Happy reading💕
❣❣❣
1 bulan kemudian
Terlihat seorang gadis yang berada di kamarnya yang sudah didekorasi sedemikian rupa dan terlihat indah. Namun, keindahan itu tertutupi oleh gadis yang menampakkan wajah murungnya. Entahlah ia bingung apakah ia merasa bahagia atau tidak. Satu sisi ia bahagia karena bisa mengabulkan permintaan orang tuanya dan sisi lain ia sedih karena orang yang telah menjadi suaminya beberapa jam yang lalu seakan tak perduli dengan keberadaannya.
Terbukti sekarang laki-laki itu tidur disofa sambil memunggunginya setelah laki-laki itu membersihkan diri. Gadis itu bangun dari duduknya menghampiri suaminya yang tidur dengan tak nyaman, gadis itu berjalan ke kasurnya mengambil satu bantal dan diletakkan di bawah kepala suami sebagai bantalan. Tak lupa ia mengambil kain untuk selimut suaminya. Ia melakukan ini karena teringat pesan Bundanya.
"Kalau nanti kamu sudah menikah maka jaga, rawat dan layanilah suami mu seburuk apapun ia memperlakukan mu. Karena apa? Karena surgamu bukan hanya di Bunda, tapi juga di suamimu."
"Ya, benar kata Bunda seburuk apapun kamu memperlakukan aku, kamu tetaplah suami ku Juna dan surga ku berada padamu."
Icha pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tanpa ia tau Juna membuka matanya dan menatap kepergian Icha. Juna merasa ada sesuatu yang hangat pada dirinya dan jantungnya terasa berdetak lebih cepet dari sebelumnya.
Juna menggeleng, "Gue gak mungkin suka sama tuh cewek, gak, gak!" Juna kembali memejamkan matanya untuk tidur.
Selang beberapa menit Icha keluar kamar mandi sambil mengintip sedikit. Apakah Juna terbangun atau tidak, Icha bernafas lega karena Juna tak terbangun. Ia keluar hanya dengan lilitan handuk di tubuhnya, ia lupa membawa baju ganti ke kamar mandi tadi, akhirnya dengan secepat kilat dan asal Icha mengambil baju dari lemari dan masuk kamar mandi lagi.
Icha keluar kamar mandi dengan piyama tidurnya bergambar marsha and bear, tak lupa kerudung instan yang ia kenakan. Sebenarnya, biasanya Icha tak pernah memakai kerudung saat tidur namun untuk saat ini ia harus mengenakannya karena keberadaan Juna. Meskipun Juna suaminya sekarang, Icha belum terbiasa dengan keberadaannya.
Icha merebahkan tubuhnya dikasur Queen size miliknya dan memejamkan matanya setelah membaca doa sebelumnya. Mungkin karena kelelahan Icha tertidur dengan cepat dan terdengar dengkuran-dengkuran halus. Tepat saat itu Juna terbangun karena merasa haus, ia berjalan kearah nakas mengambil minum. Ia melihat wajah polos Icha saat tidur, Juna berjongkok dan menatap wajah itu lebih intens.
"Sorry, gue gak bermaksud kasar sama lo. Gue cuma kesel aja kenapa harus lo yang jadi istri gue, padahal gue udah bilang untuk lo membatalkan. Tapi, lo malah ngeyel ya berarti lo harus terima akibatnya." Juna tersenyum miring dan kembali ke sofa untuk tidur.
Sejujurnya ia tak nyaman tidur di sofa, sudah dipastikan besok ia akan sakit badan.
"Ah besok gue harus pindah ke apartemen, bisa encok gue lama-lama tidur di sofa." Dumel Juna dan memaksakan untuk tidur.
❣❣❣
Azan subuh mulai berkumandang, Icha menggeliat dan meregangkan otot-ototnya. Ia melihat Juna yang masih meringkuk dengan nyenyaknya, Icha tersenyum dan entah kenapa ia merasa jantungnya berdetak cepat. Ia berdiri dan berjalan ke arah Juna.
"Jun? Juna ayo bangun sudah subuh." Icha menepuk pundak Juna.
"Enggh..." Juna menggeliat dan perlahan membuka matanya, ia langsung mendengus dan menatap tajam Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Spiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...