Happy reading💕
❣❣❣
Icha mengerjabkan matanya saat merasakan sinar matahari mulai mengganggu. Icha bangun dan melihat jam yang menunjukkan pukul 06.30, Icha membulatkan matanya. Icha langsung bergegas ke kamar mandi karena sebentar lagi adalah waktu sarapan, namun Icha melupakan satu hal yang sejak malam ia tangisi. Beruntung sekarang Icha sedang mendapat tamu bulanan sehingga tidak begitu panik karena tidak solat subuh. Setelah selesai mandi Icha mengenakan gamis santainya, lalu berjalan menuju meja rias. Icha melihat matanya yang sebab membuat dirinya ragu untuk ikut sarapan bersama dan akhirnya mengingat sebab mengapa matanya seperti ini. Tak terasa air itu kembali menetes menciptakan sungai kecil diwajah manisnya, hatinya kembali hancur oleh pujaan hatinya. Bahkan semalam Juna juga tidak pulang membuat rasa sakit Icha semakin bertambah.
"Ini yang aku takutkan sejak dulu, aku takut kamu akan berpaling pada masa lalumu dan meninggalkan aku." Gumam Icha disela isakannya.
Sekitar pukul tujuh lewat seluruh keluarga Icha sudah berkumpul di meja makan seperti, Ayah, Bunda, Azzam, Nazwa dan Aiza. Mereka duduk dengan tenang diselingi pembicaraan ringan dan menggoda sang pengantin baru sembari menunggu Icha dan Juna.
"Bunda Aiza lapar, kapan makannya?" Rengek Aiza sembari menumpukan wajahnya pada lipatan tangan.
"Sabar ya sayang, kita tunggu Kak Icha dan Kak Juna." Balas Bunda Icha dengan lembut.
"Kok Icha tumben lama ya Bun? Biasanya Icha paling pagi bangunnya." Ucap Azzam bertanya-tanya.
"Mungkin dia kecapean kemarin, ya tunggu aja lah Zam." Balas Bunda Icha.
"Tapi Bun, Azzam ngerasa ada sesuatu sama hubungan Icha dan Juna." Ucap Azzam membuat yang ada di meja makan diam seketika dan menatap Azzam.
"Maksud kamu?" Tanya Bunda dengan khawatir.
Azzam menatap seluruhnya dengan cemas, "Gak tau juga. Soalnya kemarin setelah acara foto bersama yang terakhir, Azzam liat Icha nangis waktu liat HP nya."
"Sudah, biarkan saja. Icha dan Juna sudah berumah tangga gak baik bila kita mencampuri urusan mereka. Kecuali, jika mereka meminta, tapi Ayah yakin mereka sudah sama-sama dewasa mereka pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Toh, di usia semuda itu masalah sebesar apa yang akan mereka hadapi, palingan cuma salah paham, cemburu, atau beda pendapat. Wajar kan?" Tegur Ayah membuat semuanya diam kembali.
Dan, setelah Ayah mengucapkan itu Icha turun dengan senyum manisnya seakan tak memiliki beban. Icha duduk manis di samping Bundanya bahkan senyumnya juga tidak pernah luntur sedikitpun. Azzam memicingkan matanya saat melihat mata Icha yang membengkak, ia tau Icha semalaman menangis.
"Cha kamu habis nangis ya?" Ucap Azzam dengan mata menatap Icha tajam. Icha menegang di tempat, lalu melihat sekeliling yang juga menatapnya.
"Hehehe.. iya Kak." Jawab Icha dengan kekehan membuat semua orang mengernyit.
"Kamu nangis kenapa sayang?" Tanya Bundanya khawatir.
Icha menumpukan kepalanya di meja makan, "Kucingnya Bunga yang namanya Momo mati Bun, padahal Icha sayang banget sama Momo. Kalau Icha lagi main ke rumah Bunga, Momo suka deketin Icha karena mau dimanja. Sekarang gak ada yang bakal manja ke Icha lagi kalau main ke rumah Bunga."
Semua orang di meja makan membulatkan matanya dan tertawa lepas melihat kepolosan Icha. Apalagi saat Icha menceritakan Momo kucing Bunga yang mati, Icha tidak sepenuhnya berbohong semalam Icha dapat kabar dari Bunga kalau kucingnya mati karena tertabrak mobil. Membuat Icha yang sedang sedih bertambah sedih lagi, hingga akhirnya terlelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...