Tetap Tenang D Ghibahi

110 2 0
                                    





Assalamu'alaikum ikhwah fillah.




🌸🌸🌸




💕💕💕

*Tetap Tenang Di-Ghibahi*

Jika di-ghibahi, harusnya kita tenang dan tak perlu marah karena:

1) Dapat pahala tanpa beramal
Kita dapat pahala di hari kiamat dari yang meng-ghibahi

2) Kekurangan membuat kita dibicarakan apalagi kelebihan kita

3) Mengurangi dosa
Jika pahala peng-ghibah habis, maka dosa kita diberikan padanya

4) Ghibah hanya kata-kata saja, bukan pedang dan bukan pula sebuah pengaruh
Takkan berpengaruh pada baik-buruk kondisi kita, jadi tetaplah beramal dan jadi diri sendiri

5) Sebenarnya peng-ghibah lebih sengsara, jadi tenang saja
Rasa hasad membuat peng-ghibah menghabiskan waktunya memikirkan kita
Bisa jadi tidurnya tidak nyenyak, dada semakin sesak setiap mendengar kesuksesan kita

Dan masih banyak lagi

Itulah fungsi iman di hari kiamat
Keadilan takkan bisa  didapatkan
Seadil-adilnya di dunia
Harus ada yang bersabar
Lalu menuai hasil di akhirat

Berikut hadits mengenai orang yang muflis (bangkrut) di hari kiamat. Banyak beramal, shalat, puasa dan senagainya
Tetapi lisan dan anggota badannya sering menganggu saudaranya

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya.
Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim)

💕💕💕
Ok setelah kita tau manfaat ghibah yuk kita mulai  mengenali Komunikasi yang dianjurkan dalam pasutri.

Namun sebelum mengenali komunikasi pasutri kita kenali panggilan² bhs arabnya dahulu ya...

🌐🔮
🔮🌹🌐

​🥃Suamimu bukan Bapakmu dan Istrimu bukan Ibumu​
[Termasuk Tasyabbuh Memanggil Kunyah Hanya Sebagian]

​Bismillah​
​Banyak kita temui di kalangan Abaa’ wa Ummahat (bapak-bapak dan ibu-ibu muslimah) yang memanggil suaminya dengan Abi atau istrinya dengan panggilan Ummi, kecuali mereka yang dirahmati Allah Ta’ala.​
​Alasan mereka katanya untuk mengajari anaknya agar membiasakan memanggil kedua orang tuanya dengan Abi dan Ummi, nah sebenarnya bagaimana mengenai masalah ini, apakah boleh atau tidak?​

​Alhamdulillah, pada saat ana taklim, dan ini adalah catatan transkrip beberapa tahun yang lalu, hanya saja baru sempat sekarang di publikasikan, dari taklim ba’da maghrib (untuk jadwal sekarang telah berubah) pada sesi tanya jawab bersama Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al Makassari hafizhahullah​

mustashar qanuni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang