A

64 5 0
                                    

"Yihwa, aku mencuci celana dalammu karena basah kehujanan tadi." bisiknya.

Setelah kata-kata itu masuk dan menyerap diotakku, tidak ada yang harus ku lakukan selain membuka mata dan bertanya 'mencucinya pakai sabun apa?' *plak

TIIIDAAKK!

"Lee Taeyong!" jeritku bangun dan *jeduk!

"Ahh!" dia memegangi keningnya yang baru saja tak sengaja ku sundul.

Aku juga sama, astaga! Bumi berputar memang nyata! Kepalaku pusing_-

Taeyong turun berjongkok kemudian kepalanya ia tenggelamkan di atas kasur. Mungkin dia juga pusing? Aish, maafkan aku.

Dia mengangkat wajahnya perlahan dan membuat gerakan memotong leher ke kanan dan ke kiri. Sambil memejam, tidak hilang ingatan 'kan?

"Kau baik-baik saja?" tanyanya.

What the f*ck?

"Apa yang kau bicarakan tentang celana dalamku?!" tanyaku syok.

Dia masih berjongkok di lantai. Kemudian naik dan duduk di dekat kakiku. "Itu mantra agar kau bangun," Jawabnya.

Mantra? Itu lebih terdengar seperti pelecehan terhadap barang pribadiku_-

Aku bernafas lega, syukurlah itu hanya sebuah lelucon yang hina. Sungguh dia pembuat lelucon yang buruk dan tidak imaginatif.

Aku melihat sekeliling kamar ini. Kamarnya sangat besar. Terdengar dari gosip pagi yang Kak Lay dan Kak Jiwon bicarakan. Neneknya Taeyong adalah seorang pensiunan Dokter yang kaya raya.

Selimut lembut kutarik sampai atas pahaku. Taeyong ikut membantu merapikan selimutnya di atas kakiku. Dia sedang menjadi malaikat sekarang, dua menit kemudian akan jadi setan jenis apa dia?

Baiklah, selesaikan masalahmu hari ini Yihwa. "A-aku hanya ingin memastikan ini. Aku akan bertanya agar selanjutnya aku tahu apa yang harus ku lakukan. A-apa kau masih marah?" tanyaku.

Ya... Kalau dia masih marah, hidupku tidak akan tenang. Hanya ingin tahu saja, apa aku masih bisa melawannya seperti kemarin? Rasanya sangat tidak enak mengatainya brengsek secara langsung.

Taeyong menaikkan sebelah kakinya, berhadapan denganku. Mari tunggu jawabannya setelah dia menghela nafas ringan.

"Aku berhenti marah semenjak tidak melihat wajahmu selama 12 jam pertama." Jawabnya. Astaga, aku senang. Dia setan datar tipe ngerdus_-

"Kalau begitu, menjadi baik yaaa..." pintaku sehalus mungkin.

Dia diam dan menatapku. 'Aku bercanda, lanjutkan kejahatanmu padaku agar hidupku lebih singkat dari waktunya.'

"Secara tidak langsung kau mengataiku jahat. Aku akui, itu memang diluar kendali. Lalu, bagian mananya yang harus menjadi baik?" Jawabnya.

"Jangan cemburuan!"

"Kecuali itu, aku tidak bisa." Ucapnya. Aish-

"Kau harus bisa. Janji padaku,"

"Caranya?"

"Percaya saja padaku. Setelah semua ini, aku sangat menginginkanmu lebih dari apapun. Janji padaku jangan seperti kemarin..." ucapku melas. "... Aku benar-benar ketakutan setengah mati," lanjutku.

Dia menaruh tangannya di atas kepalaku. "Kau takut kehilangan seseorang yang menyakitimu?"

"Iya. Aku banyak takut akhir-akhir ini,"

Dia melepaskan tangannya dan membawaku ke dalam pelukannya. Tangannya melingkar di punggungku. Aku hanya diam bahagia dipeluk lagi seperti ini. Emmh😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romantic Dirty 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang