Rintihan Neraka Ibu Indonesia

402 6 0
                                    



Assalamu'alaikum ikhwah fillah

🌸🌸🌸


@ *Rintihan Neraka Ibu Indonesia* @
✍🏻 *Muhammad Ikhwan Jalil*

________

Sukma , demikian engkau dipanggil

Namun adakah sukma bersemayam padamu ?

Hanya Allah yang Maha Tahu

Kau mengaku tak tahu Syariat sang Pencipta

Namun demikian terusiknya engkau  dgn kumandang alunan Surga

Hingga kidung tak tentu rimba lebih indah di telinga

Ataukah secuil telingamu adalah lembar kekufuran dari kerak neraka

Kagummu pada aurat yang tergerai membuatmu resah atas muslimah , wanita dgn iman di dada

Yang setia hingga hijab bahkan cadar membungkus dirinya

Ataukah kau sedang meminjam
mata Iblis sang durjana

Hingga Ibu Indonesia kau buat merintih dari neraka

kau telah tua , sanggulmu tak bisa menutupi keriputmu

Tidakkah lebih bijak kau tutup tusuk kondemu dengan mukena

Dan hapus alis palsumu lalu rapatkan di atas sajadah ?

Mohon ampunan pada Allah Penguasa setiap jengkal Indonesia dan semesta

Sukma , tak tahukah kau akan sejarah Nusantara ?

Sebelum ada kata Indonesia , kumandang adzan telah bergema.

Menyatu dalam dada para syuhada , yang darahnya membasahi karsa

Demi kata dalam lantunan adzan yg terindah yang kau hina

Asyhadu allaa ilaha illallah
Asyhadu annaa muhammadar rasulullah ...

Tak pernahkah kau tahu bahwa
Takbir bung Tomo menggelegar membuat sukma para pemuda bergelora ?!

Llsan syaithani memang bisa terdengar indah , jika terdorong dari sukma tanpa getar taqwa,

Sudahlah , anak- anak iblis riang  berbaris gembira

Menyambut rintihan Ibu Indonesia
dari neraka

Namun perlahan dulu wahai bunda yang merana

Indonesia bukan tempat anda

Karena disini , di tanah Nusantara

Telah menghunjam akar Taqwa , berbuah ranum tiada tara

Karena di sini , di tanah Nusantara,
Semilir angin mengeja titah Sang Maha Bijaksana

Karena merdekanya adalah : adalah atas berkat Allah Yang Maha Kuasa

Hamba Allah
Yang lahir dari rahim
Ibu Indonesia yg setia dengan mukena .


_______

🌸🌸🌸

Wassalamu'alikum ikhwah fillah.

mustashar qanuni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang