Happy reading💕
❣❣❣
"Mama?"
Mama Juna tersenyum dengan muka tak berdosanya. Lalu masuk begitu saja tanpa memandang anaknya.
"Assalamualaikum!" Salam Mama Juna dan dibalas hanya oleh Icha.
"Mama ngapain ke sini?" Tanya Juna.
"Kalau salam itu dijawab Juna!!" Omel Mama Juna.
"Wa'alaikumsalam. Mama ngapain ke sini?" Balas Juna
Mama menatap Juna tajam, "Emang kenapa?! Salah kalau orang tua datang ke apartemen anaknya?! Salah mau nengokin anaknya?!"
Juna langsung kicep mendengar Mamanya yang sudah ngomel-ngomel, Juna beranggapan kalau Mamanya sedang marah-marah pasti lagi PMS. Ia melirik Icha berusaha meminta pertolongan.
"Mama." Panggil Icha dengan ramah.
Mama Juna menatap Icha, lalu tersenyum sangat manis.
"Eh, menantu Mama yang paling cantik!" Teriak Mama Juna dengan semangat sembari memeluk Icha.
"Makasih, Mama mertuaku yang paling cantik juga. Mama ada apa datang ke sini?" Balas Icha dengan senyum yang tak pernah luntur seraya mencium punggung tangan Mama Juna.
"Mama kangen sama menantu Mama, kamu sih jarang main ke rumah." Jelas Mama Juna seraya memanyunkan bibirnya.
Juna mengangkat sebelah alisnya, ia tak habis pikir dengan Mamanya. Saat ditanya tujuan ke sini malah marah-marah, giliran Icha malah dijawab dengan lemah lembut. Setelah menikah dengan Icha, Juna pernah berpikir di sini yang anak kandung siapa. Kenapa selalu ia yang ternistakan oleh Mamanya, sedangkan ia seperti anak pungut yang tidak dianggap. Terkadang dunia memang kejam, pikir Juna.
"Ma perasaan tadi Juna tanya Mama tujuan ke sini deh, terus Mama malah marah-marah. Kok kalau Icha yang nanya Mama gak marah?!" Kesal Juna.
"Suka-suka Mama lah, mulut-mulut Mama kok kamu yang repot!" Balas Mama Juna dengan sinis.
"Pilih kasih." Dumel Juna dengan lirih.
Mama Juna menatap putranya tajam dari atas sampai bawah, lalu menatap Juna intens.
"Mau ke mana kamu?!" Tanya Mama Juna.
Juna yang ditanya kelimpungan, tidak mungkin ia menjawab mau bertemu Tiara pacar barunya. Bisa diceramahi 7 hari 7 malam.
"Aku mau... mau... mau ke luar sebentar. Juna mau cari cemilan, Juna laper." Alibi Juna sembari menampilkan cengirannya.
"Gak usah beli-beli segala, nih Mama beliin pizza sama martabak manis. Lagian kalau kamu laper itu makan nasi bukan cari cemilan, kamu gak liat Icha udah masak. Masaknya juga makanan kesukaan kamu loh." Ucap Mama Juna seraya berjalan ke arah dapur saat matanya tak sengaja melihat piring dan mangkuk yang Icha siapkan tadi.
Juna menghela napas pasrah, lalu ia tersenyum ke arah Mamanya.
"Yaudah deh, yuk makan yuk!" Teriak Juna setelah itu duduk dengan manis di bawah karpet.
Icha menahan tawanya, melihat Juna yang biasanya keras kepala dan tak mau kalah harus kalah dengan Mamanya sendiri. Juna melirik Icha dan ia tau kalau Icha sedang menahan tawa sehingga membuat wajah Juna memerah menahan malu.
Icha mengambil nasi beserta lauk pauknya dan meletakkan di karpet. Apartemen Icha memang tidak memiliki meja makan, sehingga jika ingin makan bersama akan sulit seperti ini. Mama Juna tersenyum melihat Icha yang terlihat sigap dan tak kaku sedikit pun menangani pekerjaan rumah. Selain itu ditambah wajah Icha yang cantik, pintar dan solehah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spirituale⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...