9. Fahrul berantem

4.1K 219 6
                                    

Hari ini di hari rabu, hari yang begitu kelabu. Kelas pun masih banyak debu karena kemarin belum sempat disapu. Hari ini keadaan kelas nampak riuh, ricuh, nan berantakan, ditambah mood gue hancur berkeping-keping karena uang kas belum lunas semua mana sekarang gue masih ngantuk lagi. Pengennya gue sekolah tuh dengan tenang, cukup duduk manis di kursi yang sudah diaediakan di kelas, mendengar penjelasan dari guru lalu mencatatnya dan ketika ulangan gue tinggal nyontek aja karena gue gak suka belajar.

Sebagian penghuni kelas ada yang asyik main kapal-kapalan dari kertas ala anak TK yang kertasnya tuh hasil nyolong dari buku temen yang nganggur di atas meja, karena itulah gue gak suka nyimpen buku atas meja kalau gue mau beranjak dari tempat bertapa gue. Sebagian lagi ada yang asyik mabar ( Main bareng ), kebanyakan itu kaum adam walau ada sebagian sih dari kaum hawa. Mereka asyik bermain di pojok belakang kelas walau gue sempat bilang pada mereka kalau diem di pojokan itu angker tapi mereka gak mau denger.

Di samping gue, yakni sahabat gue, Risca. Dia malah asyik dengan alam bawah sadarnya. Pantesan dari tadi gue panggil-panggil gak nyahut. Niatnya gue mau minta tolong sama dia supaya anterin gue ke toilet. Dan pacarnya, Irsyad sang ketua kelas, dia juga sama halnya dengan Risca, asyik di alam mimpi. Mungkin mereka sedang bermimpi bersama, mimpi nikah mungkin. Ketua kelas di kelas gue itu memang gak ada gunanya, kerjaannya cuma tidur mulu. Pengennya gue tuh nurunin jabatan dia tapi seisi kelas gak setuju. Mereka betah kali dipimpin sama Irsyad karena gak banyak aturan jadi bisa mereka bebas mau ngerjain apa pun, bahkan mau bolos pun tak ada larangan.

Gue melihat ke seluruh penjuru kelas, mencari keberadaan Fahrul namun tak gue temukan. Gue juga udah nanya sama seluruh teman laki-laki gue yang ada di kelas tapi mereka tak tahu. Mau gue telpon sama kirim pesan tapi hp gue mati.

Tanpa intruksi dari gue, kaki gue berjalan ke luar kelas, nengok kanan kiri bingung mau nyari ke mana. Dan tiba-tiba saja keadaan di luar kelas mendadak riuh, banyak siswa siswi berlarian ke arah tangga entah kenapa perasaan gue mendadak tidak enak. Berhubung urat malu gue lagi menciut akhirnya gue mencegat salah satu siswi entah siapa, kelas berapa dan aliran mana gue gak tahu yang gue mau tahu sekarang adalah ada apa? Kenapa rame banget?

" Eh, sorry. Ini ada apa sih? " tanya gue.

" Itu ada siswa yang berantem di lapangan, " ujarnya.

" Udah ya, gue duluan, " lanjutnya sambil bergegas pergi.

Gue berpikir sejenak dan tiba-tiba pikiran gue mengarah pada Fahrul. Tak berpikir panjang gue pun langsung berlari ke arah tangga tanpa memperdulikan keadaan yang cukup padat nan ramai, kan udah gue jelasin tadi kalau urat malu gue lagi menciut.

Gue kaget sangat kaget ketika sampai di lapangan gue melihat Fahrul yang sedang saling hajar dengan Dito, Kakak kandungnya si ade kelas centil, Livya.

Dito Pratama adalah anak kelas XII dari aliran sosial atau IPS. Dia adalah Kakak kandungnya Livya. Gue mengenalnya berkat sifat kekepoan gue, karena secara tidak sengaja dulu gue sempat melihat dia berduaan dengan Livya. Gue pikir dia pacarnya tapi nyatanya dia Kakaknya. Dito memiliki perawakan tinggi, rambut hitam melekat, bibir tipis dan berat badan normal.

" Fahrul, udah! " teriak gue sambil menghampiri dia.

" kamu ngapain di sini? Sana masuk kelas! " ujarnya.

" Gak mau, "

" Heh, gue bilangin ya sama lo. Jangan pernah deketin ade gue lagi Kalau lo cuma mau ngasih harapan palsu! " tegas Dito.

" Eh, lagian siapa juga yang deketin ade, lo. Dianya aja yang selalu deketin gue, " jawab Fahrul.

" Banyak bacot lo, " ujar Dito.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang