17✔

126K 5.1K 75
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Setelah pulang dari rumah Elsa, Icha memilih untuk kembali ke apartemen daripada ke rumah orang tua Juna. Ia sedang malas jika harus bertemu dengan Juna, ia sedang ingin menenangkan hatinya. Namun, sepertinya itu hanya angannya saja karena saat membuka pintu Juna sedang duduk di sofa dengan cemilan dihadapannya.

"Assalamualaikum." Salam Icha seraya menghampiri Juna dan mencium punggung tangan Juna.

"Wa'alaikumsalam. Kok gak bilang kalau pulangnya ke sini?" Tanya Juna dengan nada lembut dan senyum manisnya.

Icha tersenyum getir, begitu mudahnya kah Juna tersenyum manis padanya saat dirinya yang membuat hati Icha terluka.

"Maaf, niatnya aku baru mau bilang pas udah sampai. Kamu udah di sini, sepupu kamu gimana?" Balas Icha dengan senyum yang dipaksakan.

"Mereka udah di suruh pulang sama ortunya tadi habis dzuhur." Icha hanya menganggukkan kepalanya. Lalu, berbalik menuju ke kamar.

Tapi, sebelum melangkah, tangannya sudah ditarik Juna hingga Icha jatuh dipangkuan Juna. Jatung Icha berdetak begitu cepat saat Juna menatapnya begitu intens. Lalu, Juna mendusel di ceruk leher Icha membuat Icha sedikit geli.

"Maaf ya tadi pagi aku marah-marah sama kamu. Mood aku lagi buruk banget tadi dan kamu malah ngomong tentang dia. Aku benar-benar minta maaf, aku sayang... banget sama kamu. Kamu mau kan maafin aku?" Ucap Juna dengan tatapan memohon.

Icha menatap Juna balik, dengan senyum paksa Icha mengangguk. Icha memang memaafkan Juna, tapi bukan berarti ia melupakan rasa sakitnya. Mungkin dengan cara ini ia bisa memancing Juna untuk memberi tau bagaimana wajah Jeny.

"Aku udah maafin kamu kok, tapi apa aku boleh tau kenapa kamu sama dia bisa putus?" Tanya Icha dengan ragu.

Juna nampak berpikir, ia diam tanpa membalas ucapan Icha.

"Kalau gak boleh gak papa kok, aku tau aku gak berhak tau masa la-" Ucapan Icha terpotong saat tiba-tiba Juna mencium bibirnya.

Icha menegang dan sudah dipastikan wajahnya sudah memerah seperti tomat, Icha menunduk malu dengan menggigit bibirnya. Juna terkekeh pelan melihatnya, membuatnya gemas sendiri.

"Kamu mau tau gak itu ciuman pertama aku loh." Ucap Juna membuat Icha menatap Juna dengan tatapan tak percaya. "Kamu gak percaya? Aku tau kalau aku playboy, tapi aku gak pernah cium sembarangan. Palingan cuma pipi atau dahi doang."

Icha tersenyum, "Aku percaya kok, itu juga ciuman pertama aku."

"Aku gak heran kalau itu pertama buat kamu. Kalau kamu mau tau semua masalalu aku, maka aku akan senang hati untuk cerita. Jangan pernah bilang kalau kamu gak berhak tentang itu, kamu istri aku dan kamu berhak atas semua yang ada di diri aku. Termasuk masa lalu ku." Jelas Juna dengan tatapan penuh cinta.

Icha tersenyum dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Juna, ia mencari kenyamanan di sana seraya mendengar nada detak jantung Juna yang berdetak cepat. Icha memejamkan matanya entah kenapa saat bersandar di sana Icha merasakan ketenangan.

"Dulu waktu masih SMP kelas 9 aku pernah suka sama seorang cewek yang namanya Jeny, dia cantik, baik dan penurut. Tapi, bagi aku sekarang kamu yang terbaik udah cantik, solehah, baik, penurut, gak pernah marah, ya pokoknya kamu terbaik lah." Puji Juna seraya menatap Icha.

"Dulu aku terpesona sama dia, tapi gak gampang buat dapetin dia. Dia terkenal cuek sama cowok, sampai akhirnya suatu saat dia balas perasaan aku. Waktu itu aku seneng banget dan akhirnya kita pacaran. Satu fakta yang aku dapat waktu aku sama dia pacaran, ternyata dia anak brokenhome. Ibunya sudah meninggal dan dia tinggal bersama ayahnya yang bejat, ayahnya suka menjual gadis-gadis di rumah bordil untuk dijadikan wanita penghibur atau pemuas nafsu untuk ayahnya. Aku gak tau kamunya yang kudet atau emang gak peduli sama gosip sampai gak tau siapa itu Jeny. Dulu dia juga satu SMA sama kita, dia jadi salah satu most wanted girl di sekolah. Kamu serius gak tau?" Icha menggeleng sebagai jawaban.

Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang