Special Chapter - The Beginning Of The Destruction Of 13 Years Ago

1.6K 201 8
                                    

~Keluarga adalah kata yang mendefinisikan beribu kebahagiaan. Tak ada yang bisa menandinginya walaupun maut menjadi halangan. Karena pada dasarnya ... Keluarga adalah satu dari sekian ribu kebahagiaan di surga~
—————————————

















































13 year's Ago ...

Pagi yang gemericik tak menghalangi sebagian orang melaksanakan kegiatannya, tapi agaknya ... Hal itu tak sedikit pun mengusik tidur nyenyak gadis kecil yang tengah bergumul dengan mimpi.

"Sena sayang ... Bangun nak" terlihat seorang wanita cantik memasuki kamar bernuansa pink itu

"Eung ... Baiklah eomma" jawab gadis kecil yang tak berniat bergerak sedikit pun

"Aigoo ... Kau sudah mengatakan itu lima belas menit yang lalu bocah nakal!" kini wanita yang di panggil eomma itupun lebih mendekat pada Sena

Masih saja tak ada jawaban yang keluar dari bibir cherry Sena walaupun sekarang Kim Nare berada di samping anak itu.

"Haha ... Haha ... Baiklah baiklah. Sena akan bangun, jangan menggelitikiku eomma ... " dengan terpaksa Sena kecil beranjak dari tidurnya

Masih dengan mata yang sedikit terpejam Sena mendudukkan diri dengan rasa malas.

"Cepat mandi tuan putri! Apa kau tak ingat, hari ini akan mengunjungi Ibu Hana?" dengan sigap, kedua bola mata yang tadinya masih terpejam langsung terbelalak saking kagetnya

"Aish ... Sena lupa!"

Dengan tergesa-gesa, Sena kecil berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini adalah hari yang Sena tunggu-tunggu, ia akan bertemu dengan ibu Hana dan ayah Zhang

Lima belas menit berlalu, akhirnya Sena kecil keluar dengan handuk yang menghiasi kepalanya. Walaupun masih berumur tujuh tahun, Sena adalah anak yang hiperaktif dan juga sedikit centil.

"Appa sudah pulangkan eomma?" tanya Sena yang rambutnya tengah dikeringkan oleh Kim Nare

"Sudah ... Ia tak mungkin ingkar janji pada malaikat kecilnya" Nare mencolek hidung mancung putrinya gemas

"Tapi ... Sena masih mengantuk~" adu Sena sembari terus mengucek mata

"Ey .. Kau akan tidur lagi? Kalau begitu, eomma akan bilang pada appamu kalau kau masih mengantuk dan tak bisa ikut"

"Andwe! ... Sena tak mengantuk! Sena anak kuat eomma. Sena tak cengeng seperti Jeongie" tolak Sena

"Hei, tak boleh seperti itu. Dia adalah oppa mu bukan?" Sena mengangguk

"Kalau begitu kau harus minta maaf karena sudah menjambak rambutnya kemarin. Ok!" Nare mengelus lembut punggung Sena

"Baiklah eomma, Sena janji tak akan nakal lagi" gadis cilik itu mengulurkan jari kelingkingnya yang disambut baik oleh Nare

Through the PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang