Happy Reading💕
❣❣❣
Selama dalam perjalanan pulang Juna dan Icha sama sekali tak ada yang membuka suara, bahkan mereka mulai tak saling bicara sejak kembalinya Icha dari toilet. Beribu macam pertanyaan berada dibenak Icha dan Juna. Juna yang memikirkan tentang ucapan Reno yang mengatakan kalau masa lalunya mungkin akan kembali, dan Icha yang memikirkan siapa sebenarnya Jeny yang dimaksud ketiga gadis itu dan belum lagi masalahnya dengan Jesika. Mama Juna yang menyadari perubahan sikap keduanya pun bertanya.
"Kalian kenapa sih? Kok pada diem-diem gitu, kalian berantem?" Tanya Mama Juna dengan perasaan khawatir.
"Siapa yang berantem sih Ma, Juna lagi capek aja." Jawab seadanya dengan wajah datar.
"Iya Ma, kita cuma lagi capek aja." Ucap Icha meyakinkan seraya menampilkan senyum mautnya.
Icha melihat Juna yang memejamkan matanya, Icha pun bingung dengan perubahan sikap Juna yang tiba-tiba. Tapi, Icha terus berpikir positif, mungkin yang diucapkan Juna benar kalau ia sedang kelelahan. Tak berapa saat mereka sampai rumah orangtua Juna, Juna langsung keluar mobil dan masuk ke rumah membuat Icha dan kedua orang tua Juna mengernyit bingung.
"Juna kenapa sih?" Tanya Mama Juna seraya menatap curiga Icha.
"Ya, mungkin Juna lagi capek banget Ma jadi langsung masuk deh." Jawab Icha dengan ragu.
"Icha, Papa gak maksud ikut campur. Tapi, kalau kalian ada masalah harus langsung selesaikan, jangan ditunda-tunda. Jangan tinggikan gengsi kalian dan jangan takut untuk meminta maaf duluan." Jelas Papa Juna memberi wejangan.
"Iya Pa, makasih nasihatnya. Tapi, Icha sama Juna lagi gak berantem kok. Kalau gitu Icha masuk duluan ya?" Mama dan Papa Juna mengangguk sebagai tanggapan.
Setelah itu Icha masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamar Juna. Perlahan Icha membuka kamar Juna dan melihat Juna yang sedang berdiri di balkon seraya melihat sebuah kotak yang Icha tak tau apa isinya.
"Juna itu apa?" Tanya Icha membuat Juna tersentak kaget.
"Bukan apa-apa, mending sekarang kamu bersih-bersih habis itu tidur besok kita sekolah." Balas Juna dengan tangannya yang terus menyembunyikan kotak dibelakang tubuhnya.
Icha hanya menganggukan kepala lalu berjalan menuju kamar mandi, meskipun dalam hati ia penasaran. Sekitar setengah jam Icha keluar kembali dan melihat Juna yang tak ada di kamar. Icha mengernyit bingung ke mana Juna berada, Icha keluar kamar dan tak menemukan siapa pun. Icha berjalan ke dapur, ruang keluarga, ruang tamu, bahkan sampai keluar rumah, tapi tidak menunjukkan keberadaan Juna. Icha melihat mobil Juna masih berada di tempatnya itu artinya Juna ada di rumah. Tapi di mana?
"Icha?" Panggil seseorang.
Icha menengok dan melihat Mama Juna yang tersenyum ke arahnya.
"Kamu ngapain di luar hmm?" Tanya Mama Juna.
"Icha cari Juna, Mama tau Juna di mana?"
"Loh Juna gak bilang, tadi dia bilang mau ke rumah Tristan mau ambil apa gitu tadi. Emang kenapa?"
Icha mengernyit, "Gak papa kok Ma, iya Icha lupa tadi Juna udah bilang."
Mama Juna menatap Icha dengan tatapan aneh, lalu Mama Juna mengangguk dan masuk ke dalam. Icha menghela napas kasar, sedari tadi Ia berdoa memohon ampun karena telah berbohong. Dengan perasaan khawatir Icha memilih menuju kamar dan menghubungi Juna lewat ponsel.
Sudah hampir sepuluh panggilan yang Icha coba tak satu pun Juna angkat, Icha juga mencoba mengirimkan chat tapi tetap saja tak ada yang dibalas apalagi baca. Perlahan karena kelelahan dan kantuk yang menyerang mata Icha tertutup untuk menuju alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...