Part 76

2.4K 163 20
                                    

---

Baju gue bahkan ikut basah ketika Caiza memeluk gue.

Gue panik maksimal.

Gue juga bisa mendengar suara giginya yang bergetar gara gara menggigil.

Gue membawa Caiza ke kamar mandi dan langsung nyalain shower air hangat. Sayang aja gaada bathtub.

Gue dan Caiza sama sama berada di bawah shower sambil dia memeluk gue tanpa lepas. Dia ga berbicara apa apa, hanya berusaha menetralkan suhu tubuhnya sendiri.

Greyson Greyson, tega banget lo bikin orang yang lo sayang jadi kaya gini.

"Baby I'm sorry.." ucap gue merasa bersalah. Seharusnya gue ga ninggalin dia dengan cuaca buruk kaya gini.

Ya Tuhan..

Rasanya seluruh amarah gue hilang liat dia memeluk gue ke dinginan seperti orang sekarat. Rasanya gue malah marah sama diri gue sendiri karena udah begitu jahat sama dia. Semarah marahnya gue seharusnya gue tau situasi.

Gue sama Caiza sama sama basah kuyup. Caiza masih memeluk gue seperti orang takut sendirian dan ga mau melepas gue. Dia pasti masih kedinginan banget.

Gue menarik kepalanya dan menatap wajahnya sebentar. Matanya tertutup dan dia masih sedikit menggigil.

"I'm so sorry.. I shouldn't leave you like that.." Caiza memeluk gue erat. Gue rasa dia masih belum tenang..

.

Gue memperhatikan Caiza duduk sambil meminum teh hangatnya. Dia keliatan lucu dengan rambutnya yang di sanggul dan dia keliatan tenggelam gara gara sweater tebal dan besar punya gue yang dikasih sama kakek dulu.

Gue menyentuh wajahnya dengan telapak tangan gue.

"Are you alright?" tanya gue. Caiza hanya mengangguk pelan. Dia belum mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya semenjak dia masuk tadi. Gue khawatir dia sakit abis ini..

"Are you warm enough?" tanya gue pelan. Caiza hanya melirik gue yang berdiri di depannya lalu mengangguk.

"But I am cold..:( Hug me?" ucap gue manja ke Caiza. Dia lalu meletakan gelasnya di meja dan bangun memeluk gue hangat.

She is so cute.

"You were dying.." ucap gue mengelus rambutnya yang masih basah. "Are you mad at me?" tanya gue menatapnya

Caiza menggeleng dan menatap gue seakan dia nanya balik. "Not anymore" jawab gue. Kembali memeluknya. Gue mencium keningnya berkali kali.

Gue bisa ikut sekarat kalo liat dia sakit kaya tadi. Gue ga mau liat Caiza kaya gitu lagi..

"Aku sayang kamu Za, sayaaanggggg banget" ucap gue mencium rambutnya gemas. Caiza ga menjawab.

"Kamu laper ga?" tanya gue menatapnya. Caiza mengangguk pelan. Gue rasa dia mau sakit deh, dari dulu kalo dia mau sakit selalu kaya gini tanda tandanya.

"Bubur instant mau ya? Aku cuma ada itu.." jawab gue. Caiza hanya mengangguk.

Gue pun buatin dia bubur instant yang gaada semenit udah jadi. Gue lalu mulai nyuapin dia.

"Suka ga?" tanya gue menatapnya. Dia hanya diam ga memberi jawaban. Masa udah instan ga enak, berarti gue ga bisa dong bikinnya-_-

"Aaaa lagi" gue memasukan sendok ke mulutnya.

"Za, kamu jangan diem aja dong.. Aku kaya ngomong sama patung tau._." kata gue. Dia hanya melirik gue.

Setelah beberapa suap..

Mine 2 (A Greyson Chance Love Story)Where stories live. Discover now