24. Tanding

2.7K 106 11
                                    

Hallo reades!
Vote+coment ya!
Add to your reading list juga
Follow my ig; oktaviani_1501

******

Kaki gue sekarang terasa sangat sakit, niatnya gue gak mau sekolah tapi tadi pagi saat gue bilang sama Mamah kalau hari ini gue mau izin gak mau sekolah gue malah kena seprot ceramah Mamah. Jadi dengan muka kusut gue berangkat sekolah diantar sama Mang Dadang. Ini semua gara-gara Fahrul, kaki gue jadi sakit karena kemarin gue sama dia kena hukum Pak Komar karena bolos dari sekolah. Kemarin, waktu kami dihukum di tengah lapang, Fahrul juga ngajakin gue kabur tapi gue tolak takut hukumannya ditambah, terlebih Pak Komar sudah wanti-wanti ke kita untuk tidak kabur seperti kelas XI dulu. Bagaimanapun juga Pak Komar itu guru jadi harus dihormati juga.

Pagi ini, kelas gue jadwalnya Bu Titin, guru biologi. Selama pelajaran berlangsung, suasana kelas membosankan membuat ngantuk berat. Tapi beruntung, sebelum rasa ngantuk itu merajalela, bel pergantian pelajaran sudah berbunyi. Bu Titin pun keluar dengan berjalan begitu pelan. Selang beberapa detik guru piket masuk ke kelas bahwa Pak Dudung, guru matematika tidak bisa masuk dan hanya memberikan tugas soal sebanyak 5 nomor.

Kelas gue, yang memiliki ketua kelas yang super duper tidak patut untuk ditiru malah memberikan contoh yang sangat luar biasa. Dia mengajak seluruh teman-teman kelas gue untuk tidak mengerjakan tugas. Berhubung gue sedang dilanda kemageran yang haqiqi akhirnya gue juga terjerumus dengan ajakan Irsyad.

Selama jamkos, bukan jamkos sih. Ini adalah jamkos yang dibuat-buat, kelas gue begitu bising dan berantakan. Gue baru sadar kalau selama jamkos ini gue gak melihat sosok Fahrul. Gue udah cari ke seluruh penjuru kelas tapi gue gak menemukannya. Secara gak sengaja gue melihat Rifan yang sedang asyik main ML di pojokan. Gue samperin dia, siapa tahu dia tahu di mana Fahrul.

"Fan!" panggil gue sebari nepuk pundaknya.

"Apaan sih?" jawabnya ketus dengan tatapan mata yang masih mengarah ke layar ponsel.

"Lo, tahu gak di mana, Fahrul?" tanya gue.

"Ada tuh di lapangan,"

Gue melongo setelah mendengar jawaban dari Rifan. Ngapain Fahrul di lapangan? Mau olahraga? Tapi kan sekarang gak ada pelajaran olahraga. Mau bersihin lapangan? Tapi kan dia gak kena hukuman untuk bersihin lapangan. Sebenarnya yang dikatakan Rifan itu serius gak sih.

"Ngapain dia di lapangan?"

"Lagi tanding," jawab Rifan yang sukses membuat gue bingung.

"Hah? Tanding? Tanding apaan sih?"

"Tanding basket sama si Di... ah siapa, lupa gue namanya,"

Tanpa menunggu lanjutan dari perkataam Rifan, gue pun langsung berlari ke arah lapangan. Di sana sudah banyak orang yang berkumpul melihat aksi tanding dari Fahrul entah dengan siapa gue belum bisa lihat dengan jelas siapa orang yang tanding dengan Fahrul. Berhubung badan gue kecil, jadi gue bisa menerobos kerumunan itu dan sekarang gue sudah berdiri di barisan paling depan. Tapi, kenyataan yang gue lihat sangatlah mengejutkan, Fahrul sedang tanding bersama Dito, Kakak si adik kelas centil, Livya.

Gue tidak langsung menghampiri mereka, tidak juga berniat untuk meminta mereka mengakhiri aksi tandingnya. Sebenarnya beribu-ribu pertanyaan sudah muncul di benak gue, namun sekarang gue enggan untuk menanyakannya, penasaran dengan aksi tanding mereka. Tatapan gue begitu fokus ke arah bola yang sedang Fahrul giring dan sedikit lagi hampir sampai ke arah ring. Dengan sigap Fahrul memasukan bola itu ke arah ring dan bibirnya membentuk senyum yang sangat manis membuat semua cewek yang nonton teriak histeris. Hati gue sangat panas saat ini, tapi gue bisa apa coba. Kalau gue menegur mereka yang ada gue akan menimbulkan keributan.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang