Chap. 38 [Jungkook Is Evil]

35 3 0
                                    

Dia duduk di atas mejaku.

"Kenapa belum pulang sunbae?"

Karena di rumahku tidak ada Taeyong! Dia kabur! Itu saja tidak tahu! Sebagai salah satu penghancur hubunganku seharusnya kau tahu!

Berusaha abaikan, dan memasukkan satu per satu alat tulisku dengan sebal.

"Sunbae, apa kau sudah membaca surat ini?"

Dia kembali membuka remasan kertas itu. Heh' abaikan saja. Jangan sampai mulutku terbuka sia-sia.

"Sunbae, ini apa tulisannya?" merengek.

So' imut vangsat_-

Aku berdiri tapi dia dengan cepat menekan kedua pundakku menjadi duduk kembali, dan, apa dia gila?

Blug!

selanjutnya dia turun dan mendorong meja sampai mendesak ke tubuhku. Astaga gunungku hampir tergencet!

"Yak! Apa yang kau lakukan? Kau sudah gila?" Ucapku setengah marah.

Dia tersenyum tanpa dosa dan menunjuk-nunjuk tulisan di surat itu. "Sunbae, ini dibacanya apa? Tulisannya sangat jelek. Aku tidak mengerti,"

"Tarik kembali meja ini! Tubuhku bisa penyet!"

Sial! Aku tidak bisa keluar! Dasar makhluk sialan pengganggu.

Dia menghela nafas. merendahkan tubuhnya, mungkin dia berdiri dengan lutut untuk menyeimbangkan tingginya denganku.

"Sunbae, ini dibacanya apa? Dan artinya apa ya? Aku bodoh dalam bahasa asing. Beritahu aku ne?"

Aku memalingkan wajahku. Astaga, semakin dekat, wajahnya semakin imut. Walaupun imut, aku semakin sebal.

Entah, hanya dia orang imut yang ku sebal.

"Sunbae..." nada manja,

Ingin bunuh diri boleh? Astaga imut- tapi tidak boleh! Imut nya beda, ini imut sialan.

"Sunbae, apa artinya tulisan ini?" nada manja.

"Sunbae, sudah sore. Apa tulisan ini?"

"Sunbae... "

"Sun, sunbae..."

"Yihwa, sunbae..."

"Sun-"

Shit- astaga kutil Iron Man! Siluman kuda liar!

"ITU DIBACANYA I LOVE YOU DAN ARTINYA AKU MENCINTAIMU JEON JUNGKOOOOOK!!! Hh...hh...hh..."

Dia tersenyum! Mengarahkan tangannya ke atas rambutku dan mengacak lembut di atas sana. Astaga! Pipiku panas!

"Terimakasih sudah membalas cintaku sunbae. Aku mendengar jelas teriakanmu hari ini..."

"Apa?"

"Jadi? Sekarang kita resmi berpacaran? Ah, senangnya..." dia berdiri.

Dengan mudah aku mendorong meja dan berdiri keluar. "Apa katamu?"

"Kau bilang kau juga mencintaiku..."

"Kapan? Ha? Aku hanya membaca dan mengartikan tulisan jeleknya! Bukan-"

Dia berhambur memelukku dengan bahagia, kemudian melepaskannya lagi.

Astaga, jantungku sedikit aneh_-

"Jangan diteruskan. Aku sedang bahagia saat ini. Aku pulang dulu ya, sunbae..."

Dia berlalu dari hadapanku. Sempat mematung karna dia berbisik sesuatu. "Kancingnya? Tidak jadi di buka? Kalau jadi, aku akan menunggu di sini dulu..."

Hehe. Bunuh tidak, ya?

"Kemarilah, aku ingin melihat wajahmu!" Ucapku.

Dia berjalan mundur kembali dengan sumringah. "Kenapa?"

"Aku ingin menonjok wajahmu,"

Buk!

"Ahk!"

[Di sisi lain] - [Author pov]

Taeyong memarkirkan mobilnya di halaman rumah besar nan mewah milik Neneknya. Ia baru pulang sekolah, semalam ia menginap di Apartemen lamanya.

Keluar dan masuk rumah.

Ceklek!

Terlihat seorang pria dengan es krim stik di tangannya menatap tidak percaya pada sosok yang baru saja masuk ke rumah itu.

"Hyung... Kenapa kau ke sini? Padahal aku tidak merindukanmu..." Ucapnya menghampiri Taeyong.

"Kapan kau pulang? Kenapa tidak memberitahuku? Kenapa malah di sini?" tanya Taeyong tak kalah terkejut.

Pria yang usianya lebih muda dari Taeyong itu berlari dan memeluk Kakaknya. "Hyung! Aku sudah lulus Smp, dan aku ingin melanjutkan sekolah di sini saja. Aku bosan tinggal dengan para bule seksi..."

Taeyong dipeluk dengan sangat erat.

"Taehyung, lepaskan. Aku masih normal walaupun kau adalah adikku!" Ucap Taeyong.

"... Maaf, aku sudah seminggu di sini. Nenek melarangku memberitahumu. Dia bilang kau mulai durhaka dan jarang berkunjung ke sini."

"Nenek bilang begitu? Mana dia sekarang?"

"Tidur,"

Taeyong tertawa lucu. Ia sedikit rindu dengan pria muda di hadapannya. Setidaknya Taeyong lebih menyukai Taehyung dari pada Lay.

Berpisah 3 tahun karena Taehyung memutuskan tinggal dengan pamannya di Milan.

"Aku ingin mandi dulu." Ucap Taeyong.

Taehyung mengangguk. "Ayo kita mandi bersama lagi. Aku juga belum mandi sejak datang ke sini. Korea lebih dingin ternyata..."

"micheoseo? Kau dan aku sudah besar. Mana bisa mandi bersama!"

"Kalau begitu kau harus memandikanku,"

"Taehyung..." Ucap Taeyong datar memegang pundak adiknya.

"Apa?"

"Es krim-mu meleleh, ingin ku tendang?" lanjutnya.

Taehyung bergidik ngeri dan cengir ia tahu persis seperti apa tendangan yang dikatakan Taeyong. Pantatmu akan patah jika terkena 3 kali tendanganya.

"Hyung!"

"Apa lagi_-"

"Ku rasa... kita harus mandi sendiri- sendiri mulai sekarang."

"Adik pintar_-"

Tbc...

Romantic Dirty 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang