---
1 tahun kemudian.
.
.
.
.
Gue lagi duduk di sebuah bangku taman memperhatikan seseorang jauh disana yang kayaknya lagi nunggu orang lain juga. Tapi yang jelas, bukan nunggu gue.
Gue mengalihkan pandangan ke tempat lain. Tapi pandangan gue balik lagi ke tempat tadi. Gue ga bisa lengah sama orang itu. Rasa takut masih merasuk kedalam tubuh gue.
Gue duduk jauh di belakangnya. Jadi ya.. Gue rasa dia ga akan lihat gue. Gue melihat seseorang yang dia tunggu tunggu baru aja dateng. Gue ga perlu lihat, tapi gue tau mereka tersenyum. Lalu mereka ciuman singkat di depan gue. Singkat, tapi ga singkat buat membakar hati gue.
Gue menarik nafas dalam dalam, memasukan jari gue kedalam sela sela kacamata hitam dan mata gue. Gue kembali melihat kedepan gue, tetapi mereka hilang.
Gue menoleh ke kiri, kanan, dan belakang tapi ga menemukan mereka lagi. Mungkin sekarang gue biarin aja kehilangan mereka dulu. Tapi engga lain kali. Meskipun kalo gue ketemu mereka juga gue cuma bisa ngumpet seperti orang asing.
They are a lady and a boy. I dont know, i just can call her as a lady.
And the lady, was my baby.
.
.
.
---
.
.
.
Sekarang, gue ngeliat dia sendirian halte bus. Gue rasa sih bukan karena nunggu bus. Udah terlalu banyak bus yang lewat dan ga di naikin dia sama sekali. Dia nunggu orang kayaknya tapi ini hujan.
Gue menatapnya dari dalam cafe yang ga jauh dari halte itu. Andai gue bisa bawa lo masuk ke dalem sini, bikinin lo teh anget dan tertawa sama lo disini. Gue harap.
Gue memutar otak. Gue mengambil 2 payung di belakang dan keluar cafe ini menembus hujan. Gue liat dia berdiri gelisah, dia kaya gini aja gamau duduk.
Gue meletakan payung satunya di bangku. Dia bahkan ga engeh sama kedatangan gue. Gapapa, gue bersyukur. Gue sengaja memukul pelan bangku tadi supaya dia liat kalo ada payung disini. Lalu gue pergi ninggalin dia balik ke cafe.
Gue menoleh ke belakang, sial. Dia tiba tiba di jemput pake mobil dan dia ga menoleh sama sekali gara gara suara yang gue buat tadi.
Gue bodoh.
Gue seharusnya ga ngelakuin hal sia sia ini.
Gue sakit hati.
Kecewa.
Rasanya mau marah, tapi ngga bisa.
Gue balik ke bangku tadi dan mengambil payungnya. Lalu gue balik ke dalem cafe.
.
.
.
---
.
.
.
Gue melepas selimut gue dan bangun dari tempat tidur. Gue mengambil sebuah bingkai foto kecil dibalik bantal yang selalu gue simpan disitu.
"Good morning, beautiful." ucap gue pelan menatap foto di dalam bingkai itu.
Gue mengambil handuk lalu mandi. Selesai mandi, gue memasang jeans dan kaos putih polos gue. Gue menyiapkan beberapa keperluan gue buat gue bawa. Lalu gue keluar dari rumah kecil ini dan jalan menuju halte.
YOU ARE READING
Mine 2 (A Greyson Chance Love Story)
FanfictionDia menghilang. Greyson menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun. Jelas, hal itu membuat Caiza panik di saat dilema melanda perasaannya dan jarak yang jauh membuat segalanya terasa lebih sulit. Tapi tiba tiba, Greyson kembali dan membuat Caiza mar...