Bagaimana mungkin senyumku tidak berhenti dari tadi? Membohongi kak Lay dengan menangis, sungguh akting seorang Artis yang profesional.
"Hya! Kenapa mobil ini?"
Blep-blep-blep~
Mobilku terhenti dengan sendirinya di sisi jalan, untung tidak di tengah. Kenapa dengan Bigboss? Ayolah... Ini sudah seperempat perjalanan! Sebentar lagi sampai! Kamvret yak! Bigbosseu-
Astaga! Bensinnya habis! Anju-
"Yak! Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau kelaparan dan ingin bensin?! Kalau sudah begini bagaimana?" marahku.
Aku keluar, mengamati sekitar. Mustahil bin imposible kalau tanganku kuat mendorong sampai pom yang berjarak 500 meter lagi.
"Aish! Benar-benar! Tidak punya hp, bagaimana caranya aku melanjutkan pencarian? Aah! Kau menyesatkan Bigboss!" menendang ban depannya dan meringis.
Sialan-
Merenggut kesal sedunia.
Menyender di dekat pintu mobil. Semoga saja ada malaikat baik yang dikirimkan tuhan untuk menolongku di saat seperti ini. Astaga- bagaimana pun aku tidak ingin menggembel hari ini.
Melipat tangan di depan dada. Menunggu pertolongan super hiro. Hiro jenis apa yang mungkin sudi menolongku?
Iron Man? Ku harap Captain Amerika datang dengan kuali di tangannya dan membawaku terbang dari sini ke rumah neneknya Taeyong.
Apa aku berteriak saja? Seperti Jarjit dalam film kartun Upin&Ipin. 'Tolong... Tolong... Ada serigaleu di... sini! Tolong... Tolong... Selamatkan biri - biri...?' Aish- kapan menjadi waras Yihwa_-
Bruu~
Hyaa! Ada suara mobil! Aku melirik tajam ke arah mobil itu, supaya lebih jelas mataku menyipit. Tapi, seperti ada sesuatu yang aneh, itu' kan?
Itu mobil...
Mobil...
Taeyong!
Khaa-
Iya, tidak salah lagi. Dia datang!
Mobilnya masih jauh, aku berdiri di tengah jalan, melompat, melambai-lambaikan kedua tanganku. Ini jalanan sepi, makanya aku berani, kalau ramai itu akan sangat memalukan.
"Taeyooooooong! Ini aku!" teriakku terus melambai. Mobil nya semakin mendekat, dia pasti berhenti. Aha yes!
"Taeyoooong! Aku merindukanmu!" teriakku
Mobil nya semakin dekat! Huwaaaa! Aku merindukan seseorang yang sedang menyetir dalam mobil hitam itu.
"Taeyong! Ini ak-" teriakanku terhenti.
Tunggu! Mobilnya kenapa semakin cepat? Tidak melambat? Apa dia berniat menabrakku? Hyaaa- ini serius.
Deg-
Aku bergerak dengan cepat ke samping sebelum dia benar-benar menyepetku dengan kecepatan mesinnya.
'Bluush!!!'
Mobilnya... tidak berhenti? Apa? A-aku baru saja diabaikan? Aku ditengah hutan Taeyong... kenapa kau tidak berhenti?
Aku berdiri mematung, mengepal tangan kuat-kuat menahan tangis. Aku benci harus menangis lagi. Ini menyakitkan. Dia tidak ingin bertemu denganku?
Pasti salah, aku yakin dia tidak melihatku barusan. Pasti dia mengira yang tadi itu bukan aku. Dia tidak melihatku. Iya, dia pokus menyetir makanya tidak menghiraukan sekitarnya.
Hujan mulai turun, secara kilat mengguyur tubuhku. Tidak beranjak, tidak bergerak. Tetap berdiri menatap ke bawah. Memeluk tubuhku sendiri.
Tubuhku basah. Tidak ada yang harus diteduhkan untuk saat ini. Baru saja setengah hatiku melesat kuat di hadapanku. Secara keseluruhan aku kecewa.
Mungkin dia masih marah, aku hanya tidak percaya dia setega itu padaku. Bahkan saat ini aku berniat menjemputnya untuk kembali.
Berhenti saja tidak mau, apalagi ku ajak pulang. 'Eotteokhae? Jebal... geman hajima!'
Hujan semakin lebat. Wanita ini sudah kedinginan. Dia tidak ingin pergi dari tempatnya, hatinya sakit lagi. Air hujan menyatu dengan air matanya.
Kenapa harus aku yang menjadi wanita itu?
Aku terus berdiri. Tuhan... mana hiro yang akan menolongku? Membiarkanku kedinginan itu jahat. Kau memberiku alergi dan aku menahannya sekarang, rasanya sakit.
Setelah beberapa lama...
Terlihat, namun samar. Seperti halusinasi dalam mimpi buruk. Andaikan penglihatanku benar. Apakah mobil yang berhenti di depan itu mobil Taeyong?
Pasti salah. Itu pasti mobil setan yang akan menertawaiku di sini. Sialan-
Aku terus menyusut wajahku dengan telapak tangan yang hampir membeku. Mataku sudah perih, air langit sungguh hambar.
Apa itu dia? Iya, memang dia.
Pria jahatku keluar. Dia kesulitan dengan payungnya. Apa payung itu ingin mati? Membuat pacarku kesusahan!?
Entah angin mana yang membuat payungnya menjadi terbang jauh. Aku hanya mengamati pemandangan tidak jelas ini. Sesat_-
'Angin sialan! Dia jadi kebasahan juga'
Sekarang pria itu merentangkan tangannya. Dia ingin aku berlari ke sana? Sungguh manis. Aku ingin dia yang berlari memelukku. Bukan kebalikannya.
Apa boleh buat. Aku merindukannya, hampir gila. Kakiku melangkah pelan, lama kelamaan menjadi sebuah lari kecil yang bahagia.
Tap... Tap... Tap...
Gep
Ya Tuhan... aku berhasil memeluknya, hiks. Dia membalas dengan mendekap sayang. Jika benar ini bukan mimpi buruk, bagaimana kalau kujadikan saja keberuntungan.
Lama kami berpelukan di tengah hujan. Bahkan hujan tak terasa dingin lagi, di hatiku. Tubuhku tidak. Cairan panas mataku sudah terkuras habis. Aku sangat senang.
"Terimakasih dan maaf... walau kau pergi sejauh apapun. Seumur hidupku, walau kau kecewa dan membuatku sedih. Walau kemana pun kau pergi, aku akan terus mencarimu... " Ucapku masih memeluknya.
Dia diam dan mengeratkan pelukannya. Tentu saja, dia harus merindukanku melebihi apapun.
"Hm, jangan memakai celana pendek, saat keluar rumah! Dan jangan berhenti di tengah jalan kemudian berteriak seperti orang gila," ucapnya, masih kudengar jelas.
Selanjutnya senyumku mengembang, dia tidak berubah. Tidak ada yang berubah dari cara bicaranya. "Taeyong..." Jantungku terasa berdetak lemah, kepalaku juga sangat pening, rasanya aku sudah demam sekarang.
"Taeyong... aku merindukanmu."
Pandanganku mulai buram dan berubah menjadi hitam.
Sialan- Aku tidur dulu-
*mati lampu
Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/150999287-288-k377542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Dirty 2
FanfictionManusia datar Lee Taeyong dan Yihwa pacarnya. Kisah romance 💏komedy🎉 absurd 👍konyol ✌️garing dan receh💸