Happy reading💕
❣❣❣
Setelah semua sahabat mereka pulang Juna dan Icha melakukan solat Isya berjamaah, lalu Icha dan Juna memilih untuk mengerjakan tugas meskipun itu dipaksa oleh Icha. Juna menatap malas bukunya dengan bibir dimajukan, Icha hanya geleng-geleng kepala melihatnya dan memilih menyelesaikan tugasnya. Mereka memilih belajar bersama di ruang TV, lebih tepatnya hanya Icha yang belajar. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Icha melihat buku Juna yang bersih tak ada jawabannya satu soal pun.
"Kenapa tugasnya gak dikerjain?" Tanya Icha dengan halus.
Juna menatap Icha, "Mau ngerjain kayak gimana? Ngerti juga enggak." Jawab Juna jujur.
Saat ini Juna sedang mengerjakan tugas matematika dan pelajaran itu adalah pelajaran yang Juna tak suka karena ia tak suka dengan gurunya. Icha tersenyum dengan manis, lalu melihat tugas di buku Juna.
"Mau aku ajarin gak?" Tawar Icha.
Juna yang awalnya tak bersemangat, langsung menegakkan tubuhnya semangat.
"Mau lah, apalagi diajarinnya sama bidadari." Balas Juna dengan sedikit gombalan. Icha hanya tersenyum menanggapinya.
"Jadi angka yang di sini harus dikali dulu sama..." Icha menjelaskan dengan rinci cara untuk mengerjakan soal tersebut.
Juna pun nampak serius mendengarkan kan Icha yang menjelaskan, Icha menjelaskan mulai dari cara biasa sampai cara cepat untuk mengerjakannya. Tak butuh berkali-kali menjelaskan Juna langsung mengerti, sebenarnya Juna adalah anak yang cerdas tapi sifat malas yang mendominasi membuat Juna terlihat bodoh dalam mata pelajaran. Apalagi ditambah dengan masalah-masalah Juna yang ada di guru BK membuatnya dipandang jelek oleh beberapa guru di sekolahnya.
"Gimana ngerti gak?" Tanya Icha setelah selesai menjelaskan.
"Belum, coba sekali lagi." Alibi Juna agar ia bisa melihat wajah serius Icha.
Menurutnya wajah serius Icha itu sangat lucu. Icha melirik Juna yang ternyata malah menopang dagunya dan melihatnya sembari senyum-senyum.
"Yang di lihat itu bukunya bukan orang yang ngajarin Juna." Tegur Icha membuat Juna hanya menampilkan cengirannya.
"Emang kenapa?" Tanya Juna sok polos.
"Katanya kamu gak ngerti, makanya biar ngerti ya liat bukunya. Kalau kamu gak serius aku gak mau ajarin nih!" Ancam Icha membuat Juna terkekeh.
"Yaudah maaf, habisnya muka kamu kalau lagi serius itu bikin aku gemes." Ucap Juna sambil mencubit pipi Icha.
Wajah Icha memerah tersipu malu.
"Apasih, udah buruan kerjain udah malam." Balas Icha salah tingkah.
"Siap!"
Juna dengan serius mengerjakan semua soalnya yang diberikan, tangan yang lincah dalam mengerjakan soal membuat Icha mengernyit. Saat melihatnya Icha hanya menggelengkan kepalanya, ia menyadari kalau Juna tadi mengerjainya. Padahal Icha baru setengah menjelaskannya dan Juna sudah mengerti. Dalam waktu 30 menit Juna mengerjakan semua soalnya, lalu ia menatap Icha yang ternyata sudah tidur dengan tangannya yang dijadikan bantalan di sofa.
Perlahan Juna mengangkat Icha dan membawanya ke kamar mereka, memang dulu mereka pisah kamar tapi mulai sekarang Juna memutuskan untuk satu kamar dengan Icha. Ia ingin saat matanya terbuka pagi hari bisa melihat bidadari disampingnya yang merupakan istrinya Icha. Juna menurunkan Icha di kasur perlahan, lalu menarik selimutnya untuk menyelimuti Icha sampai dada. Sebelum Juna membereskan buku-buku mereka di depan dan meletakannya di meja belajar kamar, Juna mengelus puncak kepala Icha dan mengecup kening Icha pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Espiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...