~Datang untuk menghancurkan, kembali untuk memupuk masalah, menetap untuk keabadian yang sempurna. Semuanya berubah dalam sekejap mata, tak lagi menjadi indah, melainkan ketakutan akan apa yang dia lakukan~
—————————————Perlahan demi perlahan kebahagiaan mungkin akan menjauh saat dengan rasa muak tubuh ini tidak ingin mengejarnya, entah sudah keberapa ribu kalinya helaan nafas setia mengalun diiringi tatapan sendu yang membuat siapa saja akan dengan mudah menerka seberapa terpuruknya kita.
Dengan langkah gontai, Baekhyun melangkah memasuki rumah keluarga Jeon setelah hampir selama dua jam ia merenungkan perkataan Lay yang benar-benar menguras pikiran dan hatinya. Ia kembali di hantui rasa gelisah dan takut, ia ingin Sena sembuh tapi ia juga tidak ingin menggunakan cara seperti itu untuk menyembuhkan Sena. Sangat rumit memang.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, ia yakin semua orang pasti sudah tertidur di jam segini. Perlahan dan tanpa suara, langkah lelaki itu bergerak menuju dapur, membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol bir untuk ia teguk. Baekhyun sedang bingung saat ini.
"Cara satu-satunya untuk menyembuhkan Sena adalah mengirim gadis itu ke Jeongseon" jelas Lay dengan hati-hati
"Untuk apa?!" Baekhyun nampaknya cukup terkejut dengan cara yang di usulkan oleh Lay
"Sena harus mendapatkan rehabilitasi yang baik dan intensif Baekhyun" tak menyerah, Lay mencoba memberi pengertian
"Kenapa harus di Jeongseon? Disana sangat jauh hyung"
"Karena tempat itu damai, jauh dari keramaian dan kebisingan yang nantinya akan mengganggu jiwa Sena, Maka dari itu rehabilitasi di Jeongseon adalah satu-satunya tempat bagi penderita DID seperti Sena" Baekhyun hanya diam mendengar penjelasan lebih detail yang disampaikan oleh Lay. Baekhyun tidak yakin bisa melakukannya
Prank!
Mendengar suara bising itu, Baekhyun tersadar dari lamunannya. Lelaki itu merasa sesuatu telah terjadi di lantai dua, tanpa menunggu lagi, Baekhyun segera meletakkan sebotol bir yang tadi ia genggam dan bergerak cepat menuju lantai dua.
Semakin dekat ia mencari sumber suara, Baekhyun dapat mendengar suara tangisan dan jeritan secara bersamaan, sesaat lelaki itu menegang. Sumber kegaduhan itu berasal dari kamarnya, dan di detik itu pula ia menyaksikan Lay memasuki kamarnya dengan dua suntikan yang dia genggam. Ada apa?
"Jangan mendekat atau anak ini akan mati di tanganku!" dengan gerakan cepat Baekhyun memasuki kamarnya, lelaki itu sangat terkejut saat mendapati Sena mengacungkan sebuah gunting tajam pada Sam di gendongannya
"Se-sena! Apa yang kau lakukan?!" Baekhyun mencoba mendekat dan meraih Sam yang sudah menangis ketakutan, ia sungguh tidak tega melihat bocah itu dalam keadaan seperti ini
"Jangan mendekat! Kubilang jangan mendekat. Aku bukan Jeon Sena! Selalu Jeon Sena, Jeon Sena, Jeon Sena! Aku muak mendengarnya. Gadis itu menyukai anak ini bukan? Maka dari itu aku sangat membenci anak ini! Dengar itu!" Baekhyun tertekan akan kondisi ini, ia sangat takut
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Pain
Fanfiction(n.) hocus Byun Baekhyun Hidup adalah jalan dimana kita harus menjatuhkan sebuah pilihan. Kita bahkan tidak tahu apakah keputusan yang kita pilih akan membahagiakan kita atau justru menjatuhkan kita sedalam-dalam nya. Sekali lagi, tak ada yang tau a...