6. Tugas

4.7K 215 6
                                    

Sepertinya kalau hidup gue tenang itu mustahil. Soalnya setiap hari bahkan setiap menit gue itu gak pernah tenang, ada aja masalah yang nimpa gue. Hari ini, di pagi hari ketika matahari baru aja naik dan mengeluarkan cahaya terangnya, Bu Wika, yang sekarang menjabat sebagai wali kelas di kelas gue SMS gue katanya gue harus buru-buru ke sekolah. Mau apa coba? Pak Santo aja, satpam di sekolah gue aja pastinya belum datang. Nah, ini gue yang menjabat sebagai siswi aja udah disuruh ke sekolah.

Dengan jurus mandi bebek dan keadaan kamar yang masih acak-acakan, gue langsung pergi ke sekolah dengan membawa mobil ala pembalap. Beruntung, suasana jalan lagi sepi alhasil gue bisa bebas dari amukan masa gara-gara bawa mobil dengan kecepatan tinggi.

Ketika gue masuk ke ruang guru untuk menemui Bu Wika dan sekalian mau tanya, apa maksud dan tujuan Bu Wika nyuruh gue ke sekolah pagi-pagi buta begini. Dan ketika gue tanya jawabannya sangat tidak mengenakan.

" Permisi Bu. Ada apa ya Ibu nyuruh saya berangkat sekolah pagi-pagi begini? " tanya gue.

Bu Wika diam dan menghela napas panjang.

" Ibu, kenapa? " tanya gue khawatir.

" Begini Shakira, sekolah kami mengadakan santunan kepada anak yatim dan juga panti asuhan dengan tema untuk merekatkan rasa solidaritasan kita kepada orang lain. Dan diwajibkan seluruh siswa dan siswi membayar sebesar 10rb. Kamu, Ibu beri tugas untuk menagih uang kepada teman-teman kamu lalu kasih ke Ibu pada jam istirahat kedua " jelas Bu Wika dengan panjang lebar yang berhasil membuat gue terkena shock berat.

Itulah alasan, kenapa gue menganggap kalau kehidupan gue gak akan pernah tenang, baik dari gangguan Fahrul mau pun gangguan tugas-tugas yang paling gue benci, yakni menagih uang ke teman sekelas.

Satu cara yang paling ampuh buat gue menagih uang kepada mereka tanpa gue ribut dulu yang gue pakai sejak pertama gue jadian sama Fahrul, yakni gue ancam mereka kalau mereka gak mau bayar akan gue bilangin sama Fahrul supaya Fahrul mengamuk mereka. Tapi, Fahrul tidak pernah tahu kalau gue manfaatin dia untuk mengancam teman-teman, termasuk Irsyad dan juga Risca. Mereka tidak tahu dan gak akan pernah gue kasih tahu.

" Ngelamun aja Bu, masih pagi " tegur Irsyad yang baru saja datang ke dalam kelas.

" Terserah gue lah. Gue ngelamun gak ngerusak imajinasi lo kan? " ketus gue.

" Dari dulu lo gak pernah berubah, tetap aja galak. Untung si Fahrul sabar " ujar Irsyad.

" Ih, lo ngeselin ya. Sama aja kaya sahabat lo " ucap gue.

" Maksud kamu, aku? " ujar Fahrul yang tiba-tiba saja maksud tanpa memberi pertanda dulu.

" Rasain lo " bisik Irsyad sambil berjalan ke arah bangkunya.

Gue diam, mata gue terbelalak, perasaan gue bercampur aduk, otak gue ngeblank buat nyari alasan ke Fahrul. Detak jantung gue semakin kencang ketika Fahrul berjalan ke arah gue dengan muka datarnya.

" Jawab dong! Maksud kamu, aku kan? " ujarnya.

" Iii...ni, anu " ujar gue terbata-bata.

" Gak usah gugup! Kalau pun benar itu aku, gak masalah kok. Aku emang ngeselin tapi aku juga ngangenin " ucapnya sambil mencubit gemas pipi gue.

" Ngangenin? Mimpi lo. Nanti kalau semut udah bisa nikah sama gajah, baru lo ngangenin "

" Ngengenin? Gak bakalan " ketus gue.

" Yakin? Ya udah kalau gituh aku mau sama Livya aja " ujarnya.

Gue diam. Entah kenapa gue mendadak kesal dan gak rela kalau Fahrul sama orang lain. Ya walaupun dia emang ngeselin tapi gue tetep sayang sama dia melebihi yang dia tahu tapi gue gak pernah nunjukin itu semua.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang