16 - Long Time No See

2K 263 62
                                    

~Kau bagaikan cahaya yang menemaniku dan mencoba meraihku di saat semua orang pun menyerah akan hal itu. Jangan anggap bahwa kata-kata ini hanyalah kepalsuan, karena sesungguhnya ... Ia berasal dari hati tulus tanpa seorang pun tahu~
————————————






















































































































Pagi menjelang, hari pun berganti seiring dengan mentari yang menggantikan bulan. Hari ini juga Sena sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, ia sudah bersiap dengan pakaian serba hitam milik Jihoon yang lelaki itu pinjamkan padanya. Ia tengah duduk di pinggir bangsal dengan menatap Jihoon yang sedang menyiapkan semua keperluannya. Hari ini pula Sena akan memutuskan sebuah jalan yang mungkin terbaik untuk semua orang, termasuk ia dan keluarganya.

"Kau sudah siap?" Jihoon menghampiri gadis itu dan mengulurkan sepasang lengan untuk membantu Sena

"Aku bisa sendiri. Terima kasih" ucap tulus Sena di iringi seyuman tipis yang membuat Jihoon berdebar di buatnya

"Sungguh?" ragu Jihoon penuh ke khawatiran

"Kau lupa aku pernah menjadi seorang psikopat?" sindir Sena yang di tujukan untuk dirinya sendiri, Jihoon nampaknya kurang senang dengan pembahasan seperti ini

"Ck! Kau itu keras kepala bukan main ya? Sudah kubilang lupakan, kau akan semakin menyakiti dirimu sendiri" Jihoon melangkah menuju sofa untuk mengambil tas ransel milik Sena kemudian kembali lagi ke hadapan gadis itu

"Terima kasih" Sena melingkarkan kedua tangannya di balik punggung tegap Kim Jihoon

"Sena ... " lirih Jihoon yang diam kaku tak bisa berkata-kata, ia cukup terkejut dengan tindakan Sena saat ini

"Terima kasih kau masih disini untukku Jihoon, kau tahu? Aku benar-benar berhutang budi padamu" Sena tersenyum setelah beberapa saat melonggarkan pelukannya

"Tak usah berterima kasih Sena, aku tulus melakukan semua ini. Dan aku sangat bersyukur karena kau sudah kembali" Jihoon mengacak asal pucuk rambut gadis Jeon itu

"Sudah selesai melodrama nya?" seseorang menyahut dari daun pintu sembari bersidekap dada

"Baekhyun?" melihat bagaimana raut wajah Baekhyun yang mulai menghampirinya, Sena sedikit takut

"Kurasa kita perlu bicara Sena. Berdua" Baekhyun sekilas melirik adik tirinya yang saat ini tengah berdiri di sebelah Sena

"Oh! Sena, aku akan keluar membeli minuman" mengerti akan isyarat yang di berikan Baekhyun secara tak langsung, Jihoon memilih keluar dengan alasan yang cukup logis supaya dua manusia yang saling mencintai ini bisa berbicara dari hati ke hati

Setelah kepergian Jihoon sekitar tiga menit lalu, tak ada dari mereka yang berniat mengeluarkan suara. Baekhyun yang bersandar di dinding hanya menatap Sena dengan ekspresi yang sangat sulit di mengerti gadis itu.

"Baek——"

"Maaf, aku ... Baru datang sekarang" sesal Baekhyun menghampiri Sena yang tengah terduduk di sofa

"Tidak, seharusnya kau memang tak datang. Dan seharusnya aku yang meminta maaf disini" Sena menunduk, lagi dan lagi air mata laknat ini keluar tanpa aba-aba "Maaf Baekhyun, kau pantas membenciku" sesal Sena yang benar-benar terlihat rapuh di mata lelaki Byun itu

Through the PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang