~Jangan pernah menyerah atas semua usaha yang pernah kau lakukan. Karena pada dasarnya ... Perjuangan tak akan pernah mengkhianati hasil~
————————————
Kesunyian perlahan membunuh dinginnya malam yang indah ini. Seolah tak merasakan apapun, Sena tetap saja memandang kosong jendela kamar VVIP yang saat ini tengah ia tempati. Beribu pertanyaan dan juga rasa yang tak ia mengerti selalu menghampiri otaknya, memaksa gadis dua puluh tahun itu untuk berfikir keras mana yang harus ia sesali dan mana yang harus ia saingi.
Sudah lumrah rumah sakit menjadi tempat mereka singgah seperti saat ini. Darah, tangisan dan juga jeritan seakan mengalun indah setiap mereka menginjakkan kaki di tempat ini. Sena tak tau harus berbuat apa, ia bingung dengan dirinya sendiri.
"Sena ... " mendengar seseorang memanggilnya, Sena menolehkan wajahnya untuk melihat sosok familiar yang beberapa bulan ini ia rindukan
Sejeong berlari untuk lebih mendekat pada sahabatnya, merengkuh hangat tubuh rapuh Sena hingga tak sadar air mata sudah menghiasi sebagian wajahnya.
"Sena ... Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" gadis sebayanya itu duduk di samping Sena dengan masih menggenggam hangat kedua tangan dingin gadis itu
Sena tak merubah apapun, gadis itu masih setia menampilkan wajah datarnya setiap berhadapan dengan seseorang. Kemarin adalah salah satu insiden yang membuatnya kembali terpuruk. Ia ketakutan dan juga ... Merasa bersalah.
Dan sudah sejak dua jam lalu setelah kesadarannya, tak ada yang berniat untuk melihat keadaannya atau sekedar menemuinya. Gadis itu memilih diam dan mengalihkan pandangan untuk tidak menghadap sahabatnya yang jika boleh jujur ... Amat sangat ia rindukan.
"Sena–ya, jangan seperti ini. Jangan memendamnya sendirian, kau bisa berbagi dengan kami jika kau tak kuat menahannya" Sejeong rela langsung terbang Canada-Seoul setelah mendengar kabar jika Sena dan yang lainnya tak dalam keadaan yang baik-baik saja
Lama mencoba bersabar mendapatkan jawaban dari sang kawan, nyatanya hanya gelengan lemah yang Sejeong dapat dari Sena. Ia lebih senang jika Sena bersikap bar-bar dari pada harus melihat sahabatnya itu tak lagi mempunyai semangat hidup seperti ini.
Sekali lagi tanpa mengeluarkan suara, Sena merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sebatas dagu. Memilih memunggungi Sejeong untuk menenangkan diri——atau mungkin menghindar.
Melihat respon tak bersahabat Sena, membuat gadis manis itu kembali menghela nafas lelah. Sena mengusirnya. Keluar dari ruang inap itu adalah pilihan terbaik sebelum ia diusir secara tidak terhormat oleh Sena.
"Baiklah ... Kurasa kau memang perlu banyak istirahat" kali ini, Sejeong memantapkan langkahnya meninggalkan ruangan
Setelah memastikan jika Sejeong telah benar-benar pergi dari ruangannya, Sena meringkuk memeluk lutut sembari terisak. Ia menarik bantal diatasnya untuk meredam suara yang mungkin saja terdengar sampai luar.
Apa yang telah ia lakukan? Bahkan untuk sekedar maaf pun Sena tak berhak menerimanya. Ia telah membuat kesalahan besar kali ini. Ia adalah Jeon Sena, anak kandung dari Jeon Junggyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Pain
Fanfiction(n.) hocus Byun Baekhyun Hidup adalah jalan dimana kita harus menjatuhkan sebuah pilihan. Kita bahkan tidak tahu apakah keputusan yang kita pilih akan membahagiakan kita atau justru menjatuhkan kita sedalam-dalam nya. Sekali lagi, tak ada yang tau a...