Happy reading💕
❣❣❣
Icha baru saja memasuki pekarangan rumahnya dan langsung di sambut oleh Bi Inah yang sedang membersihkan taman. Dengan senyum manis yang dimilikinya, Icha menghampiri Bi Inah dan mencium punggung tangannya sebagai tanda hormat. Jangan heran mengapa Icha mau melakukan itu, karena sejak kecil Icha selalu di ajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua darinya. Tidak pernah ada perasaan jijik dari hati kecil Icha meski Bi Inah adalah asisten rumah tangga di rumahnya, itu karena Icha sudah menganggap Bi Inah sebagai Ibunya sama seperti Bundanya.
"Eh Non Icha udah pulang?" Sapa Bi Inah.
"Hehe iya Bi. Assalamu'alaikum." Balas Icha dengan senyumnya juga.
"Wa'alaikumsalam. Mau dibuatin apa Non? Biar Bibi buatin." Tawar Bi Inah dengan ramah. Bi Inah pun sama sudah menganggap Icha sebagai anaknya karena ia mengenal Icha sedari Icha masih bayi.
"Gak usah Bi. Oh ya, Bunda ada di rumah Bi?" Tutur Icha dengan lembut.
"Ada Non, baru aja datang tadi dari bandara." Jawab Bi Inah.
Icha mengernyit bingung, "Bandara?"
"Iya Non, kan Den Azzam dateng." Ucap Bi Inah dengan mata berbinar.
Mendengar itu mata Icha langsung berbinar, tidak lupa senyum manis terbit dari bibirnya.
"Serius Bi?" Bi Inah mengangguk.
Tanpa babibu Icha langsung berlari ke dalam dengan semangat, sampai akhirnya ia melihat seorang laki-laki cukup tampan dan sedang berbincang dengan Bundanya. Dengan senyum lebar, Icha langsung mendekatinya dengan riang. Ya, siapa lagi kalau bukan Azzam.
"Kak Azzam!" Pekik Icha sambil berlari dan langsung memeluknya dengan erat.
"Salam Cha." Ingat Azzam sembari mengelus kepala Icha.
Icha menepuk kening, "Oh iya, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Balas Bunda dan Azzam bersamaan sembari menggelengkan kepalanya.
"Hai, kenceng banget nih peluknya. Kangen nih pasti." Ucap Azzam sambil membalas pelukan Icha. Bunda melihat itu hanya geleng-geleng.
Icha melepas pelukannya lalu melipat kedua tangannya di dada.
"Kok Kak Azzam gak bilang kalau mau dateng sih? Kan Icha jadi gak nyiapin apa-apa buat Kak Azzam kayak biasanya." Jelas Icha dengan bibir yang dimajukan.
"Sorry, kan biar surprise." Balas Azzam seraya terkekeh dan mengusap puncak kepala Icha yang terbalut kerudung putih.
Perlakuan Azzam membuat sudut bibir Icha tertarik membentuk senyum manis miliknya, entah lah Icha sangat senang dimanja oleh Azzam. Sejak kecil pun Azzam dan Icha sangat dekat, bahkan bila keluar rumah bersama sering dikira pasangan kekasih.
"Iya deh, kalau gitu sekarang Icha buat masakan kesukaan Kak Azzam aja ya mumpung udah sore." Ucap Icha yang sangat bersemangat untuk memasak.
Ya, Icha bukanlah tipikal cewek manja yang segalanya harus disediakan. Icha pandai memasak, membereskan kamarnya sendiri, terkadang juga ikut membersihkan rumah bersama para asisten rumah tangga. Selain itu Icha adalah seorang gadis sederhana yang tidak pernah memperlihatkan harta kekayaannya pada orang lain karena menurutnya harta hanyakah titipan dari Allah dan bisa diambil sewaktu-waktu.
"Gak usah sayang, nanti kan kita makan diluar. Kamu lupa ya kalau kita mau ketemu sama calon keluarga suami kamu." Ingat Bunda yang diakhiri senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Espiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...