Happy reading💕💕
❣❣❣
Setelah membereskan baju dan beberapa barang yang akan di bawa ke dalam koper. Icha dan Juna akhirnya akan berangkat ke apartemen milik Juna yang lokasinya lumayan jauh dari rumah ke dua orang tua mereka dan dekat dengan sekolah. Mereka sekarang tengah berpamitan pada Ayah, Bunda dan Azzam.
"Bunda Icha pamit ya Icha bakal sering-sering mampir kok." Ucap Icha dengan derai air mata.
"Iya nak, baik-baik ya di sana. Ingat pesan-pesan Bunda." Balas Bunda dengan air mata juga. Icha melepas pelukan pada Bundanya dan berganti ke Ayahnya.
"Ayah Icha pamit ya? Titip Bunda dan Aiza, kalau ada apa-apa kabarin Icha ya?" Pesan Icha seraya memeluk Ayahnya.
"Iya sayang, kamu juga ya jaga diri baik-baik. Ikuti semua perintah suami mu, kecuali jika dia perintahkan kamu dijalan yang salah." Balas Ayah sambil mengelus puncak kepala Icha dengan lembut. Icha mengangguk paham.
"Kak Icha pamit ya?" Icha memeluk Azzam dengan erat.
"Iya hati-hati ya, kalau mau curhat kak Azzam siap mendengar." Ucap Azzam sambil menyapit hidung Icha.
Setelah itu Juna meminta izin untuk berangkat, mobil yang di bawanya pun telah menghilang kala sudah tertutup pagar. Ayah menatap Azzam putra semata wayangnya.
"Adik kamu sudah menikah, kamu kapan nikah Zam?" Tanya Ayah dengan menaik turunkan alis.
"Azzam belum siap Yah, lagian Azzam mau fokus sama perusahaan dulu." Alibi Azzam dengan menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Dasarnya kamu aja yang cuek sama perempuan, Bunda dan Ayah kan mau cucu Azzam." Balas Bundanya.
Azzam meringis, "Kan bisa minta sama Juna dan Icha."
"Mereka masih muda dan masih sekolah gak mungkin Bunda dan Ayah minta sama mereka." Jelas Bunda tak mau kalah.
"Setau Ayah kamu sedang dekat dengan seorang perempuan yang bernama Nazwa. Benarkah?" Azzam kaget saat mendengar nama itu. Ia bingung bagaimana Ayahnya bisa tau.
"Wah yang benar Yah? Solehah gak Yah?" Tanya Bunda semangat.
"Solehah Bunda, ia juga bercadar loh." Tambah Ayah membuat Bunda semakin panas.
"Azzam tunggu apalagi coba? Bunda dukung banget, kamu mau Bunda temani cari cincin gak?" Tawar Bundanya dengan senyum lebar dan semangat. Melihat kelakuan istrinya Ayah hanya menggeleng.
"Yaudah deh Azzam jujur sekarang, ya Azzam memang sedang dekat dengan Nazwa. Nazwa adalah salah satu mahasiswi akhir semester yang tak sengaja Azzam bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Azzam kagum sama dia Bunda, Azzam baru kali ini bertemu seorang perempun yang tutur katanya lebut, tatapannya teduh, setiap yang dia ucapkan membuat hati bergetar dan tenang. Tapi Azzam masih ragu, izinkan Azzam untuk solat istikharah." Jelas Azzam panjang lebar.
"Ayah setuju, ayah lihat dari mata kamu kalau kamu punya niat untuk serius. Bunda dan Ayah tunggu kepastiannya, tapi jangan lama-lama nanti keburu ditikung orang baru tau rasa." Balas Ayahnya seraya tertawa.
"Iya Yah, itu pasti."
❣❣❣
Di satu sisi Icha dan Juna hanya diselimuti keheningan, tak ada yang berniat bersuara. Icha melirik Juna yang terlihat fokus ke jalan lalu kembali menatap luar yang terlihat lebih menarik. Tak butuh waktu lama mereka sampai di salah satu apartemen cukup mewah, mereka menaiki lift untuk ke lantai 7. Juna berjalan di depan dan Icha mengekori di belakang seraya membawa kopernya begitupun Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Espiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...