Chap. 2 [Mamvus]

121 6 0
                                    

Suami... Kak Jiwon, Kakaknya Taeyong dan Kakak Iparku semua dalam bentuk manusia yang bernama Lay datang ke kamar ini.

"Kenapa sayang?" Tanya Kak Lay pada Kak Jiwon yang sedang menatapku tajam.

Setajam silet!

"Lihatlah... Apa yang adikku dan adikmu lakukan?!" Ucap Kak Jiwon.

Kak Lay langsung menoleh, mula-mula dia menatapku tiga detik kemudian melirik ke arah Taeyong dengan tajam.

Setajam siluet juga!

Bagaimana perasaanku setelah tercyduk mampus seperti ini? Woah rasanya sangat bahagia!

Taeyong! Ayo kita lanjutkan membuat anaknya, biarkan Kak Jiwon dan Kak Lay menonton. Siapa tahu hidup kita hanya tersisa hari ini.

Alangkah indahnya jika kita menghabiskan sisa nyawa kita untuk membuat anak di sini.

Aish, aku akan gila!

"Pakai baju dan ikut aku!" Ucap Kak Jiwon.

Huwaaa... Ikut kemana? Ke Mall? Kita akan jalan-jalan shopping? *plak

Kak Jiwon dan Kak Lay sudah keluar dari kamar ini. Aku menggigit ujung selimut sambil memaki apapun yang ada dalam benakku.

"Argh! Sekarang bagaimana? Ini semua salahmu! Apa kau berniat membunuhku dengan cara ini? Kau tega sekali padaku!" Aku mengambil bantal dan memukul-mukulkan pada kepala Taeyong.

"Cepat pakai bajumu. Sepertinya kakakmu marah," si Any*ng datar_-

"Yak, Dia bukan marah lagi! Dia akan membunuhku apa kau tidak tahu? aku adalah adik yang berbakti? Dan hari ini kebaktianku hilang gara-gara tercyduk mesum di kamar ini bersamamu! Aish, aku bisa gila! "

"YIHWA CEPAT!!" teriak kakakku lagi.

Deg-

Itu bukan panggilan alam! Kak Jiwon sudah memanggilku lagi. Aku beranjak mengambil baju dan memakainya dengan cepat.

Taeyong pun  turun dari ranjang dan memakai kembali bajunya. "Hati-hati. Jangan sampai kau mati hari ini..." Ucapnya.

Aku menoleh dengan kebalikan dari senyum. "Aku akan membunuhmu-" Ucapku dengan nada datar.

Em, aku takut. Aku berjalan membuka pintu

'Ceklek'

Kak Jiwon dengan sangarnya sudah duduk di sofa. Aku menunduk, berjalan mendekati, tiba-tiba Kak Lay berjalan cepat melaluiku dan masuk ke dalam kamar Taeyong.

'BLUK!'

Dia menutup pintunya dengan sangat keras membuatku tersentak dan kembali menunduk. Kak Jiwon menghampiri. Entah sudah kesetanan dia langsung menampar pipiku.

'Plak!'

"Ahk!"

"Duduk!"

'glek'

Astaga... Kak Jiwon menamparku!?

Aku menggigit bibir bawahku menahan tangis sambil duduk menunduk di sofa.

"Maafkan aku Kak..."

"Sejak kapan kau berpacaran dengan Taeyong?" Tanya Kak Jiwon yang berdiri dihadapanku.

Aku tak berani menatapnya "Sudah satu bulan..." Jawabku.

I'm sworn! I'm very afraid! She seen very creepy and bad! Today is my dead! Good bye everybody I'm hung- *Plak!

Ini waktunya serius! Aku tidak ingin memaki atau membuat lelucon lucu saat Kakakku baru saja menampar pipiku. Ini pertama kalinya dia memukulku.

"Kau melakukannya?" Tanyanya lagi.

Aku diam tak menjawab. Tanganku meremas sofa yang kududuki, sambil terus menunduk kuharap kakakku tidak memberi tahukan kejadian ini pada Ibuku.

Aku tahu aku salah, tapi tak kukira Kak Jiwon akan sangat semarah ini. Mungkin karena aku tercyduk langsung di depannya?

Argh! Bagaimana nasibku?

"JAWAB!!"

Ya ampun... Dia membentakku... Huwa-

"A-aku t-tid-"

"Lihat ke arahku saat kau berbicara! Jawab dengan benar! Ku kira bicaramu sangat lancar sebelumnya! Kau melakukannya atau tidak?!"

Dia memang bertanya padaku, namun rasanya sangat sakit saat kakakku berteriak padaku, apa dia semarah itu? Bagaimana tidak, melihat adiknya sendiri tengah telanjang bersama pria.

Dan itu adik iparnya.

Perlahan ku angkat wajahku air mataku sudah terbendung karena penyesalan ini, aku menyayangimu Kak... Maafkan aku membuatmu semarah ini

"Iya, aku melakukannya," akhirnya aku mengaku.

'PLAAK!!'

"Ah!"

Dua kali_-

Wajahku terbuang kesamping bersamaan dengan tamparan keras dari tangan Kakakku, air mataku meleleh membasahi pipiku, ini semakin buruk! 

"Siapa yang mengajarimu untuk berbuat seperti itu? Aku? Ku kira dengan melarangmu untuk bermain keluar dengan pria kau akan tetap aman di rumah! Nyatanya? Aku tak mengerti! Kau berani sekali berbuat mesum di rumahkuu!" teriaknya.

Dadaku sesak... Dia berteriak padaku... Hiks... Ini pertama kalinya...

Aku memegang tangannya namun dia tepis, betapa sakitnya saat tanganku ia tolak. "Kakak... Maafkan aku, aku benar-benar menyesal. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku sekarang? Maafkan aku membuatku marah... Maafkan aku  Kak... Hiks... Aku benar-benar menyesal..."

"Kau harus pergi dari rumah ini!"

Tbc..

Romantic Dirty 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang