Sebelum memulai cerita mereka, maka perkenalkan seorang gadis berhijab yang memiliki paras cantik dan manis yaitu Annisa Syahira. Kedua orang tuanya memanggil Icha, ia mempunyai seorang kakak dan seorang adik. Kakaknya laki-laki bernama Azzam Fahreza berumur 24 tahun masih lajang dan sekarang Azzam bertempat tinggal di Paris dengan alasan mengurus perusahaan Ayahnya di sana. Sedangkan, adiknya seorang gadis cantik dan imut bernama Aiza Syahira berusia 7 tahun.
Saat ini Icha sedang makan malam bersama keluarganya dan tentu tanpa Azzam. Ayah dan Bundanya duduk di seberang dan di samping ada Aiza. Setelah selesai makan Icha membereskan semua yang ada di meja makan dan membawanya ke dapur. Namun, saat Icha mau membawa piring ke dapur ayahnya memanggil.
"Icha?" Panggil Ayahnya membuat sang pemilik nama menghentikan langkahnya.
"Iya ayah?"
"Bisa kamu duduk terlebih dahulu, Ayah dan Bunda mau bicara sama kamu. Aiza bisa kamu pergi ke kamar?" Tutur Ayah pada Icha dan Aiza.
Aiza mengangguk dan pergi ke kamar. Setelah Aiza pergi, Ayah dan Ibunya menatap serius.
"Ada apa Ayah?" Tanya Icha sembari mendudukan dirinya lagi di tempat semula.
"Sayang, Bunda dan Ayah punya satu permintaan yang maunya kami kamu turuti. Tapi, bila tidak bisa gak papa kok, kami hanya ingin mengutarakan keinginan kami saja. Keinginan yang mungkin akan memengaruhi masa depan mu nanti." Ucap Bundanya, sedangkan Icha hanya mampu mengerutkan kening karena semakin bingung.
"Insya'allah." Balas Icha.
"Ayah dan Bunda berniat menikahkan mu dengan anaknya teman Bunda kuliah dulu. Ayah tau ini kecepatan tapi apa salahnya kan? Ayah dan Bunda hanya ingin melindungi kamu dari pergaulan remaja sekarang yang terlalu bebas dan banyak menyalahi ajaran islam. Dan, kamu juga tau kalau Ayah dan Bunda akan pindah ke Paris untuk mengurus perusahaan di sana selama beberapa tahun. Ayah takut di sini kamu gak ada yang jagain, tidak mungkin juga kamu ikut ke Paris karena sayang sama sekolah kamu yang sebentar lagi selesai. Gimana?" Jelas Ayah dengan rinci tak tertinggal satu pun.
Jujur Icha kaget? Tapi, Icha juga tidak tau apa yang harus ia jawab sekarang? Menerimanya? Atau menolaknya?
"Icha tau apa yang Ayah dan Bunda putuskan itu pasti yang terbaik untuk Icha. Icha ke dapur dulu ya..." Icha pergi ke dapur dengan pikiran yang berkecambuk.
Icha adalah gadis yang paling tak sanggup kalau harus menolak permintaan ke dua orang tuanya, ia takut di cap menjadi anak durhaka terhadap orang tua. Icha berharap semoga pilihan orang tuanya adalah yang terbaik. Aamiin.
❣❣❣
Di sisi lain ada seorang laki-laki bernama Arjuna Reyhan Dirsan biasanya di panggil Juna. Dia anak tunggal di keluarganya, Papanya bernamanya Dirga dan Mamanya namanya Sania. So, kalian semua pada tau kan maksud dari nama paling belakang Juna itu dari singkatan nama orang tuanya.
Saat ini tepat pukul 02.00 WIB, Juna baru saja sampai rumah. Kalau kalian mau tau dia habis dari mana adalah ia baru saja pulang balapan. Saat ini Juna lagi ngedap-ngendap bak maling yang takut ketahuan padahal masuk rumah sendiri. Maklum aja takut ketahuan malaikat pencabut nyawa yang lagi pada tidur di kamar katanya.
Juna membuka pintu rumah dengan sangat sangat sangat pelan. Gelap.
Ya, kata itu tepat untuk suasana rumah ini gelap dan sepi kayak kuburan. Dan, saat Juns menutup pintu rumah tiba-tiba lampu rumah nyala dan menampilkan wajah-wajah garang malaikat pencabut nyawa yang Juna bilang tadi.
Mati gue, batin Juna menjerit.
"Habis dari mana kamu jam segini baru pulang?" Tanya Mamanya dengan wajah datarnya.
"Anu Ma hehe... baru habis belajar bareng sama Yuda, Tristan sama Fahri." Alibi Juna sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, padahal mah habis balapan.
"Belajar balapan bareng maksud kamu? Iya?!" Nah sekarang mah Papanya yang ngomong.
"Tuh tau Pa."
Mereka berdua menghela nafas, yang Juna juga gak tau kenapa pada kayak gitu.
"Duduk kamu, Papa mau ngomong." Titah Papanya.
Sekarang Juna udah kayak penjahat yang mau di introgasi.
"Mau ngomong apa Pa? Aduh, Juna ngantuk nih." Tanya Juna membuka pembicaraan. Soalnya dari tadi orang tuanya hanya memandang Juna seakan mau melahapnya hidup-hidup.
"Papa dan Mama sudah punya cara lain untuk mengubah sifat kamu ini yaitu dengan menikahkan kamu." Ungkap sang Papa dengan tegas.
"WHAT!!!" Teriak Juna kaget dengan membulatkan matanya.
"Iya, habisnya kamu udah di cariin segala cara sama Mama dan Papa tetap aja gak berubah. Mama sama Papa capek tau gak? Jadi, kita nikahin kamu deh supaya kamu punya rasa tanggung jawab sama istri kamu dan pemikiran kamu juga lebih dewasa Juna." Jelas Mama.
"Tapi Ma, Juna masih SMA loh. Baru aja naik kelas 12 dan lusa masuk sekolah. Sekarang masa udah mau nikah aja. Aku belum siap Pa, Ma." Balas Juna dengan nada kesal.
"Terserah kamu mau terima atau gak. Pokoknya Mama dan Papa akan tetap menikahkan mu dengan pilihan kita berdua. Atau fasilitas kamu Papa cabut." Tutur Papanya membuat kepala Juna seperti ingin meledak.
"Lagian ya Jun, ceweknya cantik kok, sopan, berhijab, baik dan pintar. Lagian dia juga satu sekolah loh sama kamu." Tambah Mama.
"Terserah Mama sama Papa deh. Pusing mau tidur." Balas Juna mengalah. Lalu, ia pergi ke kamarnya tidak lupa membanting pintu kamarnya dengan keras membuat kedua orang tuanya kaget.
❣❣❣
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...