...

"Bwahahaha ... Hahahaha ... Astaga Sena, kau terlalu mendramatisir! Pantas saja kau selalu ditolak olehnya, mungkin ia tak mau mempunyai kekasih yang terlalu banyak drama sepertimu. Bwahahaha ... Astaga perutku keram!" tawa menggelegar disertai air mata di kedua sudut mata indah pria tampan itu

Sekali Kai Zeon, tetaplah Kai Zeon. Pria menjengkelkan——yang sayangnya sepupunya——ini selalu membuatnya jengkel setengah mati.

"Mwo!? Kau mengataiku!? Kemari kau dasar Beruang hutan! Yak Kai! Aku benar-benar akan menghabisimu!" protes Sena tak terima akan lontaran kalimat kurang ajar sepupunya itu, ia mengambil ancang ancang seakan ia adalah seekor banteng yang ingin menyundul pria menyebalkan yang sayangnya ... Tampan?

Bukannya selangkah maju, Sena malah berjalan mundur tak kala seseorang menarik kerah belakang bajunya. Seolah ia adalah seekor kucing yang meresahkan——kau memang meresahkan Sena.

"Tak bisakah kau bersikap selayaknya wanita!? Kenapa kau bar-bar sekali?!" tantang pemuda yang menarik baju Sena

"Yak! Sehun lepaskan! Kau pikir aku kucing eoh!? Bisa bisanya kau menarikku seenak Jidatmu yang lebar itu!"

Through the PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang