~Cobaan yang silih ganti berdatangan tidaklah mudah untuk dihadapi. Maka dari itu kembalilah dan kuatkan aku~
————————————
Panti asuhan Yonsai ... Itulah nama yang tertera pada papan kayu di sebuah rumah sederhana. Dengan suasana yang tenang dan nyaman panti asuhan ini adalah salah satu tempat terindah untuk dikunjungi, taman hijau dengan kolam ikan yang bersih menjadi pandangan pertama sesaat setelah memasuki gerbang.
Mingyu membawa langkah Nare mendekati pintu masuk, menuntun wanita setengah baya itu untuk menemui pengurus panti. Mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi tempat ini guna menghibur diri, melupakan sejenak rasa lelah hingga akhirnya berganti dengan sebuah senyuman, yaa ... walaupun hanya sesaat hal itu cukup menyenangkan.
Kim Nare adalah sosok ibu yang baik, hanya dengan melihat senyuman anak-anak di panti ini, hati wanita itu menghangat dengan sendirinya. Lantas apa yang kalian fikirkan tentang wanita itu? Kita tak pernah tau apa isi hati seseorang.
Setelah sedikit berbincang-bincang dengan Ny. Kwon pengurus panti ini, Kim Nare memutuskan keluar untuk melihat keadaan panti yang jika boleh jujur sangat meyegarkan hatinya.
Wanita setengah baya itu menduduki sebuah bangku dibawah pohon rindang, langsung berhadapan dengan anak-anak panti yang sedang bermain dengan tawa yang selalu menghiasi wajahnya. Tak lama hadirlah sosok lelaki yang telah membawanya kemari.
"Kau senang bu?"Mingyu menoleh pada Nare
"Hmmm ... Kau membuatku bernostalgia. Terima kasih" Nare membalas senyuman Mingyu dengan tulus
"Kau tidak boleh terus bersedih bu ... Jika besok paman kembali dan melihatmu sedih, ia akan marah padaku. Kau mau aku dimarahi olehnya?" Mingyu mempoutkan bibirnya lucu, dan Nare hanya terkekeh geli melihatnya
"Baiklah, baiklah jagoan!"
Mereka tertawa bersama sebelum sebuah bola menggelinding tepat mengenai kaki Nare. Wanita itu menunduk mengambil bola tersebut, memandangnya lekat sebelum suara kecil mengalihkan pandangannya.
"Maaf Bibi, bolaku telah mengenaimu ... " seorang bocah laki-laki berumur sekitar 3 tahun membungkuk dalam, memohon maaf atas kecerobohan yang telah ia lakukan
Sedangkan Nare, wanita itu tersenyum lembut. Bocah lelaki di depannya ini sangat menggemaskan ... Rasanya ia ingin membawa anak ini untuk ikut pulang bersamanya.
"Oh! ... Hai anak tampan! Siapa namamu?" Nare berjongkok di depan anak laki-laki itu, memegang kedua bahunya dengan lembut
"Sam—samuel ... " jawab bocah itu sedikit terbata, mungkin saat ini ia sedang ketakutan
"Tak usah takut, bibi tidak menggigit asal kau tahu?" Nare mencubit pelan pipi bocah di depannya
Samuel hanya terkekeh lucu, sungguh ... Bocah ini sangat tampan dan menggemaskan. Nare berdiri, mengajak bocah itu untuk berkeliling panti asuhan. Sesekali mereka terlibat berbincangan yang mengundang tawa keduanya. Sedangkan Pria muda yang datang bersama Nare hanya tersenyum melihat interaksi dua orang yang sudah seperti ibu dan anak itu.
Drrtt ...
Drrtt ...
Benda persegi panjang yang berada disaku celana Mingyu bergetar, tandanya ada seseorang yang tengah menelfonnya atau hanya sekedar memberikan pesan. Mingyu merogoh kantong celananya, dan dengan gesit lelaki itu menekan tombol hijau saat seseorang tengah berusaha menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Pain
Fanfiction(n.) hocus Byun Baekhyun Hidup adalah jalan dimana kita harus menjatuhkan sebuah pilihan. Kita bahkan tidak tahu apakah keputusan yang kita pilih akan membahagiakan kita atau justru menjatuhkan kita sedalam-dalam nya. Sekali lagi, tak ada yang tau a...