~Ada beberapa alasan kenapa seseorang membenci hujan. Salah satunya adalah ... Saat cuaca itu datang mengiringi tangisan kesedihan kita, hujan datang di waktu tidak tepat. Hingga tangisan yang kita keluarkan semakin kencang kala suara hujan pun bisa menutupinya. Sesak dan menyakitkan~
—————————————
Hujan tak kunjung berhenti membasahi bumi sejak tadi malam. Beriringan dengan suasana pemakaman kali ini, Sejeong ... Gadis itu menangis histeris tak kala raganya mendengar kabar sang kakak yang telah tiada setelah mengalami kecelakaan.
Semua terpukul mendapati Kim Myungsoo telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya menuju rumah Tuhan diatas sana. Sena berusaha tegar untuk menenangkan sahabatnya, walaupun jujur ... Ia juga tak bisa menahan air mata untuk tak meluncur bebas membasahi pipinya.
"Sejeong–ah ... "
"Sena hiks ... hiks ... Dia takkan lagi berada disini bersamaku, aku tak punya siapapun lagi Sena hiks ... hiks ... "
"Sstt ... Ada aku Jeong–ah ... Ada aku"
Sejeong tak menyangka bahwa perkataan kakaknya tadi malam adalah salam pamit darinya untuk Sejeong.
'Jaga dirimu, aku akan pulang'
Begitulah ucapan sang kakak yang masih kuat terekam dalam otaknya, menyampaikan pesan pada Sejeong setelah nanti ia pergi menuju surga. Kakaknya memang pulang ... Pulang kepada sang pencipta.
Rumah pemakaman tiada kata sunyi, orang-orang silih ganti berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir pada mendiang Kim Myungsoo.
Setelah ingin bergegas pulang dari cafe tadi malam, Sejeong mendapatkan kabar bahwa sang kakak mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit. Kejadian itu begitu cepat. Hingga mereka berdua tiba, nyawa sang kakak tak lagi tertolong.
Tak hanya Sejeong, kini Kim Taeyeon pun memainkan lakonnya semaksimal mungkin. Menangis histeris seolah ia benar-benar kehilangan sang suami.
Sena tak kuat, ia terpukul. Myungsoo adalah salah satu orang yang paling ia sayangi. Sama seperti Kai, pria itu sudah ia anggap sebagai seorang kakak. Gadis Jeon itu berjalan keluar menuju halaman belakang, menyaksikan hamparan lahan yang penuh dengan rerumputan.
"Ditinggalkan ... Cih! Aku benci itu" ia mengambil langkah seribu menuju bangku putih dibawah pohon rindang yang berhadapan langsung dengan kolam ikan serta kebun bunga milik sahabatnya
"Kau harus kuat Sena, Sejeong membutuhkanmu!" semangat gadis itu sembari mengusap air di pelupuk matanya
Hening. Sena hanya diam menatap pemandangan indah dihadapannya. Sebelum netranya teralih pada tempat kosong di sampingnya karena ia merasa tempat itu telah terisi oleh seseorang.
"Hah ... " pemuda itu hanya menghela nafas singkat sebelum kembali diam mengikuti arah pandang Sena
"Kau tahu? Mungkin kehilangan adalah salah satu hal yang paling menyesakkan untuk kita. Tapi dibalik itu semua ... Kita lebih tegar, lebih kuat, dan lebih membuka mata kita bahwa ... Dunia itu luas. Dan tak semestinya keterpurukan itu menjadi penghalang bahkan senjata yang mematikan untuk kita sendiri"
Sena merasa lelaki disampingnya ini sedang tak membahas prihal kematian Myungsoo, ia seakan ... Meraup semua masalah menjadi kekuatan baginya.
"Sok puitis sekali kau!" Sena berdecih
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Pain
Fanfiction(n.) hocus Byun Baekhyun Hidup adalah jalan dimana kita harus menjatuhkan sebuah pilihan. Kita bahkan tidak tahu apakah keputusan yang kita pilih akan membahagiakan kita atau justru menjatuhkan kita sedalam-dalam nya. Sekali lagi, tak ada yang tau a...