30. Maaf

2.5K 109 0
                                    

Hallo Reades!
Vote and comet ya!
Add juga ke reading list!

*******

Malam ini, gue hanya diam di dalam kamar. Gak berniat untuk keluar, untuk makan saja gue males. Hari ini, gue benar-benar kesal sekaligus sakit hati dengan sikap Fahrul hari ini. Secara tidak langsung, dia lebih memilih Livya daripada gue. Gue akui, Livya itu lebih cantik, lebih manis, lebih putih, tapi sayang Livya itu... munafik. Dia bisa saja membodohi Fahrul, tapi dia gak bisa membodohi gue.

Hal yang paling membuat gue sakit hati adalah, omongan kasar dia di hadapan gue. Selama gue kenal sama dia. Gak pernah gue mendengar dia ngomong kasar, mungkin bagi yang lain itu gak asing, tapi bagi gue sangat... sangat asing.

Air mata gue terus saja mengalir dari sepulang sekolah. Tak ada yang tahu kalau gue menangis karena gue selalu bilang sama Mamah kalau gue lagi ngerjain tugas dan gak mau diganggu.

Drt... drt... drt...

Ponsel gue bergetar, sepertinya ada pesan masuk. Walau sebenarnya males, gue pun mengambil ponsel yang disimpan di balik bantal. Pesan itu dikirimkan oleh Risca yang menanyakan apakah gue baik-baik aja atau tidak. Sahabat gue yang satu itu memang susah untuk dibohongi. Padahal gue sudah bilang sama dia berkali-kali kalau gue gak papa tapi dia tetap aja gak percaya.

Selang beberapa menit, pesan dari Risca kembali datang dengan isi yang sama. Pesan itu terus saja muncul sampai lebih dari lima kali. Karena risih, akhirnya gue membalas pesan Risca dengan balasan simple, padat dan jelas.

To : RiscaPermataR

"Gk."

Tak butuh waktu lama, balasan dari Risca sampai ke ponsel gue. Sepertinya Risca benar-benar kepo dengan keadaan gue. Entah gue harus bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Risca atau berdoa supaya Risca dihilangkan dari bumi ini karena Risca terlalu kepo.

From : RiscaPermataR

"Simple amat sih. Sakit kan dedek."

To : RiscaPermataR

"Bodo."

From : RiscaPermataR

"Dedek ngambek nih."

Gue menghela napas kasar setelah membaca pesan dari Risca. Tak ada niatan untuk gue membalas pesan itu karena itu percuma, gak bakal bikin hati gue sembuh. Mungkin tidur akan membuat gue membaik karena kebetulan jarum jam sudah menunjukan pukul 09 malam.

*****

Suasana di anatara gue sama Fahrul sampai saat ini masih saja dingin. Seperti orang yang tidak saling kenal padahal status di anatara kami adalah 'pacar'. Jadi, saat ini kami seperti orang yang pacaran namun sembunyi.-sembunyi.

Sampai jam isitirahat pertama, kami masih saling diam. Risca dan Irsyad sudah gak berani untuk bertanya. Bahkan Irsyad dan Fahrul saja gak berinteraksi apa pun. Jujur, sebenarnya gue begitu tidak nyaman. Gue ingin secepatnya masalah ini diselesaikan. Kalau gak ada yang mau ngalah, masalah ini gak bakalan kelar. Tapi di sini yang salah itu Fahrul, jadi yang harus meminta maaf dia bukan gue.

"Ke kantin gak?" tanya Risca yang gue jawab dengan anggukan kepala.

Dengan tidak sopan, gue berjalan mendahului Risca karena secara tidak sengaja gue melihat Fahrul yang akan berjalan melewati gue. Maka dari itu, gue langsung berlalu pergi bukan berniat meninggalkan Risca namun berniat menghdari Fahrul.

"Woi, gak sopan sih lo ninggalin gue kan gue yang ngajak," omel Risca ketika gue baru saja duduk di bangku yang kosong.

Gue hanya mendelik Risca sebentar lalu Risca duduk di hadapan gue tanpa gue suruh.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang