18✔

125K 5.2K 109
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Seorang lelaki duduk termenung di rooftop seraya melihat semua murid yang sedang menikmati waktu istirahat mereka di bawah sana. Ia memikirkan semua ucapan yang ia dengar tadi dengan perasaan tak karuan.

"Saya kenal Icha Pak, Icha gak mungkin dengan mudahnya menerima Juna menjadi pacarnya. Karena Icha pasti tau larangannya bahkan hadist yang memperkuat. Pasti Juna paksa kamu kan? Juna bukan laki-laki yang tepat untuk kamu, aku yakin dia cuma mau mainin kamu aja kayak mantan-mantan dia."

Ya, laki-laki itu adalah Juna. Duduk termenung dan menyendiri adalah kunci bagi Juna untuk berpikir lebih baik, kalau pun ia mau menyelesaikan dengan cara lain pasti tadi Juna sudah menghampiri Ridwan dan memberikannya pelajaran. Tapi, Juna sadar saat Juna melakukan itu pasti citranya akan semakin buruk dan itu juga berpengaruh pada Icha

Juna berpikir apa yang Ridwan katakan benar, ia tak pantas untuk Icha yang baik. Bahkan awal pernikahan mereka pun Juna sering membuat Icha sakit hati bahkan menangis. Juna tersenyum kecut terhadap dirinya sendiri, apa yang harus ia lakukan sekarang? Merelakan Icha untuk seseorang yang lebih pantas? Tentu ia tak sekuat itu. Dalam hati Juna pun ia sudah mencintai Icha, bahkan sangat mencintai. Tak mudah baginya melepas Icha begitu saja, bahkan saat tadi Icha duduk berdekatan dengan Ridwan saja hatinya sudah bergemuruh tidak terima.

"Woi! Bolos gak ngajak-ngajak parah lo!" Teriak seseorang baru saja datang, tapi tak membuat Juna bergerak barang sedikitpun.

Mereka bertiga terdiam, ya lebih tepatnya Tristan, Yuda dan Fahri baru saja datang menyusul Juna. Juna yang awalnya izin ke toilet, tapi tidak kunjung kembali ke kelas. Mereka curiga ada suatu hal yang terjadi pada Juna, pasalnya Juna tak biasanya berada di rooftop. Mereka kenal Juna, apabila Juna memilih menyendiri di rooftop berarti Juna sedang ada masalah yang mengganggu hati dan pikirannya.

"Kenapa lo?" Tanya Tristan seraya duduk di samping Juna.

"Gak papa." Jawab Juna seadanya.

Tristan tertawa, "Lo pikir gue bego bisa dikibulin sama lo. Kita temenan gak sehari dua hari, kita udah lama temenan. Gue kenal kalau lo ke rooftop pasti lagi ada masalah. Iya kan?"

Juna menatap Tristan dengan wajah datar, lalu kembali menatap ke arah lain. Yuda dan Fahri pun ikut duduk bersama, tidak peduli kalau nanti celananya akan kotor.

"Menurut kalian gue sama Icha itu cocok gak sih?" Tanya Juna membuat ketiganya bingung.

"Lo kenapa nanya kayak gitu? Ada masalah apa sih?" Tanya Tristan gregetan.

"Kenapa harus lo pertanyakan hal itu?" Tambah Yuda yang bingung dengan sahabatnya satu ini.

"Jawab aja gak usah banyak tanya!" Balas Juna dengan nada kesal.

Tristan hanya menatap Juna dengan tatapan aneh, Yuda pun sama. Berbeda dengan Fahri yang merasa jengah dengan kelakuan ketiga sahabatnya.

"Lo berdua patesan nilai Bahasa Indonesia jelek, ada orang nanya bukannya dijawab malah balik nanya. Nih Jun gue jawab ya, lo itu sebenernya gak cocok sama Icha. Kenapa? Karena dari sifatnya aja udah bertolak belakang. Nih ya umpamanya, Icha itu seperti mutiara yang tersimpan di dalam kerang berharga dan sulit di dapat. Sedangkan lo itu, kayak besi yang udah karatan gak ada bagusnya dan gak guna. Bener kan gue? Icha itu good girl beda sama lo yang badboy." Jelas Fahri dengan tidak berperasaan.

Yuda dan Tristan menatap Fahri dengan tatapan siap akan memakannya. Sedangkan, Juna justru semakin tertunduk, ia merasa apa yang diucapkan Fahri ada benarnya.

Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang