Assalamu'alaikum ikhwah fillah.
┏━━━━━━━﷽ 🍃🌹🌹🍁ᶻⁱ
•┈┈┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈┈┈┈┈••┈┈┈◎❅❀❦🌺🌻❤🌻🌺❦❀❅◎┈┈┈•
Kebiasaan Orang-orang terdahulu yang Soleh dari Keluarga Ba'alawi semoga Allah SWT meridhoi mereka
.
.
.(Ada 11 kebiasaan Salaf dalam mendidik Anak-anak mereka)
.
.
.1) Ibu ketika menyusui sambil membaca Ayat Kursi dan Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas dan mengulang-ulang bacaan
2) Pertama kali yg diajarkan ke anak ketika baru bisa bicara. yg artinya (aku ridho Allah (SWT) sbg Tuhanku dan Islam agamaku dan Nabi Muhammad (SAW) Nabi dan Rosulku
3) mengajak keluar anak-anak kecil ketika waktu malam yg terakhir ( sebelum subuh) ke masjid agar menjadi kebiasaan
4) Sebelum memasuki Bulan-bulan berkah seperti Ramadhon, mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan bertanya kpd mereka, apa yg akan kalian kerjakan dibulan yg berkah ini? dari amalan membaca Alqur'an, dzikir, dan sedekah, dll
5) Mereka mengajari anak-anak mereka niat-niat yg baik sebagaimana mengajari mereka Surah Al Fatihah
6) Mereka mengadakan majelis ilmu di rumah, dan berkumpul semua yg di rumah harian atau mingguan, mereka membaca sedikit dari Al Qur'an Al Karim ( tadarus) dan kitab hadist dan fiqih
dan mereka menutup majelis dngn doa dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.7) Ketika masuk baligh anak mereka, mereka memberi tahu anaknya kalau sdh Mukallaf dan sekarang dua Malaikat akan mencatat kebaikan dan kejelekan dan menulis ucapan dan perbuatannya, dan hal itu diadakan perayaan yg dihadiri ulama'.
8) Mereka tidak menunda pernikahan anak-anak mereka setelah baligh khawatir terjerumus kepada kemaksiatan.
9) Mereka mengajari anak-anak dengan berdoa memohon kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, maka apabila anaknya ingin sesuatu dari orang tuanya, mereka berkata kpd anaknya wudhu'lah dan sholat 2 rakaat dan mintalah kepada Allah hajat-hajatmu.
Dan setelah sholat orang tua memberikan yg anak minta seraya berkata Sungguh Allah Ta'ala yang mengabulkan doamu.
10) Mereka membagi tugas kepada setiap anak, ada yg tugas belanja ke pasar, dan ada yang menyapu rumah dan ada yang tugas melayani tamu dan ngambil air dsb.
11) Mereka lebih banyak memperhatikan pembelajaran putri-putri mereka dr pd yg laki-laki karena anak perempuan tidak keluar rumah .
Wallahu'alam
Yuk kita selami kecintaan salah satu akhwat bercadar yg begitu cinta nya pada nabi Muhammad
KISAH WANITA MEMBUKA CADAR DEMI KECINTAANNYA KPD RASULULLAH
Ada sebuah kisah yang sangat menarik tentang ketulusan cinta dan kasih sayang. Kisah yang diambil dari📚 kitab
‘Uqudul Lujain karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani📚 ini menggambarkan betapa cinta sejati mampu membutakan seseorang hingga ia rela melakukan hal apa pun demi membuktikan cintanya terhadap sesuatu yang ia cintai.
Ikhwal tentang pembuktian cinta sejati seharusnya tidak perlu menunggu momentum tertentu. Seperti yang saat ini marak dilakukan oleh mayoritas orang dengan mengusung Hari Valentine. Cinta sejati tidak melihat waktu kapan harus dibuktikan tapi ia benar-benar muncul setiap saat sebagai pembuktian ketulusan hati. Karena cinta sejati ada di setiap waktu dan setiap tarikan nafas manusia.
Suatu ketika, seorang wanita keluar dari rumah untuk mendengarkan petuah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam beserta para sahabatnya. Di tengah jalan ada seorang pemuda yang melihatnya. Pemuda itu bertanya: “Wahai wanita yang mulia! Kamu mau pergi ke mana?” Wanita itu menjawab, “Aku ingin mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan duduk di sisinya dan mendengarkan sabdanya yang indah.”
“Apakah kamu mencintai Nabi?” tanya si pemuda itu. “Ya aku mencintainya,” jawab wanita itu. Si pemuda berkata lagi, “Demi kebenaran cintamu kepadanya, bukalah CADARMU sampai aku dapat melihat wajahmu.”
Saat pemuda itu menyumpah dengan mengatasnamakan cinta kepada sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas ia membuka CADARNYA sehingga pemuda itu benar-benar dapat melihat wajahnya.
Sesampai di rumah, ia menceritakan kejadian itu kepada suaminya. Penuturannya menggoyahkan hati si suami. Dalam hati, suaminya berkata, “Aku harus bisa membuktikan kebenaranya supaya aku lega. Dan aku juga harus mengujinya.”
Suaminya lantas menyalakan tungku, pada tungku tersebut terdapat tempat atau lubang untuk meletakkan wajan untuk memasak roti. Dengan sabar suaminya menunggu sampai tungku menyala penuh. Setelah api menyala penuh, ia berkata pada istrinya, ”Demi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, masuklah ke dalam tungku itu.”
Saat ia disumpah atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seketika itu ia langsung menceburkan diri ke dalam lubang tungku tanpa mempedulikan nyawanya karena benar-benar mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Melihat istri benar-benar menceburkan diri ke dalam tungku dan tenggelam di dalam api, si suami menjadi sangat menyesal dan sadar akan kebenaran ucapan istrinya. Lalu ia pergi menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan semua kisah tentang istri beserta keadaanya saat itu.
Setelah mendengar penuturan cerita dari si suami, Nabi besabda, ”Pulanglah dan keluarkan ia dari dalam tungku.” Si suami pun akhirnya pulang dan segera mengeluarkan istrinya dari kepungan api yang memenuhi tungku. Namun anehnya, setelah ia berhasil mengeluarkan istrinya dari kepungan api tersebut didapatinya sang istri tidak apa-apa, badannya basah penuh keringat, seakan-akan ia habis dari pemandian air hangat (uap).Semoga Allah Ta'al meredhoi mereka dan memberikan manfaat kita dengan Siir mereka, dan memudahkan jalan kita untuk mengikuti mereka, Aamiin...
Ya Allah Wahai Dzat yg memberi taufiq orang yg baik untuk berbuat baik dan menolong mereka berilah taufiq kepada kita untuk berbuat baik dan tolonglah kita agar berbuat baik.
Sholawat dan Salam kita hanturkan atas Nabi kita Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya
#SUBHANALLAH
ALLAHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALIHI WASHOBIHI WASALIM📚 📬 *ᎡᎬ ᏢϴՏͲ Curhat & Hijrah Akhwat*_ ✍🏻
•┈┈┈◎❅❀❦🌺🌻❤🌻🌺❦❀❅◎┈┈┈•Wassalamu'alikum ikhwah fillah.
KAMU SEDANG MEMBACA
mustashar qanuni
روحانياتKumpulan ilmu dan nasihat dari teman_teman hijrah. Sengaja aku kemas di sini untuk mengingatkan bahwa islam itu indah, tak ada perbedaan, saling berbagi dalam hal apapun, termasuk ilmu