16. Libur berdua

3.2K 138 5
                                    

Hari ini, di hari kamis yang kurang manis tak seperti kumis Mang Imis, tukang kebun tetangga gue yang so manis. Hari ini gue gak masuk sekolah karena gue diliburkan selama 3 hari bersama Fahrul, lebih tepatnya di skor. Gara-garanya sih kemarin kami diamuk Pak Komar karena ngacak-ngacak barang dagangan waktu baksos. Kemarin, amukan Pak Komar begitu dashyat sampai-sampai Fahrul pun tak bisa berkutik. Alhasil kami pun pasrah dan siap menerima ocehan serta hukuman yang diberikan olehnya. Beruntungnya, Mamah kali ini mau pergi arisan ke rumah temannya dari pagi sampai sore dan Papah berangkat kerja dari pagi juga. Jadi gue gak usah sibuk-sibuk cari alasan kenapa gue gak masuk sekolah sama mereka.

Sekarang gue cuma bisa ngabisin waktu di dalam kamar. Berguling ke sana ke mari mencari posisi baru jika sudah tidak nyaman di posisi semula, buka HP meskipun sudah tahu gak ada yang penting, dan mencoba tidur kembali meskipun gak bisa tapi gue paksa.

Tepat pukul 9 pagi, gue beranjak dari tempat tidur berniat untuk pergi ke dapur, ngambil minum. Haus. Setelah sampai di dapur, gue mengambil gelas, membuka kulkas lalu mengambil susu coklat dingin dan gue tuangkan ke dalam gelas. Entah gue kehausan atau kesetanan, gue ngabisinnya dalam waktu yang singkat, kira-kira 20 detik.

" Non! "

Panggilan itu membuat gue terkejut sampai-sampai gelas pun hampir jatuh dari genggaman tangan gue.

" Bibi! Ada apa? " tanya gue.

" Non, gak sekolah? " ucap Bi Etin.

" Nggak. Lagi libur, " ketus gue.

" Libur? Perasaan ini bukan hari minggu juga bukan tanggal merah, " ujar Bi Elis sambil garuk-garuk kepala. Entah itu garuk kepala karena kebingungan atau banyak kutu, gue gak tahu.

" Saya di skor. Tapi jangan bilang sama Mamah dan Papah saya! " ujar gue.

" Wah, sama dong kayak Den Fahrul, " ujar Bi Etin.

" Loh, kok Bibi tahu? " pekik gue kaget.

" Tahulah, kan Den Fahrul ada di depan. Dia maksa Bibi buat manggilin Non. Bibi kira Non sekolah jadi tadi Bibi sempat ribut sama Den Fahrul, " jelas Bi Etin.

" Makasih Bi, saya nyamperin Fahrul dulu. Ah, ini gelas jangan lupa Bibi cuci ya! " ujar gue sambil memberikan gelas yang sedari tadi gue genggam lalu berlari menemui Fahrul di depan rumah.

Setelah gue sampai di ruang tamu, gue gak langsung nemuin Fahrul. Berhubung dia lagi menghadap ke belakang, gue teliti, telaah dan nyimak dia terlebih dahulu buat mastiin apakah itu Fahrul atau bukan. Dari postur tubuhnya, cara berdirinya dan warna rambutnya agak pirang gue bisa menyimpulkan kalau dia beneran Fahrul.

Gue berjalan menghampirinya dengan langkah pelan dan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

" Fahrul! " panggil gue halus dan yang dipanggil langsung noleh.

" Shakira, lama amat sih. Udah lumutan tahu aku nunggunya, " omel Fahrul.

" Maaf, lagian kamu ngapain pagi-pagi ke sini? " ujar gue.

" Ngajak kamu jalan-jalan, " jawabnya.

" Hah? Jalan-jalan? Kamu gak salah? Orang-orang tuh pada sekolah masa kita jalan-jalan, "

" Kita itu murid special, di saat orang-orang sekolah dan kita malah diliburkan oleh guru sendiri, "

" Iya, special. Sampai-sampai buku saku kita penuh dengan point negatif, " ketus gue.

" Ayo ah, cepat! Kita manfaatkan hari libur kita sebaik mungkin! " ujarnya sambil mendorong gue naik ke tangga lalu masuk ke dalam toilet yang ada di kamar gue.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang