22✔

104K 4.3K 175
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Icha duduk termenung di taman sekolah yang masih sangat sepi karena jam masih menunjukkan pukul 06.15. Sekolah saat itu masih terbilang sepi hanya ada beberapa murid yang baru datang dan petugas kebersihan yang menjalankan tugasnya. Icha memikirkan semua masalahnya. Apa yang harus ia lakukan pun ia tidak tau, ia berada di antara dua persimpangan jalan yaitu bertahan atau lepaskan. Icha memikirkan Jeny yang saat ini pasti juga sedang terpukul, masa depannya hancur meski dengan cara yang tidak disengaja.

Lalu, bagaimana dengan masa depan dirinya nanti? Icha mencintai Juna begitu pun sebaliknya, sulit melepaskan sesuatu yang kita miliki. Namun, Icha juga tidak sanggup untuk berbagi. Sampai akhirnya ada seseorang yang duduk di sampingnya dengan mata sembab. Dan, Icha membulatkan matanya karena tidak percaya dengan orang di sampingnya.

Lisa duduk di samping Icha dengan mata sembab seperti menangis semalaman. Lisa menatap Icha dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lisa? Kamu kenapa?" Tanya Icha khawatir.

Lisa menatap sekitar yang mulai terlihat sedikit ramai.

"Jangan di sini, cari tempat yang sepi yuk? Gue mau cerita." Ajak Lisa dengan suara serak dan dibalas dengan anggukan Icha.

Mereka memilih untuk ke belakang sekolah di mana banyak bangku atau meja yang sudah usang atau rusak. Icha juga tidak mengerti mengapa dengan Lisa bahkan harus mencari tempat seperti ini. Mereka duduk di kursi yang sudah usang saling berhadapan, Lisa menggenggam tangan Icha erat.

Lisa menatap Icha, "Cha terserah lo mau nilai gue kayak apa setelah gue cerita nanti, tapi gue mohon jangan ceritakan masalah ini dulu ke yang lain. Tapi, sebelum gue cerita gue mau lo jangan salah paham karena gue baru cerita sekarang. Bukan maksud gue gak percaya sama lo dan yang lain atau bukan maksud gue bohongin kalian. Gue rahasiakan ini karena gue takut kehilangan kalian, gue takut lo jauhin gue, tapi bagaimana pun sebaik-baiknya menyimpan bangkai pasti akan tercium. Maka dari itu sebelum lo tau dari orang lain, gue bakal cerita sama lo." Jelas Lisa panjang lebar.

Icha hanya diam karena tau apa yang Lisa butuhkan saat ini yaitu seseorang yang mau mendengarnya.

"Cha se-sebenarnya gue udah gak virgin." Ucap Lisa membuat Icha membulatkan matanya, sedangkan Lisa sudah meneteskan air matanya.

"Terserah lo mau bilang gue apa sekarang, mau cewek murahan, bitch, pelacur, atau apalah itu. Gue tau gue salah, masa depan gue hancur karena kebodohan gue. Lo mau tau kenapa gue tomboy kayak gini kan? Gue ngelakuin semua ini untuk melindungi diri gue, gue gak mau masuk ke lubang yang sama untuk kedua kalinya." Jelas Lisa dengan suara yang parau.

"Kenapa? Apa yang kamu pikirkan saat itu sampai memberikan kehormatan kamu sama dia?!" Tanya Icha dengan nada yang mulai meninggi.

Icha marah, tapi bukan kepada Lisa tapi pada dirinya yang merasa gagal melindungi sahabatnya. Icha terisak entah kenapa ada rasa sesak dihatinya saat mengetahui semua ini.

"Maaf Cha, gue emang bodoh saat itu karena percaya sama dia. Gue mohon jangan tinggalin gue, gue butuh lo untuk membantu gue menjadi pribadi yang baik. Ajarkan gue untuk mendekat kepada Allah, gue mau hijrah Cha. Tapi, gue gak akan maksa lo kok. Gue tau lo sekarang jijikkan sama gue? Kalau lo gak mau dekat sama gue gak papa kok, gue juga bakal jauhin lo." Balas Lisa seraya menunduk.

Icha langsung memeluk sahabatnya dengan erat, bagaimana mungkin ia punya pikiran meninggalkan Lisa dalam keadaan seperti ini. Lisa sudah Icha anggap seperti saudaranya, sama hal dengan Elsa dan Bunga. Mereka adalah hartanya yang lain, tujuan Icha untuk tetap memasang senyum manisnya agar mereka tidak ikut sedih. Icha lebih suka seperti sekarang, menjadi wadah untuk semua curahan hati mereka dan tempat berbagi suka dan duka mereka.

Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang