Chap. 30 [BALAPAN Bersama SETAN]

37 3 0
                                    

Damnable... pria di sampingku.

Semua mobil is the car sudah berjajar di garis star. Dengan kaca mobil terbuka, terpampang nyata di sebelah mobil kami adalah mobilnya Bambam.

Bambam tersenyum padaku, namun ku balas dengan senyum getir. Aku sangat takut sekarang. Nyawaku divonis terancam lagi.

"Pegangan yang kuat! Jangan sampai tubuhmu terpental keluar dan terlindas mobil lain," ucapnya.

"Terimakasih telah mengkhawatirkan tubuhku." ucapku.

Runtuyan kata yang keluar melalui mulutmu sangat pengap untuk didengar sayangku. Terlindas adalah kata yang sialan untuk dipikirkan.

"Kita akan mulai..."

"Bawa mobilnya pelan-pelan saja ya," pesanku.

"Jelaskan saja yang kupinta nanti, urusan mobil bukan urusanmu!"

"Tapi, menjelaskan bukan dengan cara seperti ini. Kita bisa bicara baik-baik,"

"Banyak protes,"

"Kenapa dengan nada bicaramu?! Marah sewajarnya saja, menyebalkan."

"Sangat wajar. Sampai aku ingin menghajar pria yang bersamamu."

Menghajar Jungkook? Hajar saja, aku tidak perduli. Kalau perlu bunuh saja agar kau tertangkap dan membusuk di sel. Menjenguk satu kali seminggu sudah lebih dari cukup.

Betapa kerennya mempunyai pacar pembunuh, haha. Damn it_-

Taeyong menyalakan mesin mobil dan memacu-macu gas-nya. Ia menatap pokus jalanan, bisa-bisa jalanan dibuat hangus karena tatapannya.

Speaker: 🔈"ARE YOU READY???"

No! No! No! Mereka gila? Aku sama sekali tidak siap!

Speaker: 🔈 "Satu...."

Satu? Satu satu aku sayang ibu! Mereka gila? Kubilang aku tidak siap! Huwaaaa.

Speaker: 🔈 "Dua..."

Dua? Dua dua aku sayang ayah! Ayaaaaaah, tolong gadis kecilmu, huwaaaa. Aku takut!

Speaker: 🔈 "Tigaaaa!"

BRUUUUUUM!!

Heuuu- blusshh-- brrrrrrum-

D-dia kerasukan setan! Mobilnya seperti melayang! Mataku dibuat terbelalak 10 detik sampai akhirnya tidak kuat dan menutup.

"YIHWA! CEPAT KATAKAN SESUATU!"

Aku mendengar teriakannya, perpaduan teriakan datar dengan suara-suara mobil yang sedang balapan. Jelas sekali, pikiranku tidak karuan. Kemana jatuhnya jantungku?

Menutup telinga dan mataku rapat-rapat sambil menunduk, jalanan terlihat sangat singkat dan cepat. Jantungku berdebar kencang dan semakin kencang.

Meledak!

"YIHWA CEPAT!!"

Aku membuka mata dan ini semakin buruk, hampir saja Taeyong menyepet mobil lawannya. Aish, jantungku copot!

Aaaa- Ayah, aku takut! Aku mau pulang! Aah! Ibu, kepalaku pusing! Terkutuk kau 'PigMan'

"CEPAT BICARA!!"

Diam!

Aku sedang menahan takut di sini! Bajingan gila. Aku harus mengatur nafas agar tidak pingsan. Dan... hh... nafasku mulai tersengal.

"JELASKAN YANG AKAN KAU JELASKAN PADAKU!! KENAPA DIA MEMELUKMU??"

Berisik!

Membuka mataku, menutup lagi, membuka lagi, menutup lagi. Hh... hidupku terlalu dramatis untuk mati sekarang. Bernafas saja susah apalagi kalau harus bercerita sekarang!

Mengertilah... aku takut.

Aku harus melompat dari sini💢

"AKU AKAN MEMBUNUH PRIA ITU JIKA KAU TIDAK MAU BICARA!!"

Hh... Kepalaku sakit. Menaikkan kakiku ke atas dan memeluk lututku. Wajahku tenggelam di atasnya. Ini tidak jauh berbeda dengan pembunuhan secara tidak langsung.

"YIHWA! JANGAN MENGHABISKAN KESABARANKU! CEPAT BICARA!"

Bicara kemudian mati?

Menghukumku sampai seperti ini. Dia sangat keterlaluan, aku benci. Masih mending aku tidak mengganggu dengan menangis jerit di hadapannya.

Sial, aku menangis.

"KAU BENAR-BENAR GADIS BISU YANG MEMBUATKU KESAL!!"

Katakan apapun Taeyong... Aku membencimu kau sangat menyeramkan! Kau seperti setan! Aku membencimu... hiks...

CEKIIIIIIIIIIIIIIIIT💨💨💨

Bruuuum!

"HEI, KENAPA KAU BERHENTI BALAPAN? KAU TERLALU KAYA?HAHA!!"--Mobil lain.

Bruuuum💨

"Dia tidak mau bicara, sial!" umpatnya memukul stir.

Entah aku masih sadar atau masih gila. Mobil Taeyong yang asalnya melesat pesat paling pertama, kini berhenti dan mobil lain mulai melaju meninggalkannya.

Kenapa juga menginjak rem-nya?

"Aku harus membayar 10 juta untuk pesta malam ini karena berhenti menyetir," Dia tertawa sarkatis dan mematikan mesin mobilnya. "Menagislah sampai mati, kau baru saja membobol rekeningku."

"Hiks... kau jahat,"

Dia mengetuk'kan jari telunjuknya di atas stir. "Kau mengabaikan beberapa pertanyaanku tadi. Bodoh,"

"Hiks... aku takut makanya diam. Kau tidak mengerti perasaanku," belaku.

"Perasaanmu? Bagaimana dengan perasaanku? Luruskan kakimu!" titahnya.

Tbc...

Romantic Dirty 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang