10. Somplak

4K 182 11
                                    

Suasana kelas begitu membosankan, kurang lebih 93% seisi kelas tertidur pulas termasuk sang KM dan sahabat gue. Fiks, kali ini gue benar-benar yakin kalau mereka bakalan jodoh dunia akhirat. Gue yang memang gak berminat untuk dengerin penjelasan dari Pak Dudung, guru matematika, cuma bengong sambil nyorat nyoret buku kas.

" Satu, dua, tiga, empat, lima. Hadeuh masih banyak, " gumam gue.

" Kesel gue, " teriak gue sambil melempar pulpen ke arah Pak Dudung yang sedang berkeliling.

" Ada apa? Udah pulang? " ujar Risca terperanjat kaget.

" Shakira, kamu apa-apaan sih? " tanya Pak Dudung.

" Engg...gak Pak, " jawab gue.

" Sut... Ra! " panggil Fahrul pelan.

" Apaan sih? " ketus gue.

" Kamu kenapa? " tanyanya.

" Kesel, "

" Banyak yang nunggak kas, " lanjut gue.

" Oh gituh " jawabnya.

Gue berdecak kesal. Tak ada yang pengertian sama gue. Curhat sama pacar bukannya nenangin dan ngasih solusi ini malah bilang " Oh gituh ", jawaban yang sangat haqiqi.

Gue meremas-remas kertas yang ada di hadapan gue. Entah itu kertas apa gue gak tahu tapi di atas kertas itu banyak coretan angka, sepertinya itu kertas bekas contekan ulangan Fisika kemarin.

Beberapa detik kemudian Fahrul beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Pak Dudung. Gue benar-benar bingung dengan tingkah laku dia, dia membisikan sesuatu kepada Pak Dudung dan Pak Dudung cuma ngangguk-ngangguk gak jelas.

" Dia sedang apa sih? " tanya Risca.

" Ya, mana gue tahu, " jawab gue.

" Kan lo pacarnya, "

" Terus kalau dia pacar gue, gue harus tahu semua tentang dia gituh, sampai ukuran celana dalam pun harus gue tahu gituh? " cerocos gue.

" Ya, gak gituh juga kali, " ucap Risca sambil manyun.

" Anak-anak perhatikan ke depan! " titah Pak Dudung.

Semua warga kelas pun kembali mengalihkan perhatiannya kepada Pak Dudung karena tadi sempat terjeda dan Fahrul pun sudah kembali ke tempat duduknya. Entah peristiwa apa lagi yang akan terjadi sekarang, perasaan gue benar-benar gak enak.

" Anak-anak, Bapak mau bilang sesuatu sama kalian. Kalian itu kan masih kecil tak sepatutnya kalian menyimpan banyak hutang. Jangan dibiasakan takutnya kebawa sampai tua! " jelas Pak Dudung.

" Maksud Bapak apa sih? " sahut Irsyad.

" Gini ya, intinya siapa pun yang merasa masih banyak tunggakan uang kas segara kalian bayar, numpukin hutang itu gak baik, kalian masih kecil, " ucap Pak Dudung.

Gue yang dibelain aja bingung dan merasa aneh, apalagi yang disindir. Apa yang terjadi sama Pak Dudung? Kenapa dia bisa bilang begitu? Gue cuma bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal dan menatap semua teman-teman gue yang sedang melongo kaya orang bego termasuk Risca. Mungkin Risca sadar kalau tunggakan dia tuh banyak banget.

" Ra! " panggil Fahrul.

" Hmm, " sahut gue.

" Gak mau bilang makasih gituh? " ucapnya.

" Makasih atas dasar apa? Ngasih coklat, bunga atau pun boneka aja nggak, " ujar gue.

" Ya, aku emang gak bisa ngasih kamu barang-barang itu tapi aku bisa ngasih seluruh hatiku padamu, " ucapnya gombal.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang