03✔

141K 6.3K 184
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

"Lo?" Ucap Juna lirih, Icha yang ditunjuk hanya menunduk.

"Biasa aja dong nunjuknya, sama calon istri kok kayak gitu. Orang mah di mana-mana sikapnya manis." Bela Tania tak suka pada Juna.

Yak sip, gue dikerjain sama nih orang, ucap Juna dalam hati sambil menatap tajam Tania.

"Juna, Icha!" Panggil Ayah Icha membuat Juna dan Icha terlonjak bersama.

"Ya ampun kagetnya bisa barengan gitu, lucu deh kalian." Ucap Mama Juna sambil mengerlingkan matanya pada Juna dan Icha.

Juna memutar mata malasnya.

"Apa sih Mah."

"Sudah-sudah, di sini kami para orang tua ingin memberi tahu alasan kami menjodohkan kalian apalagi diusia kalian yang masih muda dan sekolah. Jujur kami para orang tua juga sedikit keberatan-" Ucap Papa Juna terpotong dengan ucapan Juna.

"Kalau keberatan ngapain segala dijodohin Pah, Papa tau gak dengan cara gini Papa sama aja merebut kebebasan kami sebagai seorang remaja!" Juna menatap tak suka dengan Papanya dengan alasan yang menurutnya tidak logis.

"Papa belum selesai berbicara Juna! Tidak sopan kamu memotong begitu saja, dengar kan dulu!" Bentak Papa Juna yang terbawa emosi, Ayah Icha menepuk pundak Papa Juna berusaha menyalurkan kesabaran.

"Maaf nak Juna, biar sekarang Om yang menjelaskan. Memang kami keberatan dengan perjodohan ini, tapi kami tidak bisa menolak perintah orang tua kami. Jadi, dahulu Kakek dan Nenek dari orang tua Om dan Papa kamu membuat kesepakatan." Ayah Icha menjeda sebentar. "Dahulu Kakek dan Nenek kalian adalah sepasang kekasih namun cinta mereka tidak bisa dipersatukan karena masing-masing dari mereka dijodohkan. Dan, akhirnya mereka buat kesepakatan jika mereka mempunyai anak maka akan dijodohkan. Namun, sayangnya Kakek dan Nenek kalian sama-sama mempunyai anak laki-laki tidak ada yang perempuan bahkan adik Papa kamu Juna juga laki-laki. Maka dari itu kesepakatan diganti dari anak menjadi cucu. Dan, oleh sebab itu kalian lah yang dipilih untuk mewujudkan impian dari Kakek dan Nenek kalian."

"Maaf Ayah, tapi apa tidak bisa menunggu kami sampai kami siap? Setidaknya sampai kami lulus SMA." Tanya Icha dengan perasaan takut.

"Iya Yah, Azzam rasa mereka terlalu muda untuk pernikahan dini. Azzam takut mereka belum bisa menjalankan tanggung jawab sebesar ini, pernikahan tidak semudah membalikkan telapak tangan kan Yah?" Jelas Azzam membantu Icha meyakinkan kedua orang tuanya.

"Nah betul banget tuh Om, Pah. Ngertiin kita lah, Juna janji Juna akan nikahin dia tapi bukan sekarang. Juna aja masih sekolah mau dikasih makan apa coba istri Juna nanti." Tambah Juna berusaha membatalkan perjodohan ini.

Suasana berubah mencekam dengan penolakan dari masing-masing pihak. Papa Juna menghela napas kasar.

"Kamu sayang banget sama Oma kamu kan Juna?" Tanya Papa Juna sambil menatap Juna intens.

"I-iya Pah, cuma Oma yang ngerti sama Juna. Oma juga selalu nurutin dan manjain Juna selama ini, mana mungkin Juna gak sayang sama Oma." Jawab Juna dengan tatapan sendu kala mengingat Omanya yang saat ini terbaring di rumah sakit tidak bisa apa-apa.

"Kamu bilang Oma selalu nurutin mau kamu, sekarang saatnya kamu menurutin  mau Oma mu. Oma kamu, mau kamu menikah dengan Icha dalam waktu dekat ini. Kenapa? Kamu tau sendiri Oma kamu sekarang ada di ICU karena penyakitnya semakin parah. Sekali ini saja Juna turuti mau Oma mu. Papa dan Mama mohon sama kamu. Dan kamu tidak perlu khawatir dengan bagaimana kamu menafkahi Icha, kami para orang tua sepakat selama kalian masih sekolah kami siap untuk membiayai kalian." Jelas Papa Juna dengan tatapan harap. Dengan berat hati Juna mengangguk, begitu pula dengan Icha.

Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang