~Biarlah semua berjalan sesuai Kehendak-Nya. Dirubah atau tidak pun nyatanya kebahagiaan pasti akan datang suatu hari nanti. Entah kapan ... Tapi saat masa itu datang, biarlah aku menangis dan memelukmu. Menyalurkan perasaan sayang yang luar biasa ini untuk kau singgahi~
————————————
Hari ini adalah hari yang terlalu rumit bagi seorang Byun Baekhyun, ia tak tahu perasaan apa yang harus ia rasakan saat ini. Senang karena Sena kembali atau sedih karena kepergian Jiae. Beberapa jam lalu, Baekhyun benar-benar melihat abu Kim Jiae yang di letakkan di samping abu ayah dan ibunya. Sesak. Baekhyun merasakan itu, sesaat ketika menginjakkan kaki di rumah abu. Ia linglung dan tak bisa berfikir jernih untuk saat ini.
Hari sudah berganti semenjak kesadarannya, lelaki tampan itu belum sedikit pun berniat untuk menemui Sena. Ia senang karena gadis itu telah kembali dengan keadaan baik-baik saja, bahkan ingatan Sena telah pulih seutuhnya.
Tapi ... Baekhyun merasa perlu waktu untuk menerima kenyataan, baginya seorang Kim Jiae adalah salah satu orang yang selalu menopangnya dalam keterpurukan. Seperti tujuh atau mungkin enam tahun lalu saat keluarganya meninggal dalam sebuah kecelakaan——Baekhyun tidak seberapa ingat. Hal itu tentunya membuat Baekhyun terkejut. Ayah dan ibunya sudah bercerai sekitar empat tahun, dan mereka berdua meninggal dalam kecelakaan yang sama bahkan mobil yang sama pula.
Dan untuk Baekyoung kakaknya, ia sama sekali tak mengerti bagaimana bisa sang kakak selamat dari kecelakaan maut yang mengerikan itu? Ia dibuat pening memikirkannya. Baekhyun tak setangguh apa yang ia perlihatkan. Hanya dengan mengingat kenangan pahit hidupnya, membuat lelaki itu tercekat seakan bernafas pun ia tak bisa.
Ia mengingat kenangan bersama gadis Kim itu, yang mulanya ia tak menerima Jiae sebagai saudara tirinya dan dengan terang-terangan selalu berkata kasar pada gadis itu untuk menjauhinya. Tapi Jiae tak menyerah sedikit pun, gadis yang terkenal energic itu selalu mendekati Baekhyun untuk sekedar mengobrol atau mengajaknya bermain walaupun hanya tatapan tajam yang Baekhyun berikan, Kim Jiae tak menyerah atasnya.
Namun beberapa bulan setelahnya ... Kim Jiae harus kembali ke negara asalnya, Amerika. Gadis itu hanya tinggal untuk beberapa bulan saja, berbeda dengan adiknya Jihoon yang menetap disana untuk tenggang waktu yang bisa dikatakan sangat lama. Padahal saat itu, Baekhyun mulai menerima Jiae layaknya seoranga adik. Hanya Jiae, tidak untuk Jihoon. Bukan karena apa ... Jihoon lebih menjengkelkan dari kakaknya, dan Baekhyun dengan lantang menyuarakan ketidak sukaannya pada Jihoon yang selalu berusaha sok akrab dengannya. Rasa kesal Baekhyun lebih dominan saat mengetahui jika Sena sempat menyukai Jihoon. Lebih jelasnya setelah kecelakaan tiga tahun lalu, tepat saat keluarga Zhang mati dibunuh oleh ayah tirinya.
Semua kenangan bahagia dan buruk saat ini ada di pikiran Baekhyun, ia tak mengerti dengan jalan pikirannya yang memilih diam tanpa suara dari pada menemui Sena yang dua bulan ini kedatangannya sangat Baekhyun nantikan.
Bugh!
Seseorang dengan sengaja menepuk keras pundaknya. Baekhyun menoleh sesaat dan setelahnya menghembuskan nafasnya dengan pelan. Ia bertemu lagi dengan lelaki itu. Lelaki yang selama ini selalu Baekhyun hindari keberadaannya.
Menyadari jika Baekhyun tak berniat mengusirnya, Jihoon mendudukkan diri di samping lelaki itu. Sekarang, mereka berdua duduk di sofa dengan Baekhyun yang selalu mengalihkan pandangan pada jendela, ia tahu jika Baekhyun tengah gelisah saat ini. Dilihat dari wajahnya yang hanya menunjukkan ekspresi datar, Jihoon dapat melihat jika lelaki itu memiliki banyak pertanyaan dan juga gegundahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Pain
Fanfiction(n.) hocus Byun Baekhyun Hidup adalah jalan dimana kita harus menjatuhkan sebuah pilihan. Kita bahkan tidak tahu apakah keputusan yang kita pilih akan membahagiakan kita atau justru menjatuhkan kita sedalam-dalam nya. Sekali lagi, tak ada yang tau a...